Kacamata

Kacamata

Kacamata

Anda berkacamata? Pernahkah anda kehilangan kacamata? Hal itulah yang saya alami saat menuliskan ini. Kehilangan kacamata sungguh membuat runyam. Membuat hati pun turut gundah gulana. Mencari ke sana kemari tapi tak ketemu jua.

Saya kehilangan kacamata minus saya. Bisa dipastikan saya tak bisa membaca dengan tepat tulisan-tulisan jauh yang berada di hadapan mata. Saya tak bisa membaca tulisan dari jarak jauh tanpa kacamata. Saya pun tak bisa melihat SBY-Budiono tersenyum manis di dinding kelas bagian depan, di atas papan tulis. Mungkin mereka mentertawakan saya yang kehilangan kacamata, hehehehe. (Rasihan loh, emang enek kehilangan kacamata)

Saya lihat jam di dinding kelas. Buram. Sulit sekali melihat angka-angka yang ada di dalam jam dinding itu. Saya perlu mendekatinya dan barulah terlihat angka jam menunjukkan angka 10 jarum pendeknya, dan angka 12 di jarum panjangnya, angka yang menunjukkan bahwa pukul 10 pagi ini.

Kehilangan kacamata membuat saya serasa buta. Betapa mata harus senantisa dijaga, dengan banyak meminum vitamin A. Banyak makan sayur dan buah-buahan. Mata harus tetap dijaga kesehatannya sampai tua.

Mata adalah salah satu panca indera kita. Bila kita tak melihat, maka kita disebut tuna netra. Banyak tuna netra memakai kacamata. Untuk apa? Saya juga tak tahu jawabnya. Mungkin untuk nampang kaliiii………

Kacamata memang disukai dan dipakai oleh tua, muda, miskin, kaya, jelek, ganteng, kurus, dan gemuk. Semua memerlukan kacamata, walau hanya sekedar bergaya. Bahkan almarhum Farid Hardja yang gemuknya kayak omjay pernah membuat lagu tentang KACAMATA. Membuat kita bisa bergoyang ke kiri dan ke kanan mengikuti irama lagu yang dinyanyikan olehnya. Degan gayanya yang kocak, Farid Hardja menyihir semua penonton untuk bergoyang menyanyikan lagu kacamata yang sempat populer di era tahun 90-an.

Dalam lagunya Penyanyi Gembul Farid Hardja mengatakan, “Kacamata membuat dia makin mempesona, kacamata membuat dia makin berwibawa. Siapakah dia awal yang menemukannya?”

Kacamata telah membuat saya seras brwibawa. apalagi bila sedang marah dan memberikan nasehat kepada para siswa. Serasa benar wibawanya. Tapi kali ini, saya tak bisa unjuk gigi, menunjukkan kewibawaan saya. Kacamata saya hilang dan membuat saya mersa kurang pede ketika berbicara. Beginilah bila kita sudah menjadi anggota PDIP (Penurunan Daya Ingat Permanen). Lupa, dimana meletakkan kacamata.

Kacamata telah membuat saya kehiangan moemnt penting mengawasi anak-anak mengerjakan soal-soal TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi). Saya tak bisa lagi melihat leihaian mereka mencontek kanan kiri, depan belakang. Tanpa Kacamata, membuat saya tak bisa berbuat apa-apa karena pandangan mata serasa kabur. Inikah tanda-tanda sudah dekat keliang kubur? Makannya bubur dan suka mendengkur? Itukah tanda dimakan umur?

Oh, betapa bahagianya anda yang tak berkacmata. tak bergantung dengan kacamata. Melihat keindahan alam semesta ciptaan Allah dengan amat sangat jelas.  Melihat secara jelas huruf-huruf mungil yang berada di kejauhan sana. Tidak seperti saya yang hanya melihat huruf layaknya semut sedang berbaris.

Kehilangan kacamata telah membuat saya tersadarkan betpa pentingnya sebuah akacamata. Alat bantu membaca bagi mereka yang sudah ketahuan minus atau plus agar jels membaca rangkaian kata-kata yang tersusun menjadi kalimat yang bermakna.

Akhirnya bila kacamata itu sudah berjodoh dengan anda, maka dia akan kembali kepada pemiliknya. Seperti apa yang saya alami saat ini. Pak Intan,pramubakti sekolah menemukan kacamata kesayangan saya itu yang tertinggal di ruang kelas di tempat saya mengawas jam pertama tadi.

Kacamata telah membuat saya serasa berwibawa kembali, membuat saya mersa pede karnea bisa membaca dari jarak yang jauh. Membuat saya turt bergoyang, ketika lambat-lambat saya dengar pak Intan menyanyikan lagu fard Hardja. Jumpa kamu pakai kacamata, jumpa aku pakai kacamata, jumpa dia pakai kacamata.  Membuat saya teringat dengan pacar lama saya. Gadis manis berkacamata yang sedang dilanda cinta di lautan asmara bersma wijaya.

Salam Blogger persahabatan

Omjay

Kacamata

Kacamata

by

Teacher, Trainer, Writer, Motivator, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, Simposium, Workshop PTK dan TIK, Edupreneurship, Pendidikan Karakter Bangsa, Konsultan manajemen pendidikan, serta Praktisi ICT. Sering diundang di berbagai Seminar, Simposium, dan Workshop sebagai Pembicara/Narasumber di tingkat Nasional. Dirinya telah berkeliling hampir penjuru nusantara, karena menulis. Semua perjalanan itu ia selalu tuliskan di http://kompasiana.com/wijayalabs. Omjay bersedia membantu para guru dalam Karya Tulis Ilmiah (KTI) online, dan beberapa Karya Tulis Ilmiah Omjay selalu masuk final di tingkat Nasional, dan berbagai prestasi telah diraihnya. Untuk melihat foto kegiatannya dapat dilihat dan dibaca di blog http://wijayalabs.wordpress.com Hubungi via SMS : 0815 915 5515/081285134145 atau kirimkan email ke wijayalabs@gmail.com atau klik hubungi omjay yg disediakan dalam blog ini, bila anda membutuhkan omjay sebagai pembicara atau Narasumber.

2 thoughts on “Kacamata

  1. pengalaman yang sama Om Jay, kacamata saya pernah jatuh lensanya pecah, terus keinjek sama pekerja rumah, terus jatuh dari motor kacamata saya ilang gak tau kemana, sedih…gak ada kaca mata serasa dunia gak ada….he…he…,bahkan sampai saat ini saya belum kebeli lagi kacamata, saya pakai kacamata lama yang minusnya udah jadul he..he..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.