Ada sebuah seminar nasional yang cukup menarik. Judulnya: “Menuju Pendidikan Global Melalui Tenaga Pendidik Profesional yang Menguasai TIK”. Bagi saya, judul ini cukup menarik untuk dibahas, dan akan saya uraikan sesuai dengan kemampuan dan pengalaman saya menjadi guru TIK di SMP Labschool Jakarta.
Ada 3 bagian penting yang harus diuraikan dari judul di atas. Pertama tentang pendidikan global, kedua tentang tenaga pendidik profesional, dan ketiga penguasaan TIK.
Bicara masalah pendidikan global, maka kita akan melihat pelayanan pendidikan di berbagai negara. Dari situ kita sebagai bangsa Indonesia melihat bagaimana bangsa lain mengelola pendidikan anak bangsanya dengan baik.
Globalisasi telah menghampiri seluruh rakyat di belahan bumi manapun dengan membawa banyak dampak baik positif maupun negatif. Sisi positif dari globalisasi itu berada pada kemajuan teknologi informatika dan teknologi komunikasi. Dampak negatifnya adalah kita hanya menjadi objek suatu arus globalisasi tanpa mampu berbuat. Oleh karenanya perlu banyak persiapan terutama mental guna menghadapi era tersebut. Kita harus menjadi produsen informasi dan bukan pemakai informasi,
Dalam era tersebut dibutuhkan kemampuan untuk menjaring dan menyaring segala pengaruh yang masuk dari berbagai kebudayaan yang lain. Pendidikan selama ini dianggap kurang berhasil dalam mempersiapkan anak didiknya untuk memasuki dunia kerja yang telah dirasuki globalisasi dengan neoliberalisme. Mind set peserta didik kita masih bermental pegawai dan bukan pengusaha.
Begitupun dengan tenaga pendidik profesional yang masih sangat minim. Kita belum banyak melahirkan para tenaga pendidik profesional di bidangnya. Dari 2,9 Juta guru di Indonesia, mungkin hanya 70%-nya saja yang menguasai ilmunya dengan baik. Itu berdasarkan data yang saya terima pada seminar nasional pembelajaran abad 21 di kantor telkom pada 2011 yang lalu.
Pendidikan seharusnya mampu menghadapi tantangan global dimana tenaga pendidik mampu berinteraksi secara nasional maupun international dalam menciptakan konten-konten edukasi yang menarik. Jujur harus diakui kita kekurangan konten-konten yang menarik siswa untuk belajar, saya pun menyambut baik dibentuknya komunitas rumah belajar yang digagas oleh Pustekkom kemendikbud.
bersambung…