Mudik Kemana Anda di Lebaran ini?

170691

Semenjak menikah dengan mojang Bandung, saya merasakan asyiknya mudik. Senang benar bisa mudik ke kampung halaman sambil menikmati suasana lebaran, dan liburan sekolah. Tak terasa, hampir setiap tahun semenjak tahun 1998 saya merasakan nikmatnya mudik. Kegiatan mudik pun kini telah menjadi budaya hidup saya dan juga penduduk Indonesia. Pokoknya, kalau tidak mudik, tidak asyik lah! Ada yang terasa hilang dalam diri dan keluarga. Meskipun kita harus mengalami suka dan duka dalam perjalanan menuju kampung halaman. Uangpun melayang cepat dari dompet yang tertutup rapat.

Read More

Menikmati Kemacetan Disaat Mudik

Alhamdulillah perjalanan mudik kami ke kampung halaman berjalan dengaan lancar. Seminggu sebelum lebaran kami sudah berangkat mudik lebih dulu ke kota bandung. Di kota kembang itu kami sekeluarga berlebaran bersama orang tua dan keluarga besar dari istri saya yang asli orang bandung.

 

1345908665192134773

Usai silaturahim ke sanak family di bandung, kami sekeluarga diajak berlebaran ke tempat kakak ipar di wanaraja garut. Sepanjang jalan kami menemui kemacetan, mulai dari masuk tol purbalenyi sampai ke arah nagreg. Kami menemui kemacetan yang cukup panjang. Bahkan mobil kijang kakak ipar tiba-tiba mati ketika berada di nagreg. Mesin terlalu panas, sementara ac terus menyala. Mobil menjadi kehilangan tenaganya. Untunglah pak polisi berbaik hati menolong kami, dan mobilpun dibantu diperbaiki oleh montir gratis yang memang telah disediakan oleh para sukarelawan.

Read More

Busyeeet!!! Bandung-Garut ditempuh 10 Jam Euy!

Keinginan untuk bisa berlebaran di kampung halaman bersama keluarga membuat orang berbondong-bondong pergi ke tempat asalnya masing-masing. Tak peduli, walaupun jalan yang ditempuh mengalami macet total. Seperti apa yang saya alami sendiri pada hari Sabtu, 11 September 2010. Bandung-Garut yang biasanya ditempuh hanya 1,5 jam kini harus kami tempuh selama 10 Jam. Sebuah perjalanan spectakuler sepanjang sejarah perjalanan saya pulang mudik bersama keluarga. Untunglah segala macam perbekalan di jalan sudah kami persiapkan di mobil.

Dari Bandung, kami berangkat pukul 10.00 pagi. Cuaca pada saat itu cerah. Kemacetan mulai terasa ketika kami baru saja keluar tol Cilenyi. Kendaraan padat merayap di tengah teriknya sinar mentari  yang memanas. Asap knalpot kendaraan bermotor terlihat dimana-mana. Bau kopling dan rem yang menyengat dari mobil-mobil yang bermasalah sudah terasa di hidung kami. Banyak mobil yang terpaksa berhenti karena panasnya mesin, dan juga memang keinginan para pengemudi yang ingin beristirahat karena lelah dan ngantuk.

Read More

Mudik Asyik dan Unik di Desa Taraju (Kisah Perjalanan Mudik Omjay)

Selama saya mudik di Bandung, pekerjaan saya hanya hardolin (dahar, modol, ulin). Oleh karena itu, kakak ipar mengajak saya untuk mudik lebaran juga ke Garut dan Tasikmalaya.  Tempat asli kakak ipar saya. Perjalanan dari Bandung menuju Tasikmalaya cukup jauh juga. Apalagi tempat yang kami kunjungi lebih dulu adalah desa taraju tasikmalaya yang berada di atas gunung. Di kawasan kebun teh yang luas dan dingin. Suasana perjalanannya mirip seperti kita berkunjung ke bukittinggi, padang dan melewati kelok 44 yang terkenal itu. Naik, turun lalu belok lagi, lalu naik lagi begitu seterusnya. Bila anda yang tak terbiasa mengendarai mobil di daerah seperti ini, sebaiknya berikan kepada yang lain saja, karena resikonya cukup tinggi. Bisa-bisa anda mendapatkan kecelakaan pada saat mudik.

