Mas Menteri, Dengarkan Cerita Kami

Mas Nadim yang baik hatinya.

Saya menangis melihat video yang dibagikan seorang kawan di WA group alumni UNJ/IKIP Jakarta. Beliau sudah tak muda lagi, tapi semangatnya tetap muda dan memiliki semangat tinggi.

Peserta seleksi guru PPPK di Karawang…saya belum tahu siapa namanya. Barulah saya tahu namanya, setelah pak Satriwan memberitahukannya.

Jalannya tertatih-tatih, namun tetap gigih mengikuti seleksi PPPK hari ini. Pukul 11.00 WIB beliau tiba di lokasi. Cita-citanya menjadi Aparatur Sipil Negara membuatnya hadir di lokasi tes PPPK pagi ini.

Mas Nadiem Makarim yang baik hatinya

Tidakkah engkau tega melihat guru-guru tua mengikuti seleksi PPPK? Tidakkah engkau tega melihat mereka mengerjakan soal-soalnya? Mudah bagi kita, susah bagi mereka.

Paginya sudah hilang dan hari mudanya memang telah pergi. Sekarang petang datang membayang. Batas usianya sudah tinggi untuk menjadi pegawai negeri.

Lamanya mengabdi tak diragukan lagi. Kecilnya gaji sudah teruji. Mereka tetap mengabdikan diri untuk cerdaskan negeri. Tak gentar walau kepahitan hidup menimpa diri.

Bu Imas nama guru yang digendong itu. Tes seleksi PPPK membawanya bahagia sekaligus derita. Kami terenyuh dibuatnya. Semoga beliau lulus tes PPPK.

Mas menteri Nadim Makarim yang baik hatinya.

Temui Bu Imas guru di Karawang itu. Seperti halnya mas Menteri menemui dan menginap di salah satu seorang guru penggerak di Yogyakarta.

Jakarta – Karawang tidaklah jauh. Pastilah menteriku bisa mendatanginya. Ajak ngobrol dan berilah semangat. Itulah yang membuatnya naik pangkat.

Beri beliau semangat. Beri beliau kesempatan untuk menjadi aparatur sipil negara. Beri kesempatan guru-guru tua mengabdi kepada negara.

Nilai ambang batas biarlah jadi catatan kita. Latihlah terus guru-guru kita. Pelatihan guru itu penting agar guru selalu meningkat kompetensinya.

Cukup sudah 20 tahun mengabdi untuk membuktikan diri. Tak perlu mas Menteri ragukan lagi. Semoga banyak guru seperti ini diangkat menjadi pegawai negeri. Kebijakan mas menteri kami tunggu lagi.

Salam Blogger Persahabatan
Omjay
Guru Blogger Indonesia
Blog https://wijayalabs.com

by

Teacher, Trainer, Writer, Motivator, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, Simposium, Workshop PTK dan TIK, Edupreneurship, Pendidikan Karakter Bangsa, Konsultan manajemen pendidikan, serta Praktisi ICT. Sering diundang di berbagai Seminar, Simposium, dan Workshop sebagai Pembicara/Narasumber di tingkat Nasional. Dirinya telah berkeliling hampir penjuru nusantara, karena menulis. Semua perjalanan itu ia selalu tuliskan di http://kompasiana.com/wijayalabs. Omjay bersedia membantu para guru dalam Karya Tulis Ilmiah (KTI) online, dan beberapa Karya Tulis Ilmiah Omjay selalu masuk final di tingkat Nasional, dan berbagai prestasi telah diraihnya. Untuk melihat foto kegiatannya dapat dilihat dan dibaca di blog http://wijayalabs.wordpress.com Hubungi via SMS : 0815 915 5515/081285134145 atau kirimkan email ke wijayalabs@gmail.com atau klik hubungi omjay yg disediakan dalam blog ini, bila anda membutuhkan omjay sebagai pembicara atau Narasumber.

