Teman-teman blogger tentu pernah mengalami macet dalam menulis. Bingung mau menuliskan apa. Padahal, begitu banyak hal kejadian atau peristiwa yang bisa dituliskan. Namun, karena otak serasa macet, maka sulitlah keluar kata-kata indah dari jari jemari kita yang lentik.
Setiap penulis, pasti merasakan itu. Ada saja hal yang membuatnya tiba-tiba macet dalam menulis. Hal ini dikarenakan, pikiran belum sejalan dengan jari jemari tangan. Bila anda mengalami akan hal itu, maka segeralah banyak membaca tulisan orang lain. Dari sanalah akan mucul ide cemerlang yang membuat kita berkata kepada diri sendiri, “AHA Inilah yang aku cari!”
Penulis yang baik adalah pembaca yang baik. Pembicara yang baik jelas pendengar yang baik pula. Bisakah seseorang itu disebut penulis hebat tanpa menjadi pembaca? Bisakah pula seorang pembicara yang baik tidak menjadi pendengar yang baik? Menurut saya, rasanya sangat sulit. Sebab keduanya mengalami keterkaitan dalam prosesnya. Tak ada menulis tanpa membaca. Setidaknya, si penulis itu telah membaca tulisannya sendiri. Kalau hanya seperti itu, anda akan hanya menjadi seorang penulis untuk diri anda sendiri. Pembaca pun pada akhirnya akan membuang jauh-jauh tulisan anda.
Pernah dalam acara kompasiana Mountly Diksusi (MODIS) di hotel Santika Jakarta, seorang kompasianer bertanya kepada kang Taufik Miharja, Direktur Kompas.com. Pertanyaannya adalah bisakah menulis tanpa membaca? Pertanyaan yang menyentil itu sampai saat ini masih tersimpan di dalam kalbu.
Menulis memerlukan sebuah proses. Proses yang paling penting dilakukan oleh seorang penulis adalah membaca. Membaca apa yang sedang terjadi di sekitarnya, dan menjadikan tulisannya menjadi berita atau informasi. Informasi yang tentu bermanfaat bagi para pembaca.
Bila tulisan itu bermanfaat bagi para pembaca, maka akan ada respon yang diterima oleh pembaca. Respon itu bisa berupa menuliskan tanggapan atau komentar pada blog, atau pembaca akan mengulang kembali tulisan anda dari awal sampai akhir berkali-kali, karena tulisan anda begitu menginspirasi.
Ketika ide menulis macet, maka itulah saatnya anda harus beristirahat sejenak, dan membiarkan pikiran anda menerawang jauh dalam menemukan ide yang cemerlang. Bila itu tak bisa dilakukan juga, maka bersilahturahmilah dengan para penulis hebat lainnya, dan bacalah tulisan mereka. Pastilah akan banyak ditemukan butiran-butiran emas di ladang subur yang menggemaskan. Percayalah!!!.
Salam Blogger Persahabatan
Omjay
8 thoughts on “Ketika Ide Menulis di Blog Macet”