Perjalanan dari Bandung ke taraju yang hari biasa bisa ditempuh dalam waktu 3 jam, kini berubah menjadi 6 jam karena macetnya jalan selama mudik lebaran. Kami mengalami macet total mulai dari nagrek sampai Limbangan. Cukup lelah dan letih juga ketika sampai di taraju. Kami sampai pada saat adzan magrib.  Cukup letih juga Euy!. Namun, karena pemandangannya yang sangat indah dan udara dingin yang terasa di kulit membuat kami justru tak mengalami keletihan. Kami justru sangat senang berada di desa ini. Desa Taraju yang berada di kawasan kebun teh milik teh botol sosro di daerah tasikmalaya. Anda akan terpesona melihat daerahnya dan membuat anda pasti akan betah berada di desa ini. Melakukan refreshing sejenak dari kepenatan kerja di ibu kota Jakarta. Apalagi bila anda pergi rekreasi ke ACD. Ehhmmm! Mantap!.

Mang Mamad dan Bi Entin menyambut kedatangan kami dengan gembira. Mereka telah siap menyambut kami dengan telah tersedianya hidangan yang sudah siap di atas meja. Kami dipersilahkan untuk langsung makan, dan rasanya kami benar-benar berada di surga. Menikmati makanan yang enak banget dengan sambel cibiuk dari garut yang terkenal itu. Belum lagi, teh hangat yang asli taraju, serasa minum teh botol sosro, hehehe. Makanya saya sangat setuju dengan iklan teh botol sosro. “Apapun makanannya, minumnya teh botol sosro”. Hehehehe, maaf ya jadi iklan nih. Mohon maaf admin kompasiana jangan bertengkar ya???. Sudah baca tulisan mas dwiki?.

Karena lapar, kami tak lihat lagi suasana rumah. kami baru engeh justru setelah makan kami selesai dan mengobrol dengan tuan rumah. Ternyata desa Taraju juga terkena musibah gempa bumi yang baru lalu. Rumah mang mamad dan bi entin terlihat sekali baru diperbaiki di sana-sini. banyak retakan akibat gempa yang menyebabkan tembok rumah itu retak dan harus ditambal. Hampir semua ujung rumah mengalami keretakan. Televisipun rusak karena jatuh dari meja. Rupanya, gempa bumi di daerah ini cukup dahsyat juga dan terjadi dua kali sampai-sampai banyak rumah yang roboh akibat gempa itu Dari informasi mang mamad, dan saya lihat perinciannya secara tertulis dari kepala desa, ternyata kerugian yang ditanggung oleh desa ini sekitar 2 milyar lebih. Cukup banyak Euy!. Apalagi banyak sekolah yang atapnya roboh akibat gempa. Hal ini saya ketahui lebih jelas setelah esok harinya saya berkeliling di sekitar daerah ini. Bahkan ada rumah yang baru tiga hari ditempati sudah langsung roboh oleh gempa. Untunglah tak ada korban jiwa di sini, karena semua sudah dalam keadaan siap sedia dan langsung keluar ketika terjadi gempa.

Saya sungguh tak menyangka daerah gunung juga bernasib sama dengan daerah yang dekat laut. Namun kerusakan daerah ini tak begitu besar seperti daerah yang ada di dekat laut dimana terjadinya pusat gempa. Ternyata benar dalam pelajaran geografi dulu, kalau laut dan gunung memiliki keterkaitan. Makanya jangan heran bila ada pepatah yang mengatakan, asam di gunung, garam di laut. bertemu dalam satu belanga. (Hehehe nggak nyambung bok!) Ternyata bumi ini memang bulat. Antara satu daerah dengan lainnya saling ada keterikatan. Apa yang diikat ya?, coba tanyakan sama mbak Mariska Lubis, hehehehe.

