Membaca Buku Atau Membaca Whatsapp

Membaca Buku dan Membaca Whatsapp pasti kita lakukan setiap hari. Mana yang lebih banyak? Membaca buku atau membaca chat di Whatsapp?

Banyak buku saya dapatkan isinya sama dengan yang ada di whatsapp. Bedanya saya tak perlu mengeluarkan paket data internet bila membaca buku cetak.

Jujur saya akui, aktivitas membaca di WA lebih banyak daripada membaca buku. Hal ini saya lakukan karena banyaknya informasi di WA Group. Banyak juga buku berbentuk digital saya dapatkan.

Memang lebih nyaman membaca buku cetak. Tapi untuk daerah rawan banjir seperti tempat tinggal kami, buku digital adalah solusinya. Buku akan aman tanpa harus menyimpan buku di lemari yang tinggi.

Ratusan buku tahun lalu tak bisa terpakai lagi karena banjir. Untunglah tahun ini hanya 4 buku saja yang basah terkena banjir. Itupun isinya masih bisa saya baca di blog penulisnya.

Itulah mengapa saya suka menulis di blog. Tulisan saya aman dari banjir dan selalu banjir komentar dari pembaca. Namun saya bukukan juga dalam bentuk cetak. Tulisan saya menjadi lebih enak dibaca berkat bantuan editor buku.

Menulis di WA selalu saya lakukan setiap hari. Saya menulis hanya menggunakan 2 jari jempol. Kedua ibu jari ini selalu puas menari nari menyusun kata menjadi kalimat yang berarti dan bermakna.

Membaca tulisan di WA menjadi terbiasa buat saya. Selama ini baca di WA lebih asyik daripada baca buku. Mungkin itu yang membuat buku saya kurang laku. Banyak orang lebih suka baca di aplikasi whatsapp.

Setiap buku akan menemui takdirnya. Saya percaya akan hal itu. Buku masakan dan buku kesehatan serta buku pelajaran masih laku hingga saat ini.

Jadi kalau mau laku bukunya terjual, maka perbanyak silahturahim lewat wa group. Pemesan buku kebanyakan lewat wa group. Dari website masih sedikit sekali yang pesan.

Satu buku biasanya habis terbaca dalam seminggu. Jadi sebulan bisa 4 buku. Terkadang bisa lebih kalau bukunya kurang dari 100 halaman.

Membaca WA tak ada jumlah halamannya. Kalau dikumpulkan dan dihitung, maka membaca di WA bisa lebih dari satu buku dalam seminggu.

Biasanya kalau sudah banyak membaca informasi di WA, saya langsung menulis di WA. Kemudian tulisannya saya copas ke facebook untuk diedit. Dari facebook baru kemudian saya posting di blog yang saya kelola.

Dari blog saya perbaiki kata dan kalimat yang kurang pas di hati. Lalu dari blog saya sebarkan ke media sosial yang saya ikuti.

Hasilnya banyak orang membaca tulisan saya. Ada yang memberikan komentar di blog dan ada juga yang langsung di WA. Komentar di blog lebih tahan lama dan tersimpan dengan baik. Kalau di WA akan cepat hilang ditelan tulisan baru. Informasi baru akan terus menyerbu di wa group yang anda ikuti. Itulah mengapa menulis di blog jauh lebih asyik. Apalagi bila kelak menjelma menjadi buku baru. Lalu bukunya banyak yang pesan.

Bagi anda yang ingin Sukses dalam memimpin. Biasakan Menulis setiap hari. Latih setiap hari dengan tulisan yang berisi. Bukan sekedar tulisan yang tak punya arti. Dari menulis anda akan terlatih berbicara. Jadilah orator ulung seperti presiden Sukarno yang suka menulis dan banyak membaca buku.

Malam hari saya tiba di kota Bandung. Saya menyetir sendiri mobil dari Bekasi. Selama 3 jam tak membaca WA, sudah ribuan Pesan belum terbaca.

Inspirasi menulis banyak saya dapatkan dari tulisan di WA group. Seperti kisah nyata pak Khamdan guru di daerah 3T dari NTT.

Membaca kisahnya membuat saya malu kepada diri sendiri. Beliau guru di daerah 3T dengan fasilitas serba terbatas. Namun berkat dedikasi dan prestasinya dapat membuat pembelajaran yang berkualitas.

Saya membaca kisah beliau di buku yang berjudul 20 pintu inspirasi. Sebuah buku yang sangat inspiratif dan membuat para guru Indonesia termotivasi karenanya.

Membaca buku dan membaca WA sama pentingnya. Pilihlah bacaan yang bermutu. Ilmu akan bertambah bila banyak membaca.

Hari ini dapat informasi di WA group. Presiden Jokowi berkunjung ke SMAN 70 Jakarta. Beliau melihat langsung pelaksanaan penyuntikan Vaksin untuk para guru dan dosen.

Saya belum bisa divaksin karena belum memenuhi syarat yang diminta. Salah satunya saya pernah positif corona tahun lalu.

