Buatlah cerita tentang perjalananmu mengikuti kegiatan AMT kelas 9 ke Bogor. Panjang tulisan minimal 700 kata dan harus ada teks, foto dan video dalam cerita kamu di blog. Kirimkan alamat url tulisanmu di blog ke wijayalabs@gmail.com. Contoh artikel bisa kamu baca di sini. Foto AMT bisa kamu lihat di sana.
Buatlah sebuah video tentang Lab Komputer SMP Labschool Jakarta dan upload ke kanal youtube.com. Ceritakan di depan komputer tentang fasilitas apa yg kamu dapatkan di labkom.
Kirimkan jawaban soal nomor 1-8 ke email wijayalabs@gmail.com
Jakarta –
Kabar membanggakan datang dari dunia pendidikan Indonesia. SMP Labschool Jakarta yang beralamat di Rawamangun, Jakarta Timur, berjaya di lomba tari tradisional di Paris.
SMP Labschool Jakarta mengikuti kejuaraan 15TH International Competition and Festival Of Folklore, Dance And Music Etoiles De Paris pada 17 Juli 2019. Mereka mendaftar sekitar Maret-April 2019.
Wakil Kepala Sekolah SMP Labschool Jakarta, Sarmilih Madjid menceritakan persiapan anak didiknya dari sebelum lomba hingga menjadi juara. “Saat kami melakukan persiapan untuk lomba di Paris, kami didatangi istri Wakil Dubes Paris Ibu Rani Agung yang menyemangati kami dari SMP Labschool Jakarta dan tim tari dari UI yang mewakili Indonesia,” kata Sarmilih Madjid saat dikonfirmasi, Kamis (18/7/2019).
Sarmilih menyebut program ini sempat ditawarkan ke Tim Tari SMP Labschool Jakarta, namun tidak semuanya bisa ikut karena terbentur masalah biaya dan sebagainya. SMP Labschool Jakarta kemudian menawarkan ke siswa kelas VII dan kelas VIII.
“Akhirnya kami tawarkan ke siswa kelas 7 dan kelas 8, lalu terpilihlah 16 siswa terbaik kami tersebut. Anak-anak kami dilatih sekitar 22 kali latihan dengan durasi latihan sekitar 1,5 sampai 2 jam,” ucapnya.
Tak hanya mengikuti lomba, SMP Labschool Jakarta turut membawa misi ke Paris. “Kami mempromosikan tarian ondel-ondel yang awalnya tarian sakral kemudian berubah menjadi tarian hiburan, lalu berubah lagi menjadi paling rendah untuk ngamen mengais uang recehan menjadi tarian yang dihargai dunia. Itu salah satu misi kami juga,” tutur dia.
Pada akhirnya tim SMP Labschool Jakarta menjadi juara 1 di tingkat junior high school. Mereka menyabet tiga kategori juara. “Juara 1 tingkat junior high school, juara 1 pemusik terbaik dan juara 1 koreografi terbaik. Semuanya tingkat junior high,” ucapnya.
Dalam festival ini, ada 51 tim dari 10 negara yang ikut berkompetisi. Namun, Sarmilih tak mengetahui secara pasti berapa tim yang berkompetisi di tingkat junior. Kesepuluh negara yang bertanding adalah Armenia, Kroasia, Slovenia, Romania, Lithuania, Meksiko, Indonesia, Amerika, Ukraina dan Bulgaria.
“Kami juga akan mempromosikan tarian tersebut dengan live music saat festival di Prague pada tanggal 20 sampai dengan 22 Juli, Prague Art Festival. Kami bawa juga alat musik gendang, kromong, rebana dll,” katanya. Berita di sini.
Inilah sebuah kisah nyata seorang guru. Bukan bermaksud untuk menyombongkan diri, tapi ingin memotivasi kawan guru lainnya. Sebab Allah sangat tidak suka dengan orang yang sombong dan membanggakan diri.
Kisah Nyata Omjay
Alhamdulillah. Malam itu saya menangis haru. Selalu bersyukur kepada Allah sang Maha Pemberi Rezeki. Sudah diatur rezeki kita masing masing dan tak akan tertukar. Jadilah manusia yang pandai bersyukur.
Ayo semangat. Akan banyak kejutan rezeki setelah kita berprestasi dan menginspirasi. Niatkan untuk selalu berbagi. Uang yang didapat adalah bonusnya. Ridho Allah lebih utama.
