Guru Penggerak Kok Malah Semakin Jauh Dari Muridnya?

Seorang kawan pengurus PGRI memberikan gambar atau foto di wa group PGRI. Isinya sangat menyentuh hati Omjay sebagai seorang guru.

“Jangan biarkan guruku terus bergerak mengejar aplikasi. Kembalikan guruku ke ruang hatiku di kelas.”

Terus terang Omjay merasa terharu dengan kalimat tersebut. Betapa sekarang ini banyak guru yang meninggalkan muridnya di kelas supaya bisa aktif di pengelolaan kinerja guru yang ada di dalam aplikasi PMM.

Pakar pendidikan karakter bapak Doni Koesoema mengatakan di channel YouTube tanya pak Doni saja bahwa Aplikasi PMM: Pemaksaan Terstruktur, Masif & Sistematis.

Sahabat pendidikan karakter,

Pemaksaan pemakaian aplikasi di dalam Platform Merdeka Mengajar (PMM) secara terstruktur, masif, dan sistematis ini semakin menunjukkan bahwa pengambil kebijakan sedang mengalami keblinger aplikasi (mabuk aplikasi) dan tidak paham apa hal paling fundamental di dalam pengembangan guru.

Simak kajian kritisnya di kanal transformasi kebijakan pendidikan dalam program “Tanya Pak Doni Saja”. Analisis Kebijakan Pendidikan Terkini, Kritis, Objektif, dan Transformatif selalu dibahas tuntas dalam channel YouTube tanya pak Doni saja.

 

Semoga semua guru kembali bergerak untuk fokus kepada semua muridnya di kelas. Gunakan aplikasi PMM untuk niat berbagi dan belajar secara mandiri. Bukan sekedar untuk mengejar kenaikan pangkat guru.

Guru penggerak harus menjadi contoh buat guru lainnya. Guru penggerak jangan sampai malah meninggalkan muridnya, karena aktif dalam berbagai kegiatan yang justru menjauhkan dirinya dari hati para muridnya.

Semoga semua guru mampu menjadi guru penggerak dan terus bergerak menginspirasi semua muridnya agar berprestasi dan menjadi pemimpin masa depan Indonesia.

Guru penggerak harus semakin dekat dengan semua muridnya. Selama 6 bulan Omjay mengikuti program pendidikan guru penggerak, Omjay merasakan semakin dekat dengan murid atau siswa yang Omjay ajari. Kalau berhalangan hadir rasanya sedih sekali.

Suatu hari Omjay tak hadir di kelas. Omjay tidak hadir karena mengikuti kegiatan upgrading guru penggerak angkatan 7 di salah satu hotel mewah dan megah yang ada DKI Jakarta.

Omjay menjadi sedih sekali, karena tidak bertemu murid di hari itu. Anak-anak juga sedih karena Omjay tidak ada di sekolah. Untunglah ada rekan sejawat yang bisa menggantikan Omjay mengajar. Sehingga pembelajaran masih bisa berlangsung.

Saran buat panitia BBGP Yogyakarta atau lainnya. Sebaiknya kegiatan guru penggerak tidak dilaksanakan di saat jam mengajar guru. Seperti halnya ketika kami mengikuti program pendidikan guru penggerak. Kita belajar secara daring di luar jam mengajar.

Dengan ilmu yang kami kuasai setelah mengikuti program pendidikan guru penggerak, seharusnya guru penggerak itu semakin dekat dengan muridnya. Sebab selama 6 bulan kami diberikan ilmu agar semakin dekat dengan murid dan menjadi pemimpin pembelajaran di kelas.

Bagaimana caranya agar guru penggerak selalu dekat dengan muridnya? Guru harus selalu hadir di hati semua muridnya dan jangan sibuk dengan urusan administrasi. Oleh karena itu Omjay sarankan kepada Kemdikbudristek agar guru tidak lagi dibebani persoalan administrasi dan terjajah aplikasi PMM.

Demikianlah kisah Omjay kali ini tentang kegiatan Omjay sebagai guru penggerak di sekolah. Semoga tak ada lagi guru penggerak yang justru menjauh dari muridnya hanya karena disibukkan dengan pengelolaan kinerja guru dan disibukkan urusan administrasi. Jangan sampai ada yang mengatakan, “guru penggerak kok malah jauh dari muridnya?”

Salam blogger persahabatan

Omjay

Guru blogger Indonesia

Blog https://wijayalabs.com

 

Konten ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul “Guru Penggerak Kok Malah Semakin Jauh dari Muridnya?”, Klik untuk baca:
https://www.kompasiana.com/wijayalabs/65d1c88bde948f5771091572/guru-penggerak-kok-malah-semakin-jauh-dari-muridnya

Kreator: Wijaya Kusumah

 

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tulis opini Anda seputar isu terkini di Kompasiana.com

Berbagi Praktik Baik (Best Practice) Tidak Wajib Diupload ke Aplikasi PMM yang Digagas Nadiem Makarim

Webinar Berbagi Praktik Baik Inovasi Pembelajaran Berbasis TIK (Tangkapan Layar Sudomo)

Melintas.id – Berbagi Praktik Baik (Best Practice) Tidak Wajib Diupload ke Aplikasi PMM. Mengapa Tidak Wajib? Sebab Guru Memiliki Kemerdekaan untuk Saling Berbagi Kepada Sesama Guru. Teruslah berbagi ilmu dan pengalaman kepada guru lainnya di seluruh nusantara.

