Rasanya seperti tak percaya mendapatkan kabar kalau pak Mustafa (guru Bahasa Inggris SMP Labschool Jakarta) telah tiada. Pak Sudarto mengabarkan saya lewat ponsel sekitar pukul 21.00 wib. Pak Mustafa menghembuskan nafasnya yang terakhir Kamis, 29 Agustus 2013 di Rumah Sakit Darma Nugraha Jakarta Timur. Beliau meninggal terkena serangan Jantung yang sudah lama dideritanya. Inna Lillaahi Wa Inna Ilaihi Raajiun.
Begitu mendengar Pak Mustafa meninggal, saya langsung meluncur ke rumah Pak Sudarto (Wakasek SMP Labschool Jakarta) untuk bersama-sama ke rumah sakit Darma Nugraha di Rawamangun. Namun ternyata, Jenazah Pak Mustafa sudah langsung dibawa ke rumahnya di Pondok Hijau Permai, Bekasi Timur.
Kami segera meluncur ke Bekasi Timur dengan mobil melalui tol, dan setengah jam kemudian kami sudah berada di kediaman pak Mustafa di Jl. Angsana Raya Blok B2 No.4 Perumahan Pondok Hijau Permai, Bekasi Timur. Alhamdulillah kami tak terkena macet.
Sudah banyak sekali orang yang melayat, dan banyak teman guru sudah berkumpul di sana. Saya langsung menuju ruangan di mana jenazah Pak Mustafa diletakkan. Kami langsung membaca doa untuk beliau, dan melihat langsung wajah beliau yang tersenyum seperti orang sedang tidur. Semoga beliau meninggal dalam keadaan Khusnul Khotimah. Amin.
Beberapa orang dari kami yang hadir langsung mengaji, dan beberapa orang lainnya mempersiapkan tempat untuk memandikan jenazah. Rencananya, Pak Mustafa akan dimakamkan di Aceh, tempat kelahiran beliau. Pimpinan sekolah membantu pengurusan jenazah, dan mengantarkan beliau sampai tempat peristirahatannya yang terakhir. Pak Ali Chudori, Pak Sudarto, dan Pak Amir siap mendampingi keluarga, dan mengantar jenazah sampai Aceh.
Selamat jalan pak Mustafa. Engkaulah guru tanggguh berhati cahaya yang saya kenal. Perjuanganmu di bidang pendidikan tak mengenal lelah. Bapak berikan kepada kami contoh keteladanan untuk hadir di sekolah tepat waktu dan tidak terlambat. Hampir setiap hari pak Mustafa datang ke sekolah lebih dulu dari teman-teman guru lainnya. Mobil Avanza hitamnya selalu terparkir lebih dulu di halaman parkir sekolah sebelum jam 6 pagi.
Setiap makhluk yang bernyawa akan mengalami kematian. Cepat atau lambat kematian akan datang menjemput kita sebagai makhlukNya. Siapkan amal kebaikan untuk bekal kita di alam sana. Pagi hari, pak Mustafa masih mengajar seperti biasanya. Tak ada tanda-tanda beliau akan pergi untuk selamanya. Ketika kami sedang rapat rekrutmen OSIS, kepala sekolah memberi kabar kalau pak Mustafa sesak nafas, dan harus segera dibawa ke rumah sakit terdekat. Beberapa guru mengantarkannya ke ruang UGD RS Darma Nugraha yang tak jauh dari sekolah. Namun sayang, penyakit jantung yang dideritanya telah merenggut nyawanya. Kami sedih sekali mendengarnya.
Selamat jalan pak Mustafa, kami semua kehilanganmu. Di buku guru dan pegawai Labschool, saya baca tanggal kelahiran pak Mustafa, 13 Juni 1964. Usiamu masih 49 tahun, dan telah meninggalkan seorang istri dan 3 orang anak. Saya melihat begitu tabah dan tegarnya mereka melepas kepergianmu. Mereka percaya akan bertemu kembali kelak di Surga.
Salam Blogger Persahabatan
99 thoughts on “Selamat Jalan Pak Mustafa, Guru Tangguh Berhati Cahaya”