Malam ini badan terasa letih sekali. Terutama bagian punggung. Tadi sore sudah dipijat sama anak bungsu saya Berlian. Alhamdulillah agak enakan.
Sambil mendengar ceramah almarhum KH Zainudin MZ, saya tuliskan cerita ini. Silahkan kalau anda ingin ikut mendengarkannya. Ini saya kirimkan url link video youtubenya di bawah ini.
Saya banyak belajar dari kyai dan dai sejuta umat ini. Beliau walaupun sudah tiada, namun tetap ada suaranya sampai sekarang. Retorika bicaranya enak sekali didengar dan kita betah berlama -lama mendengarkan ceramahnya.
Saya masih ingat sewaktu beliau masih hidup. Kami menunggu berjam-jam kehadiran beliau di masjid Jatibening Permai Bekasi. Begitu beliau datang, ribuan orang sudah siap mendengarkan ceramahnya dengan tertib.
Sekarang beliau telah tiada, namun namanya tetap kekal abadi di hati kami para jamaahnya. Terus terang saya sendiri tak pernah bosan mendengarkan isi ceramahnya. Semakin diulang semakin enak didengar.
Penonton selalu lebih ramai dari pemain katanya. Mulailah jadi pemain dan berhentilah menjadi penonton. Anda akan merasakan dilihat banyak orang, dan disanalah anda harus memberikan keteladanan. Itulah pesan KH Zainudin MZ dalam ceramahnya.
Sebenarnya mata ini sudah mulai mengantuk. tapi mendengar ceramah KH Zainudin MZ, mata saya menjadi kuat lagi. Sambil mencoba menghubungi para narasumber di minggu ketiga bulan Ramadhan. Alhamdulillah sudah banyak yang bersedia meskipun tak ada satupun yang dibayar.
Omjay mengucapkan terima kasih banyak kepada semua narasumber yang sudah mengisi kegiatan belajar menulis dan menerbitkan buku. Omjay ingin buktikan bahwa tanpa biaya dari pemerintah kita bisa berbagi ilmu dan pengalaman. Inilah nafas guru penggerak yang sebenarnya. Mulailah menjadi penonton dan bukan pemain.
Puasa hari keenam di bulan Ramadhan ini membuat saya lebih introspeksi diri. Istri tercinta selalu menasehati. Ayah harus bisa berbagi kepada sesama tanpa memperhitungkan untung dan rugi. Inilah indahnya punya istri Sholikhah.
Dari pagi hingga malam hari ini terus beraktivitas agar bermnafaat buat orang banyak. Omjay jadi ingat almarhum kakek KH. MA Dimjati. Beliau selalu memimpin imam sholat dan sesudah sholat berjamaah selalu memberikan ceramah kepada jamaahnya di kebayoran baru. Teduh dan tenang hati ini kalau ingat kakek berceramah seperti KH Zainudin MZ.
Orang baik, rezekinya baik. Saya masih ingat waktu kecil. Anak kakek dan nenek ada 10 orang. Semuanya sukses meniti karirnya masing-masing. Hebatnya saya melihat kakek-nenek tak pernah kelaparan. Rezekinya seperti air mengalir. Semakin diambil semakin jernih airnya.
Itulah mengapa omjay sekarang mengikuti jejak kakek. Sepanjang hidupnya dihibahkan dan diwakafkan untuk kemajuan umat. termasuk juga di bidang pendidikan. Sekolah Al Azhar di kebayoran adalah contoh sekolah yang telah dirintis oleh kakek bersama almarhum Buya Hamka.
Bedanya, kakek tidak sempat menulis, dan isi ceramahnya tak ada yang mereka seperti KH Zainudin MZ. Saat ini saya sedang mengumpulkan jejak langkah KH Mas Ahmad Dimjati. Semoga bisa saya rajut menjadi buku.
Salam Blogger Pershabatan
omjay
Guru Blogger Indonesia