Awas virus corona mengintai anda. Itulah judul buku yang saya terbitkan dari hasil menulis di WA yang kemudian saya posting di Blog. Dari blog tulisan tersebut menjelma menjadi buku yang enak dibaca. Bapak Mukminin sebagai editornya.

Buku agar PJJ tak lagi membosankan juga dibuat dari tulisan saya di WA. Kemudian saya posting di kompasiana.com/wijayalabs. Oleh almarhum Bang Dian Kelana, tulisan saya menjelma menjadi buku dan dibedah bukunya oleh Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan yang biasa disingkat YPTD.

Setelah buku dibedah, ada terlihat kelebihan dan kekurangannya. Langsung saya revisi dan cetak ulang. Alhamdulillah sudah lebih dari 200 buku terjual dan saya kirimkan lewat JNE ke pelosok nusantara.

Jadi jangan anggap sepele membaca di WA. Informasi baru akan terus kita dapatkan. Berbeda dengan buku cetak. Isinya akan tetap begitu. Tidak berkurang dan bertambah. Kecuali penulis merevisi isinya.

Semoga kita dapat terus membaca buku dan membaca informasi terbaru di WA. Atur waktu dengan baik. Lalu membacalah setiap hari dan buktikan apa yang terjadi.

Aamiin, membaca memang sangat penting ya pak. Dari banyak membaca kita bisa membuat kesimpulan yang bisa diambil di kehidupan. Terimakasih informasinya🙏

Salam Blogger Persahabatan
Omjay
Guru Blogger Indonesia.
Blog https://wijayalabs.com

by

Teacher, Trainer, Writer, Motivator, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, Simposium, Workshop PTK dan TIK, Edupreneurship, Pendidikan Karakter Bangsa, Konsultan manajemen pendidikan, serta Praktisi ICT. Sering diundang di berbagai Seminar, Simposium, dan Workshop sebagai Pembicara/Narasumber di tingkat Nasional. Dirinya telah berkeliling hampir penjuru nusantara, karena menulis. Semua perjalanan itu ia selalu tuliskan di http://kompasiana.com/wijayalabs. Omjay bersedia membantu para guru dalam Karya Tulis Ilmiah (KTI) online, dan beberapa Karya Tulis Ilmiah Omjay selalu masuk final di tingkat Nasional, dan berbagai prestasi telah diraihnya. Untuk melihat foto kegiatannya dapat dilihat dan dibaca di blog http://wijayalabs.wordpress.com Hubungi via SMS : 0815 915 5515/081285134145 atau kirimkan email ke wijayalabs@gmail.com atau klik hubungi omjay yg disediakan dalam blog ini, bila anda membutuhkan omjay sebagai pembicara atau Narasumber.

12 thoughts on “Membaca Buku Atau Membaca Whatsapp

  1. herni sunarya banah

    Betul apa kata tulisan Omjay kita lebih banyak membaca what app dari pada buku namun kelemahnya harus pakai paket internet. Keren … Keren … Omjay

  2. Cing Ato

    Mantap om Jay, ngengetin kite orang. Nyeng kalo bace buku pembawaannye ogah ajeh. Padahal ape tiap bulan beli buku. Entuh baru nyampe bukunye Ada Gym. Semoga sehat dan sukses selalu Om Jay. Aamiin yaa Robbal’aalamiin.

  3. Ratnawilis

    Betul Om, apalagi zaman sekarang pasti kita lebih banyak baca WA daripada buku, karena hp tetap ada di tangan, bisa dilihat setiap saat

  4. Benar omjai,jujur saja saya lebih banyak membaca WA daripada buku,meskipun harus menggunakan kan kuota, melalui WA lebih banyak informasi yang baru,walaupun terkadang tidak dapat mengikuti kegiatan sesuai dengan waktu, masih bisa menyusul dengan info yg masuk melalui.chat.

  5. Salam sehat Om Jai saya cukup kagum bisa kenal dr jauh bahw Om Jai adalah figur yg hebat penuh sumbangan ilmu bgi setiap orang yg menjumpai beliah sekalipu hanya lewat media. Saya cukup termotivasi tp tidk mampu mengikuti setiap program kegiatan krn kesibukan BDR, keluarga, organisasi dll. Semoga ke depan sy bisa ikuti kegiatan diklat terutama menulis.

  6. Benar skali pa, stlah ada hp android yg bnyk mnyediakan aplikasi yg bs kt gunakan mk kebiasaan membaca buku sdh mulai berkurang,sy skrng lbh bnyk sdh beralih,mmbaca di WA, media online atau mncari tutorial di youtube ketimbang baca majalah atau di buku – buku bacaan.

  7. Weni Elisa

    benar sekali whatsapp hampir tiap kita baca ya omjay…hehe. membaca melalui media apapun banyak manfaat serta banyak informasi yang bisa kita dapatkan..
    terimakasih omjay

Leave a Reply to herni sunarya banah Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.