SINOPSIS DI COVER BELAKANG
MENJADI GURU TANGGUH BERHATI CAHAYA
Guru tangguh berhati cahaya adalah guru yang tak pernah mengenal kata putus asa. Selalu optimis menghadapi tantangan kehidupan. Baginya pendidikan adalah sebuah tantangan yang harus dihadapi, dan tak perlu lari untuk menghindarinya.
Buku ini dapat menjadi sebuah buku motivasi untuk para guru. Buku ini sebenarnya menjawab kegelisahan seorang guru yang ingin bangsanya maju. Namun tidak sedikit ditemui guru-guru bermental pengeluh dan miskin inovasi. Oleh karena itu, buku ini mencoba mencari solusi dari problematika guru yang dihadapinya.
Buku ini dapat menjadi penghilang haus dahaga dunia pendidikan kita. Berusaha untuk menjadi penyemangat agar para guru terus belajar sepanjang hayat dalam menghadapi peserta didik yang melek digital; membuat guru mampu menjadi pemandu bagi para peserta didiknya dalam menemukan ilmu-ilmu baru di bidang pendidikan.
KATA PENGANTAR
Buku ini dapat menjadi sebuah buku motivasi untuk para guru. Sebuah pengalaman pribadi selama menjadi guru saya tuliskan, dan berharap dapat berbagi pengalaman dan pengetahuan. Dengan begitu para guru menjadi tangguh dan pantang mengeluh.
Buku ini sebenarnya menjawab kegelisahan seorang guru yang ingin bangsanya maju. Namun tidak sedikit ditemui guru-guru bermental pengeluh dan miskin inovasi. Oleh karena itu, buku ini mencoba mencari solusi dari problematika guru yang dihadapinya.
Dengan membaca buku ini, saya berharap banyak guru mau berubah, dan meninggalkan cara-cara lama. Guru harus berani hijrah ke cara-cara yang membuat dirinya menjadi guru yang menyinari dunia, dan seperti mata air yang tak pernah habis diambil airnya.
Akhirnya, semoga buku ini dapat menjadi penghilang haus dahaga dunia pendidikan kita. Berusaha untuk menjadi penyemangat agar para guru terus belajar sepanjang hayat dalam menghadapi peserta didik yang melek digital. Guru harus mampu menjadi pemandu bagi para peserta didiknya dalam menemukan ilmu-ilmu baru di bidang pendidikan.
Jakarta, 30 September 2011
Penulis
Wijaya Kusumah (Omjay)
http://penerbitindeks.blogspot.com/2011/11/menjadi-guru-tangguh-berhati-cahaya.html
SINOPSIS BUKU
MENULISLAH SETIAP HARI DAN BUKTIKAN APA YANG TERJADI
“MOTIVASI & KIAT MENULIS SETIAP HARI : Vitamin untuk Penulis, Guru, Mahasiswa dan Siswa”
Menulislah setiap hari. Itulah yang Omjay lakukan semenjak menjadi seorang blogger. Omjay menjadi rajin menulis setiap hari di internet melalui blog. Apalagi setelah bergabung diblog keroyokan atau jurnalis warga http://kompasiana.com, Omjay lebih gila lagi dalam menulis setiap hari.
Ternyata menulis setiap hari dahsyat sekali hasilnya. Lebih dari 1000 artikel tercipta begitu saja. Beberapa postingan itu, omjay masukkan dalam buku ini untuk memotivasi anda agar mampu menulis.
Bisa menulis bukanlah bakat, sebab menulis adalah keterampilan yang bisa dilakukan oleh siapa saja. Bila anda rajin menulis setiap hari, maka jangan kaget bila anda akan terbiasa menulis.
Kegiatan menulis yang awalnya alamiah akan berubah menjadi ilmiah dengan inkubator yang bernama BLOG.
Blog di internet telah menjadi alat rekam yang ajaib saat ini. Mengapa anda tak menggunakannya untuk menulis setiap hari?
Menulislah setiap hari, dan buktikan apa yang terjadi.
PENGANTAR PENULIS
Semula saya tak percaya bisa menulis setiap hari. Namun karena saya memiliki komitmen tinggi untuk menulis setiap hari, maka lahirlah tulisan-tulisan yang tak pernah sepi dari pembaca. Dengan konsistensi yang tinggi pula saya berupaya keras untuk menulis dengan gaya bahasa saya sendiri. Tidak copy paste dan meniru gaya orang lain menulis.