15 thoughts on “Mas Menteri, Dengarkan Cerita Kami

  1. FrauD

    Saya trenyuh,sakit hati, nangis….Ya Allah semangat nya tetap menggebu. Dimanakah hati nurani? Jangan sama kan kami bisa tersenyum puas aman dengan Serdik dan PPG di tangan. Saya mengabdi lama di sekolah, kenyataan pahit tidak ada formasi di sekolah ditempat saya mengabdi. Sakit hati? Tentu…dan baiklah saya berjuang di kabupaten lain. Batas ambang PG teknis bahasa Jerman 270, skor saya 260….seperti kena mental down. Sedangkan yang sudah punya Golden Ticket tadi, aman,biar kurang PG Teknis, Serdik dan PPG adalah malaikat penolong. Bagaimana yg berjuang tanpa embel2 tadi dgn masa kerja lebih lama?? Dzolim ya Allah…Dzolim. Dimana hati nurani… 😭

  2. Nia kurniati

    Sama pejuang honorer diusia seperti senja 50 th usia ibu ditinggal suami 8 th kurang lebih. Mendidik membesarkn anak yatim sungguh merasa pilu hati ini dari th 2005 sampai sekarang menunggu harapan yang tak kunjung tiba. Keseharian ibu mecari tambahan berjualan disamping sekolah berharap bisa menambah kebutuhan biaya hidup. Tapi entah nasib takdir yang belum menjadi bagian ibu. Sampai habis raga memisahkan nyawa akan ibu kenang sampai akhir hayat. Semoga ilmu yang ibu amal kn di sekolah dengan menyandang gelar s1 sebagai pendidik menjadi bekal di akhirat nanti. Walau nasib belum mempertemukan .

  3. Yeni Sus'aeni

    Ya Allah…. Bacaanya mengandung bawang, sampe ditanya sama anak kedua kenapa nangia. Smoga buah kesabaran bu Imas mendapat balasan dari Allah SWT dengan diangkatnya beliau menjadi ASN.

  4. PRAJURIT MENJADI BATU SAAT TERTAWA TERHADAP SEEKOR KUCING.
    Pada suatu hari seorang prajurit mengembara di Pulau Nias,yang bernama Marsusi dalam bahasa dulu.Setelah tiba disebuah tempat dipulau Nias yaitu Gunung Lolomatua,bertemu dengan seorang gadis cantik sehinnga silaki-laki jatuh cinta.Setelah bercerita dan saling jatuh cinta,silaki-laki kembali kekampungnya untuk memberitahukan kepada keluarganya.setelah satu minggu,keluarga silaki-laki pergi dirumah siperempuan yang terletak dipuncak gunung lolomatua bukan lagi bertunangan tetapi melangsungkan pernikahan,dengan semua jujuran dilunaskan.Keluarga penganti perempuan merupakan orang sakti.Keluarga pihak laki-laki membawa pengantin kekampungnya,belum pertengahan jalan,si perempuan melihat kebelaka g,maka pengantin berubah menjadi kayu.Keluarga silaki-laki beserta rombongan kembali kerumah si wanita, untuk mempertanggungjawabkannya.Tidak jauh dari tempat si perempuan melakukan serangan.Tidak lama kemudian muncul seekor kucing menari diatas pagar rumah si wanita,sebab dimata mereka sangat aneh,mereka menjadi tertawa dan datangnya petir menggenakan tubuh mereka.Biasanya ledakkan petir manusia terbakar,tetapi apa yang terjadi mereka menjadi batu.
    Sampai saat ini,patung ini,masih ada di dasar puncak gunung lolomatua.Terimakasih

  5. Martini

    Ya Allah mudah – mudah Mas Mentri terbuka pintu hatinya melihat.membaca .dan mendengar
    Derita para pendidik bangsa ini yang semakin menyedihkan .lihatlah Mas Mentri mereka yang mencerdaskan anak bangsa ini melalui banyak sungai dan lumpur.Namun mereka tak pernah menyerah walau yang di dapat tiap bulannya tak sesuai harapan.Demi mencerdaskan anak bangsa

  6. Pemerintah sebenarnya,sudah menjadi komitmen untuk memperharikan nasib dari para honorer,apa lagi sudah banyak dukungan dari berbagai elemen pemerintah dan Pejuang yang terus berjuang.Yang menjadi pertimbangannya,pertama,sudah memenuhi persyaratan?Kemudian mempunyai komptensi sebagai tenaga yang bisa dijadikan panutan?
    Saya sudah lama mengajar,walaupun pengorbanan yang saya keluarkan tidak setimpal dengan upah yang saya terima,tetapi sejak mengabdi,tidak pernah saya jadikan alasan tidak menjalankan tugas yang telah dipercayakan terhadap saya.Apalagi jarak yang saya tempuh sangat jauh.Demi mentransfer ilmu yang saya peroleh supaya bisa bergenerasi,demi nusa dan bangsa tetap semangat.

Leave a Reply to Rosminiyati Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.