Praktik baik di kelas bapak dan ibu guru tidak perlu diupload di aplikasi PMM yang digagas Nadiem Makarim. Langsung saja dibagikan kepada kawan-kawan guru lainnya. Bisa lewat blog pribadi dan bisa lewat media sosial bapak dan ibu guru. Niatkan untuk berbagi ilmu dan pengalaman.

Bapak ibu guru tidak boleh terjajah aplikasi. Kita sebagai guru harus merdeka dalam berbagi praktik baik kepada guru lainnya. Sebagaimana kami dulu berjuang mengembalikan mata pelajaran TIK dan KKPI dalam kurikulum 2013.

https://www.youtube.com/watch?v=3E90aWCvizM

Dahulu kami komunitas guru TIK dan KKPI berjuang mengembalikan mata pelajaran TIK dan KKPI. Mata pelajaran tersebut dihapuskan dalam kurikulum 2013, dan diganti prakarya. Saat itu kami menolak kebijakan kemdikbud.

Kami semua berjuang dan beradu argumentasi dengan para pejabat kemdikbud. Omjay kemudian mengajak kawan-kawan yang kuliah S3 di Pascasarjana UNJ bertemu mendikbud Anies Baswedan. Jadwal beliau padat sekali, dan kami akhirnya hanya bisa berfoto mesra dengan beliau di depan kantor kemdikbud gedung D.

https://www.youtube.com/watch?v=tlD6Qb7YXkI

 

 

Kamipun akhirnya bertemu dengan para pejabat kemdikbud lainnya di lantai 16 gedung D. Kami kemudian berdialog dengan para pejabat kemdibud dan mereka berkata masih belum bisa mengembalikan mata pelajaran TIK dan KKPI ke dalam kurikulum 2013

Perjuangan tiada henti kami lakukan dan alhamdulillah menemui jalannya. Namun, Anies Baswedan saat itu dicopot sebagai mendikbud oleh presiden Jokowi, dan digantikan Muhadjir Efendi. Kamipun akhirnya memberikan naskah akademik matpel informatika kepada beliau.

Input sumber gambar dokpri

Perjuangan terus berlanjut, dan kami diminta untuk membuat naskah akademik mata pelajaran informatika. Mata pelajaran ini baru bisa diberlakukan secara resmi dalam kurikulum merdeka. Era dimana Nadiem Makarim menjadi mendikbudristek.

Jadi bapak ibu guru, ketika ada kebijakan kemdikbud yang kurang sreg di hati, lawanlah dengan santun dan hati nurani. Ajukan kajian akademik, dan gunakan logika berpikir ilmiah seorang akademik. Coba saja anda pikirkan baik-baik. Tak ada sebuah kebijakan muncul begitu saja tanpa perjuangan dan pengorbanan.

Apakah boleh berbagi praktik baik di kelas sendiri dibagikan di blog pribadi dan media sosial guru? Tentu saja boleh, dan tidak harus diupload di aplikasi PMM.

Lihat saja vidionya di https://www.youtube.com/watch?v=9DMagu4rfO4

 

Sekarang kurikulum sudah merdeka, sudah sewajarnya pula guru harus berpikir merdeka, dan tidak terjajah aplikasi. Bapak ibu guru harus berani melawan kebijakan yang kurang tepat. Seperti halnya dulu kami guru TIK dan KKPI dalam berjuang.

Berani karena benar dan takut karena salah. Kebenaran akan selalu menemui jalannya sendiri. Namun, semua itu butuh perjuangan dan ikhtiar yang tak pernah padam. Teruslah berjuang bapak dan ibu guru dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

Perjuangan demi perjuangan kami lakukan, mulai dari sekolah sampai stasiun televisi kami jalani dengan kekuatan hati nurani. Tereliminasinya mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dari kurikulum 2013 diprediksi berdampak pada kesenjangan pengetahuan teknologi informasi dan komunikasi antara pelajar di kota besar dan daerah.

Membahas persoalan ini bersama Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Atas Harris Iskandar (saat itu) dan Sekjen Asosiasi Guru TIK Wijaya Kusumah (Omjay). Rekamannya dapat anda tonton di bawah ini.

https://www.youtube.com/watch?v=xHcR-pt2UP4

 

 

Demikianlah kisah omjay tentang berbagi praktik baik di kelas yang bisa dibagikan kepada guru lainnya tanpa harus menggunakan aplikasi PMM. Teruslah berbagi ilmu dan pengalaman karena berbagi itu indah. Teruslah berbagi praktik baik tanpa menggunakan aplikasi PMM yang diciptakan Nadiem Makarim. Justru bapak ibu guru harus menciptakan sendiri aplikasinya, dan tidak sekedar menggunakan aplikasi PMM.

Salam Blogger Persahabatan

Omjay

Guru Blogger Indonesia

Blog https://wijayalabs.com

Omjay Guru Blogger Indonesia

Tidak Ada Satu Masa, Guru Terjajah Aplikasi, dan Terjadi Tirani Aplikasi

*Tidak Ada Satu Masa Guru Terjajah Aplikasi (Curhatan Guru di Media Sosial)*

26 Januari 2024  

Tidak ada satu masa, dimana guru tersandera dan bahkan terjajah aplikasi. Justru ini terjadi di era merdeka belajar. Kembalikan tugas guru sebagai pendidik dan pengajar di sekolah. Bukan sebagai pemakai aplikasi yang setiap saat berganti. 

Guru harus lebih banyak berada di depan murid-muridnya, dan tidak diajak untuk berselancar di aplikasi PMM yang di dalamnya ada sasaran kerja guru Aparatur Sipil Negara (ASN). Read More