Alhamdulillah, dari proses yang alamiah itu, tulisan saya banyak dibaca oleh orang banyak melalui media blog di internet, khususnya di http://kompasiana.com/wijayalabs. Dengan blog tulisan-tulisan saya tersebar dengan cepat ke seluruh penjuru dunia. Apalagi dengan adanya facebook, dan twitter membuat tulisan saya semakin banyak terdistribusi melalui dunia maya. Sesuatu yang awalnya alamiah itu, kini menjadi ilmiah.
Siapa sangka, seorang guru yang dulunya tak bisa menulis kini sudah mampu menulis ilmiah karena melakukan proses menulis setiap hari. Dengan menulis setiap hari ada pesan yang disampaikan kepada khalayak ramai, setidaknya orang tahu bahwa hari ini saya masih diberi nafas oleh Tuhan pemilik langit dan bumi melalui blog pribadi di https://wijayalabs.com.
Akhirnya, saya persembahkan buku menulis setiap hari ini kepada khalayak ramai, dan semoga bermanfaat. Tak lupa saya mengucapkan terima kasih kepada mbak Abdah Khan dan Mas Juan yang telah mau dengan sukarela mengedit tulisan-tulisan saya ini menjadi renyah, dan enak dibaca. Tak lupa pula saya ucapkan terima kasih kepada istri dan anak-anakku. I love you all.
Penulis
Wijaya Kusumah (Omjay)
Salam Blogger Persahabatan
Omjay

https://wijayalabs.com/wp-content/uploads/2012/08/buku-menulis.jpeg
Assalamu álaikum wr. wb.
Om Jay, perkenalkan, saya Ridwan. Mantan Pemimpin Redaksi sebuah majalah yang cukup terkenal di Indonesia.
Hampir 3 tahun saya keluar dari pekerjaan dan sekarang mengembangkan bisnis sendiri. Tapi bisnis saya sudah tidak ada hubungan lagi dengan dunia menulis.
Sudah lama juga saya gak menulis, baik menulis catatan ringan atau menulis artikel. Saya selalu berusaha mencoba membiasakan menulis tapi semangat saya selalu drop. Paling bertahan tiga hari, setelah itu, malas lagi nulis. Buka laptop cuma lihat 3 web aja, Tempo, detik dan kompas.
Berbagai buku ttg menulis saya buka-buka lagi, saya beli lagi, hanya demi satu tujuan: saya mau menulis lagi. Tapi susahnya minta ampuuun!
Dan salah satu buku yang baru saya beli adalah bukunya Om Jay, “Menulis Setiap Hari dan Buktikan Apa yang Terjadi.”
Membaca buku ini, saya merasa pas banget dengan apa yang saya cari, bagaimana menumbuhkan semangat menulis lagi dalam diri saya. Alhamdulillah, ’sesuatu benget’ bagi saya. Buku ini jadi bikin saya bergairah kembali menulis. Meskipun saya tahu beratnya minta ampun berkomitmen kepada diri sendiri. Saya pikir, kalau Om Jay yang sibuknya luar biasa saja bisa, mengapa saya yang kesibukannya hanya sekedarnya saja tidak bisa? So, saya harus bisa. Sayang sekali kemampuan menulis saya harus tersia-sia hanya karena saya tidak bekerja lagi di dunia pers.
Karena itu, terima kasih, OmJay. Tulisan Anda benar-benar menjadi inspirasi bagi saya, dan saya yakin buku Anda wajib dimiliki siapa pun yang ingin menjadi penulis produktif seperti Om Jay.
Selamat Berjuang.
Salam
Ridwan Malik.
======================================================
Prakata Kang Pepih Nugraha di Buku Yuk Kita Ngeblog
Untuk jadi keren jaman sekarang gampang. Nggak perlu keren karena punya mobil balap, nggak perlu keren karena punya sepeda motor bagus, nggak perlu keren karena punya gadget terbaru. Sekarang kalaiu mau keren, ngeblog aja. Hah, apa kerennya ngeblog?
Simak saja Omjay, blogger Kompasiana yang bukunya sedang kamu baca ini. Apa nggak keren tuh Omjay? Sudah jadi pendidik yang pasti banyak amalnya, guru yang pasti banyak ilmunya, masih juga mau berbagi cara-cara ngeblog yang baik dan benar. Keren, bukan?
Jaman sekarang harusnya anak-anak muda seusiamu punya prinsip dalam urusan ngeblog. “Aku ngeblog, maka aku ada”. Begitu dong prinsip yang harus dianut. Kenapa? Karena kalau kamu punya blog, berarti kamu harus mengisi blog itu agar tetap baru, bukan? Kalau punya blog, hanya ada beberapa kegiatan yang bisa kamu lakukan, bisa upload teks, foto, atau video. Mana yang lebih keren dari ketiganya? Semua keren.
