Capres dan cawapres 01 menang di TPS 75 dan lainnya. Tapi kalah di perhitungkan quick count. Kenapa ya? Omjay coba jelaskan dari sudut pandang seorang anggota KPPS yang bertugas di TPS 75 RW 10 kompleks TNI AL Jatibening indah pondok gede Bekasi.
Salam dan bahagia sahabat kompasiana. Tahun ini Omjay bertugas menjadi ketua KPPS TPS 75 di RW 10 kompleks TNI AL Jatibening indah pondok gede Bekasi. Omjay sangat senang dapat membantu pelaksanaan pemilu dengan jujur dan adil.
Omjay didampingi 6 orang petugas KPPS lainnya dan 2 orang linmas atau petugas keamanan di TPS 75 RW 10 kompleks TNI AL Jatibening indah pondok gede Bekasi. Selain itu ada seorang petugas dari badan pengawas pemilu atau Bawaslu. Juga ada para saksi dari Paslon 01, dan 02, serta 03. Juga saksi dari para partai politik. Jadi sangat sulit terjadi kecurangan di setiap TPS. Sebab banyak mata yang ikut menyaksikannya .
Omjay sudah serahkan semua dokumennya ke koordinator KPPS di kelurahan Jatibening kota Bekasi Jawa Barat. Omjay juga sudah cek hasil perhitungan suara sampai hari ini di website KPU pusat.
Silahkan klik link di bawah ini!
https://pemilu2024.kpu.go.id/pilpres/hitung-suara/32/3275/327508/3275081002/3275081002075
Hasilnya masih dalam proses perhitungan suara KPU pusat secara manual. Omjay dan kawan-kawan masih harus sabar menunggu kotak suara diantar ke kecamatan. Semoga tepat pada waktunya.
Jadi kawan-kawan sekarang monitor hasilnya di website KPU. Kalau tidak sama dengan hasil perhitungan di setiap TPS, kawan-kawan wajib melaporkan ke Bawaslu atau tim pemenangan nasional atau TPN dari masing-masing Paslon. Jangan sampai kawan-kawan termakan berita bohong atau hoaks yang tidak jelas sumbernya. Hal ini penting supaya kita paham tentang literasi digital.
Di TPS 75 tempat Omjay bertugas, pasangan 01 Anies Baswedan unggul dibandingkan capres lainnya. Semua saksi dan Bawaslu juga ikut menyaksikannya. Kawan-kawan harus mengawal suara sah dari para pemilih.
Selagi upload foto hasil perhitungan suara ke aplikasi sirekap, belum semua data hasil perhitungan suara diupload ke internet. Sebab sinyal tiba-tiba hilang dan ada gangguan internet. Setiap TPS ada 2 orang operator yang bertugas. Namun belum bisa dilakukan karena ada gangguan internet.
Jadi kita tunggu hasil perhitungan suara secara manual. Hati-hati dengan berita bohong atau hoaks. Setiap hasil perhitungan suara itu wajib disaksikan Bawaslu dan para saksi dari parpol dan Paslon presiden dan wakil presiden.
Kalau di dalam TPS tidak mungkin ada kecurangan. Sebab banyak saksi yang melihatnya secara terbuka. Setelah perhitungan suara, maka semua dokumen diserahkan ke kelurahan dan kemudian dibawa ke kecamatan. Para saksi diminta untuk memotret hasil suara dan membawa dokumen dalam bentuk salinan PDF.
Proses politik ini memang harus diawasi oleh kita semua. Kawal semua hasil perhitungan dari mulai kecamatan sampai ke kota dan kabupaten hingga provinsi. Kita cek hasil perhitungan suara pemilihan presiden. Juga perhitungan suara untuk DPD dan DPR serta DPRD provinsi dan kota. Kalau tidak salah ingat semuanya ada 5 lembar suara pemilih.
Aplikasi sirekap KPU belum bisa dijadikan bukti utama untuk perhitungan suara, sebab aplikasi tersebut tidak bisa bekerja secara maksimal di saat upload data karena pengaruh sinyal. Jadi Omjay lihat di media sosial belum bisa jadi dokumen resmi.
Omjay berharap semua orang yang ikut pemilihan umum untuk sabar menunggu dan terus mengawasi sampai perhitungan KPU pusat. Kalau ada kecurangan pasti akan ada orang baik yang akan melaporkan bila terjadi kesalahan pemasukan data.
Kita warga negara Indonesia harus bekerja keras, dan bekerja cerdas serta bergotong royong agar tidak terjadi kecurangan ketika data manual dimasukan ke dalam data digital. Ini yang rawan dan harus terus dikawal. Sebab operator data juga manusia biasa. Bisa jadi ada kesalahan pemasukan data. Misalnya data angka 086 bisa dimasukkan menjadi 886.
Hasil perhitungan suara di setiap TPS sudah disimpan oleh para saksi dan petugas Bawaslu di setiap TPS. Oleh karena itu kawan-kawan harus bantu mereka dalam proses perhitungan secara manual. Terus dikawal sampai proses input secara digital.
Server KPU sementara ini masih aman dan belum ada orang jahat yang mencoba membobolnya. Petugas KPU di bidang TIK pasti akan menjaga server dengan baik. Mereka bekerja secara profesional.
Perhitungan suara memang dilakukan secara manual. Kemudian dimasukkan ke komputer untuk dijadikan data digital. Namun prosesnya tetap menggunakan komputer untuk memudahkan pekerjaan manusia. Kita perlu operator yang bekerja dengan hati dan jujur sesuai dengan sumpah ketika dilantik.
Kalau bapak ibu saudara saudari menemukan kecurangan dari perhitungan suara di setiap TPS, maka segera laporkan ke petugas Bawaslu dan tim pemenangan nasional masing-masing calon presiden dan wakil presiden. Juga para saksi dari parpol masing-masing.
Omjay sendiri masih belum percaya dengan hasil quick count atau hitung cepat. Penduduk Indonesia juga sangat beragam. Sebab Indonesia ini sangat luas dan perlu waktu selama sebulan untuk mendapatkan hasil perhitungan suara secara resmi dari KPU pusat yang ada di Jakarta.
Sekarang ini eranya sangat terbuka. Perhitungan suara di mulai dari setiap TPS. Kalau banyak saksi yang mengawal suara sampai ke provinsi, maka akan ketahuan siapa yang jujur dan curang. Kita Tidak boleh menuduh tanpa ada bukti. Kalau ada bukti secara laporkan dan jangan menjadi pahlawan kesiangan.
Demikianlah kisah Omjay kali ini tentang pengalaman Omjay menjadi ketua KPPS di TPS 75 RW 10 kompleks TNI AL Jatibening indah, Pondok Gede, kota Bekasi Jawa Barat. Ayo kita kawal terus hasil perhitungan suara dari mulai TPS sampai ke website KPU. Semoga pemilihan umum tahun 2024 ini dapat dilaksanakan secara jujur dan adil. Pemilu damai benar-benar terjadi. Indonesia semakin menjadi negara yang rukun serta gemah lipah loh jinawi.
Salam blogger persahabatan
Omjay
Guru blogger Indonesia
Konten ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul “Capres-cawapres 01 Menang di TPS 75 tapi Kalah di Quick Count Kenapa Ya?”, Klik untuk baca:
https://www.kompasiana.com/wijayalabs/65cf049ade948f2376620c32/capres-cawapres-01-menang-di-tps-75-tapi-kalah-di-quick-count-kenapa-ya
Kreator: Wijaya Kusumah
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Tulis opini Anda seputar isu terkini di Kompasiana.com