Kembali kepada desa Taraju yang indah, tempat saya mudik bersama kakak ipar dan keluarga. Desa ini sangat unik. kenapa saya katakan unik?. Sebab, setelah saya berkeliling di pagi hari, pasar pagi hanya buka hari selasa dan sabtu. Angkutan umum sangat jarang sekali, dan ojek selalu ada 24 jam. Jadi kalau kita mau naik angkok, harus sabar menunggunya karena jumlahnya yang terbatas. keunikan lainnya dari desa ini adalah hawanya yang sangat dingin. Jangan coba-coba anda langsung mandi  di pagi hari bila tak terbiasa. anda bisa menggigil kedinginan seperti Omjay yang berasa banget sampai ke tulang sumsum dinginnya. Padahal Omjay sdh cukup gemuk Loh! tapi masih juga kedinginan. Makanya wajar aja kalau orang gunung rata-rata memiliki anak lebih dari dua orang. Karena perlu saling menyelimuti, hehehehehe. (Huuuss jangan ngomongin soal sex di kompasiana, nanti tulisan anda masuk jadi tulisan populer loh!).

Sebenarnya banyak keunikan lain yang saya temukan, seperti banyak bunga atau tanaman hias yang tumbuh subur di daerah ini, tetapi akan mati bila di bawa ke tempat lain. Tumbuhan itu perlu suhu khusus untuk bisa tumbuh, dan di desa taraju inilah saya melihat keindahan tanaman hias dan indahnya bunga beraneka warna. Seperti lagu lihat kebunku penuh dengan bunga yang suka dinyanyikan oleh ibu kasur waktu saya TK dulu. Memandangi tanaman di sini membuat saya merasakan kebesaran Allah. Allahu Akbar. Allah Maha Besar. Apalagi sambil mendengarkan lagu-lagu ST12. Saya serasa berada di surga. Tempat berkumpulnya orang-orang baik dan selalu menebarkan kebaikan kepada sesama. Hanya memberi tak harap kembali.

Sebenarnya banyak sekali yang ingin Omjay ceritakan tentang perjalanan mudik omjay dalam blog kompasiana ini, namun karena kompasiana adalah blog keroyokan, omjay akan menuliskannya lebih komplit di blog pribadi Omjay supaya tidak kelihatan terlalu terlihat narsis, hehehehe. (Emang blogger itu terkenal narsis kok!). Mohon maaf kalau ada yang tersinggung yah!. Mumpung masih suasana lebaran, euy!

omjay-sedang-santai-di-taraju
omjay-sedang-santai-di-taraju

Setelah membaca tulisan Mas Budiman hakim, akan banyak plesetan yang akan omjay tuliskan. Masih ada tulisan lainnya, “Mudik unik di kampung Naga”. Mohon bersabar ya, omjay masih harus juga baca tulisan orang lain. sebab penulis yang baik adalah pembaca yang baik pula. seperti pak pray dan pak CH yang selalu menjawab setiap komentar satu persatu dari postingannya. Sayang, Omjay belum masuk usia pensiun. jadi mohon maaf kalau komentarnya agak lambat di respon atau malah tak ditanggapi sama sekali. Cuma ada artikel menarik nih, ternyata kelamaan di internet bisa bikin kegemukan loh. Bacalah!.

Bersambung

Mudik Asyik, Antik, dan Unik

Seminggu sebelum lebaran kami sekeluarga berangkat mudik ke Bandung. Istri dan anak-anak sudah tak sabar ingin pergi ke tempat kakek dan neneknya. Intan dan Berlian kedua anak saya sudah tak sabar ingin bertemu Faisal dan Alda, anak dari kakak ipar saya yang juga tinggal di Bandung. Rumah kami di Jatibening Bekasi terpaksa kami kosongkan, dan saya titipkan kepada petugas keamanan komplek.
Read More