Dulu, blog memang hanya berisi teks semata. Artinya kamu harus menulsi artikel, catatan perjalanan, atau bahkan catatan harian dalam bentuk teks. Sekarang, kamu yang suka fotografer atau hunting peristiwa lewat handy camera, bisa juga melakukannya. Simpanlah tulisan, foto, dan videomu di blog, dan itu akan abadi selamanya. Tentu saja isi (konten) blogmu harus sesuai norma dan etiket yang berlaku.
Selain menunjukkan siapa dirimu, kegiatan ngeblog bisa berarti mendokumentasikan kegiatan dan karyamu dalam dunia maya (online). Karena kamu menyimpan karyamu di blog, maka orang lain di seluruh dunia ini bisa melihat karyawamu. Kalau kamu hanya menunjukkan karya yang ecek-ecek dan tidak bermanfaat, maka pembaca tidak akan melirik blogmu. Sebaliknya jika kamu hanya mempostingkan tulisan-tulisan yang bermanfaat, niscaya orang akan berterima kasih kepadamu.
Zaman sekarang, kalau mau menghibur teman dimanapun cukup menampilkan video atau musik saja, bisa juga suaramu, bukan? Itu bisa kamu lakukan hanya dengan ngeblog.
Omjay, lewat bukunya ini, sekali lagi membuka mata dan hatimu mengenai pentingnya ngeblog. Omjay menekankan bahwa blog juga bisa dijadikan ajang pembelajaran. mengapa tidak. Karena berbasis online, belajar zaman sekarang sesungguhnya tidak terbatas pada ruang sekolah saja, tetapi bisa ada dan berlama-lama di ruang maya (internet). Kalau kamu punya akun di Facebook, misalnya, bisa saja membentuk kelompok teman sekelas plus gurunya. Diskusilah di sana.
Idealnya teman-teman sekelasmu memang punya blog. Penting juga seorang guru seperti Omjay punya blog, sehingga kalau menugaskan sesuatu Omjay tinggal menulis di blognya saja. Lantas hasil penugasan itupun bisa dikirimkan lewat Omjay juga. Blog Kompasiana (http://kompasiana.com/wijayalabs) dimana Omjay ngeblog, lebih luas lagi. Omjay tinggal memerintahkan kepada anak-anak didiknya untuk melihat postingan terakhir di Kompasiana, lalu silakan kerjakan tugas itu dan kirim ewat Kompasiana juga. Lebih asyik.
Ngeblog menjadi lebih keren kalau kamu terus-menerus memperbaharui isi dan tampilan blogmu. tetapi lebih dari itu, menyadari manfaat blog saja sudah lumayan. Untuk diketahui, Omjay menulis buku tentang blog pun untuk “meracuni” kamu dan teman-temanmu ngeblog. “Meracuni” yang enak dan seharusnya disambut dengan gegap gempita.
Buruan ngeblog biar keren!
Pepih Nugraha
Kompas.com
Salam Blogger Persahabatan
Omjay
Resensi Buku : Menjadi Guru Tangguh Berhati Cahaya
Judul Buku : Menjadi Guru Tangguh Berhati Cahaya
Penulis : Wijaya Kusumah, S.Pd., M.Pd.
Penerbit : Indeks
Tahun : September 2011
Tebal : 235 halaman
Isi Resensi :
Menjadi guru adalah sebuah keberanian. Berani capek, berani susah, dan yang paling penting adalah berani menantang zaman. Setidaknya, pemikiran-pemikiran inilah yang dikemukakan oleh Wijaya Kusumah, S.Pd., M.Pd. dalam buku terbarunya, Menjadi Guru Tangguh Berhati Cahaya.
Tidak ada yang dapat mengingkari beratnya tugas seorang guru. Jika seseorang masih menganggap tanggung jawab yang diemban guru hanya sebatas mengajar, maka orang tersebut pastilah belum mengenal baik seperti apa profesi maha hebat ini bekerja. Seberapapun hebatnya seorang presiden, seberapapun jelinya seorang pengusaha menangkap peluang, seberapapun hebatnya seorang dokter menangani pasien, seberapapun hebatnya Anda bicara sekarang, seberapapun lancarnya jari ini menulis, pasti ada peran guru di sana.
Buku ini mengetengahkan tentang perjuangan guru dengan segala tugas tambahan yang ternyata lebih berat dari sekedar kegiatan mengajar itu sendiri. Mulai dari gajinya yang bahkan di beberapa daerah di Indonesia ini masih lebih rendah dibandingkan gaji buruh, pekerjaan administrasi pembelajaran yang menyita waktu, sampai UN yang jadi ajang pertaruhan kejujuran guru itu sendiri. Menurut Penulis, Ujian Nasional harus dilaksanakan dengan tidak melupakan unsur keadilan.Dengan banyaknya musibah di tanah air, tentu pelaksanaan UN tak bisa disamaratakan di seluruh provinsi di Indonesia.
