MENINGGALKAN AL-QURAN

Oleh : Danni Nursalim Harun

”Sesungguhnya, Alquran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang Mukmin yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar.” (QS Al Israa [19]: 9).

Alquran adalah kitab suci terakhir yang diturunkan Allah bagi umat manusia. Bagi umat Islam, Alquran adalah pegangan hidup yang akan mengantarkannya menuju kebahagiaan dunia dan akhirat.

Seiring perjalanan waktu yang merupakan sunnatullah dalam kehidupan setiap umat manusia, kaum Muslimin mulai meninggalkan Alquran sedikit demi sedikit. Hal itu telah termaktub di dalam Alquran, ”Berkatalah Rasul, ‘Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Alquran itu sesuatu yang tidak ditinggalkan’.” (QS Alfurqan [25]: 30).

Ada beberapa bentuk meninggalkan Alquran. Setiap bentuk memiliki perbedaan kadarnya dengan yang lainnya, sebagaimana telah disebutkan oleh Ibnu Qayyim Al Jawziyah. Adapun bentuk-bentuk meninggalkan Alquran sebagai berikut. Pertama, tidak mau mendengarkannya, mengimaninya, dan memerhatikannya. Hal itu telah menyelisihi perintah Allah SWT, ”Dan, apabila dibacakan Alquran, dengarkanlah baik-baik dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat.” (QS Al A’raaf [7]: 204).

Kedua, tidak mengamalkannya dengan tidak memerhatikan apa yang telah dihalalkan dan diharamkannya walaupun ia membacanya dan mengimaninya. Padahal, dalam ayat yang disebutkan di atas, Alquran adalah petunjuk ke jalan yang lurus. Berarti, jika tidak melaksanakan Alquran, kesesatan menjadi sebuah kepastian.

Ketiga, tidak mau berhukum dengan Alquran, baik dalam masalah akidah maupun yang lainnya. Kemudian, menganggap bahwa Alquran tidak memberikan keyakinan dan lafaz-lafaznya tidak menghasilkan keilmuan. Allah SWT berfirman, ”Dan, Kami turunkan kepadamu Alkitab (Alquran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri.” (QS Annahl [16]: 89).

Keempat, tidak merenungkannya, memahaminya, dan tidak berusaha untuk mengetahui keinginan Sang Pembicara di dalam Alquran, yaitu Allah SWT. Firman Allah, ”Maka, apakah mereka tidak memerhatikan Alquran? Kalau kiranya Alquran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya.” (QS Annisa [4]: 82).

Marilah kita kembali kepada Alquran dengan membacanya, mendengarkannya, menelaahnya, serta mengamalkannya. Agar kita tidak termasuk dalam salah satu orang yang meninggalkan Alquran. Wallahu a’lam bishshawab.

KESALAHAN CARA HIDUP MANUSIA

4 Kesalahan Cara Hidup adalah :

  1. Ketidaktahuan, belum mengerti tentang suatu hal, tetapi bersedia untuk diberi tahu.
  2. Kebodohan, belum mengerti tentang suatu hal, telah diberi tahu, tetapi tidak mau tahu.
  3. Ketidaketisan, tidak adil kepada orang lain.
  4. Ketidakjujuran, yakni istilah yang halus untuk kejahatan.

Semua orang tidak bebas dari salah satu 4 kesalahan di atas, karena kita tumbuh.

Kualitas hidup yang baik dimiliki oleh orang-orang yang ramah kepada hal-hal yang belum diketahuinya.kesalahan manusia

MENUJU INDONESIA BARU

Menuju Indonesia Baru

Saya yakin kita semua akan merasa sangat bahagia jika bisa hidup di lingkungan & masyarakat yang aman & damai. Tidak ada lagi tawuran, tidak ada lagi pengemis, tidak ada lagi gelandangan, tidak ada lagi rasa takut di jarah, di todong, di perkosa & tidak ada lagi orang yang hidup sengsara.

Walaupun masih dalam perdebatan, saya pribadi masih percaya bahwa penyebab semua itu adalah proses pembodohan bangsa yang telah berlangsung lama & sistematik. Berapa sih jumlah orang yang berpendidikan S1 ke atas di Indonesia? Berapa jumlah wajib pajak di Indonesia? Berapa jumlah pengguna Internet di Indonesia? Berapa jumlah mahasiswa di Indonesia? Berapa persenkah lulusan SMU / SMK yang tertampung di perguruan tinggi? – jawabannya akan sangat menakjubkan karena saat ini semua-nya berkisar di angka dua (2) juta orang saja dari jumlah bangsa Indonesia yang 200 juta manusia itu. Tidak heran jika sebagian besar bangsa ini masih hidup menggunakan otot-nya bukan kekuatan otak-nya.

Satu-satu-nya cara yang akan memberikan effek jangka panjang hanyalah dengan cara memandaikan bangsa ini. Saya yakin bahwa hanya dengan memandaikan bangsa ini maka dunia usaha, dunia pendidikan, dunia perdagangan, dunia industri di Indonesia akan semakin marak. Jelas utangan ke IMF, Bank Dunia, ADB bukan solusi yang baik!

Proses pemandaian yang paling sederhana adalah menyebarkan ilmu yang sempat kita miliki, sempat kita kumpulkan ke masyarakat banyak. CD-ROM yang di usahakan oleh rekan-rekan di APKOMINDO seperti rekan Hoky, rekan Michael & banyak di sponsori oleh para pengusaha komputer Indonesia merupakan salah satu usaha sederhana untuk memandaikan bangsa ini. CD-ROM merupakan media yang sederhana & murah dalam penyebaran pengetahuan dibandingkan dengan buku.

Saya pada kesempatan ini ingin menyampaikan ucapaan terima kasih sebesar-besarnya pada semua rekan-rekan yang telah berpartisipasi dalam membantu penyebaran pengetahuan ini ke masyarakat banyak. Saya yakin sekali usaha teman-teman tidak akan sia-sia. Bagi rekan-rekan pembaca, saya sangat berharap agar anda dapat menyebarkan kembali ilmu yang anda peroleh ke rekan, tetangga, pacar, mertua, orang tua, kakek, nenek, oom, tante, opa, oma dsb agar semua orang di Indonesia dapat merasakan manfaat yang baik dari teknologi informasi.

Mudah-mudahan usaha ini dapat di-ikuti oleh rekan-rekan terutama yang berada di perguruan tinggi untuk keluar dari menara gading-nya & secara real memberdayakan bangsa Indonesia. Agar semua ini menjadi awal sederhana dari sebuah proses panjang, mengangkat martabat & derajat bangsa Indonesia ke tingkat yang lebih baik, lebih beradab.

Saya pribadi tidak akan pernah bisa membalas amal & ibadah yang telah anda-anda berikan. Akan tetapi, saya yakin Tuhan tidak akan pernah salah menghitung pahala & riski yang sesuai dengan amal & ibadah yang telah anda berikan.

Terima kasih
Akhir April 2008
Onno W. Purbo