Om Jay (panggilan ngetop Wijaya Kusumah) merupakan sosok guru kreatif dan penuh inovasi. Buku ini merupakan gambaran kegiatan beliau sehari-hari . Tertulislah beberapa opini tentang pendidikan, kebijakan pemerintah, maupun pengembangan profesionalisme guru. Om Jay pun melukiskan pengalaman-pengalamannya dalam belajar menjadi guru ideal.
Dengan kepeduliannya berbagi, Om Jay mengingatkan para guru untuk melakukan penelitian tindakan kelas. Menurut Om Jay, ada 5 alasan mengapa guru tidak membuat PTK. Yang pertama adalah guru kurang memahami profesi guru. Kedua, guru malas membaca dan menulis buku. Ketiga, guru kurang sensitive terhadap waktu dan terjebak dalam rutinitas kerja. Keempat, guru kurang kreatif dan inovatif serta malas meneliti. Terakhir adalah karena guru kurang memahami PTK itu sendiri.
Dalam buku ini Om Jay juga mengajak guru membimbing anak dalam keterlibatannya dengan teknologi. Setidaknya, dengan melek internet guru bisa memantau apa saja yang dilakukan siswa. Guru bisa mengarahkan anak belajar menggunakan ICT. Dengan blog misalnya. mereka bisa berekspresi di berbagai mata pelajaran. Hal ini menjadi salah satu cara juga bagi guru untuk memperkecil presentase siswa membuka situs-situs lain . Bisa juga guru jadi mampu mengalihkan waktu siswa yang biasanya habis dalam untuk social media seperti facebook atau twitter untuk hal-hal yang lebih kreatif.
Internet menjadi bagian penting bagi guru menghadapi anak-anak digital native dewasa ini. Jika kita lahir di zaman yang serba tradisional, anak-anak sekarang terlahir dengan tekhnologi, maka sudah seharusnya kita menyesuaikan diri. Jika guru tidak membuka diri untuk berubah, maka profesi guru tidak akan dibutuhkan lagi oleh peserta didik.
Buku ini sederhana. Menyampaikan realita kehidupan seorang guru yang sederhana namun dengan kompleksitas tanggungjawab yang tidak sederhana sama sekali. Beruntunglah sebagian guru yang mempunyai pendapat sama dengan Om Jay, karena buku ini mewakili mereka. Seandainya penulis sekali-kali mendatangi sekolah-sekolah lain yang belum terjangkau perkembangan lebih banyak lagi, maka corat marut pendidikan akan lebih gamblang lagi diceritakan. .Pada kenyataan, masih banyak guru yang belum humanis. Pembelajaran di kelaspun masih didominasi teacher center. Tidak sedikit guru yang belum melek ICT, dan masih banyak guru yang belum berani melakukan penelitian dalam pengembangan profesionalismenya.
Akhirnya, buku ini kembali mengingatkan kita akan profesi guru yang mulia, guru berhati cahaya. Guru yang menyinari peserta didiknya dari kegelapan ilmu pengetahuan. Mengantarkan peserta didiknya meraih cita-cita. Cita-cita yang akan membawanya ke pintu gerbang kesuksesan baik di dunia atau maupun di akherat.
http://mugiekonomi.wordpress.com/2011/11/30/resensi-buku-menjadi-guru-tangguh-berhati-cahaya/
http://www.dpu-online.com/artikel/detail/12/1786/menjadi-guru-tangguh-berhati-cahaya
http://bekasikota.go.id/read/6574/menjadi-guru-tangguh-berhati-cahaya
Pingback: Gara-gara Rajin Ngeblog, Saya Jadi Orang kaya! | Komunitas Blogger Bekasi
Pingback: Ketika Bukumu Menjadi Buku Best Seller di Toko Buku Terbesar di Asia Tenggara | Komunitas Blogger Bekasi
Pingback: MENJADI GURU TANGGUH BERHATI CAHAYA | KAGURINDO
Pingback: Menulis Membuatmu Eksis seperti Pedagang ketoprak Siang Malam yang buka Setiap Hari • Guraru
Pingback: Motivasi Menulis dari Christie Damayanti
Pingback: Bagaimana Membuat Judul Yang Menarik?
Pingback: Bagaimana Membuat Judul Tulisan Yang Menarik Pembaca? • Guraru
Pingback: Cara Praktis Menulis dan Menerbitkan Buku
Pingback: Wawancara Tertulis Omjay di Jawa Pos