Omjay juga awalnya tidak percaya. Malam sebelum kami berangkat, semua peserta yang akan berangkat ke luar negeri tanda tangan uang saku sebesar 21 juta. Jumlah yang cukup besar bagi kami yang menjadi guru.
Kami semua bersyukur karena tidak mengira dikasih uang saku sebanyak itu. Besok paginya banyak yang ke money changer tukar uang yuan china. Ada juga yang memang dari awal meminta dalam bentuk Yuan, mata uang china.
Jadi benar kata pepatah. Banyak memberi akan banyak menerima. “Hiduplah dengan memberi sebanyak-banyaknya, bukan menerima sebanyak-banyaknya”.
Setiap lomba guru diikuti saja sambil santai. Menurut teman guru dari bengkulu, faktor keberuntungan itu membawa dirinya pergi ke luar negeri. Jadi bukan karena pintar. Faktor X terkadang memang berpengaruh. Berdoa dan berusaha itu kuncinya. Kreativititas guru itu pintunya.
Satu lagi pengalaman omjay. Ikut lomba inobel dan duta rumah belajar putekkom kemdikbud itu enaknya online. Jadi kita bisa belajar dari rumah masing masing dan tidak perlu meninggalkan sekolah atau rumah. Kalau lolos baru kemudian kita kopdar dan bertemu dengan guru guru hebat lainnya dari seluruh indonesia.
Semua biaya transportasi dan akomodsi serta uang saku diberikan oleh pustekkom kemdikbud. Kalau lolos perjuangannya terbayar sudah. Kalau tidak lolos jangan patah semangat. Tahun depan ikut lagi. Pak guru di daerah 3T gagal 2 tahun berturut turut. Tahun ketiga baru bisa lolos dan jadi juara mewakili Provinsinya.
Begitu juga kalau kita ikut lomba inovasi pembelajaran. Setiap tahun selalu ada dan naskah dikirimkan secara online. Website kesharlindung dikdas dan dikmen selalu diserbu para guru untuk mendapatkan informasi terbaru.
Jadi lombanya online dan kalau lolos akan dipanggil oleh kemdikbud ke Jakarta. Semua biaya akomodasi dan transportasi serta uang saku selama di jakarta diberikan oleh kemdikbud. Lelah menjadi lillah kalau semua itu dikerjakan dengan ikhlas dan riang gembira.
Pengalaman ibu Umi guru agama islam di SMP Negeri patut diacungi jempol. Tahun pertama dan kedua beliau gagal jadi juara. Beliau ikut lagi yang ketiga kalinya dan mendapatkan juara pertama. Hadiahnya berangkat ke negara Jepang. Pelajarannya adalah berkali kita gagal lekas bangkit dan cari akal. Berkali kita jatuh lekas berdiri jangan mengeluh.
Selama berada di china saya banyak belajar dari para juara olimpiade guru nasional atau ogn. Lalu guru berprestasi atau gupres serta juara duta rumah belajar pustekkom kemdikbud. Mereka memang layak jadi juara karena kerja kerasnya yang luar biasa.
Mereka itu memang multi talenta. Bisa nulis. Bisa nyanyi. Biasa pidato. Bahkan ada yang pintar menari dan menyanyi. Saya menyebutnya guru serba bisa. Mereka adalah guru guru milenial yang omjay kenal.
Cerita panjang ini sengaja omjay tulis. Ini sebenarnya kisah nyata dari kesedihan saya dengan hilangnya matpel tik dalam kurikulum 2013. Waktu itu saya marah karena matpel yang saya ampu dihapus dalam kurikulum 2013. Lalu kemudian saya sadar. Daripada marah sama pemerintah, kenapa tidak buat karya inovasi pembelajaran TIK? Lalu mulailah saya mewujudkan ide-ide tsb bekerjasama dengan guru lainnya.
Jadilah sebuah judul karya inobel, meningkatkan keterampilan menulis siswa melalui pembuatan buku fiksi dan non fiksi.
Anak anak saya ajak bikin buku keroyokan. Setiap kelas menerbitkan 2 buah buku. Buku fiksi dan non fiksi. Jadilah 14 buku yg saya pamerkan di depan dewan juri inobel.
Buku dibuat dlm bentuk cetak dan digital sehingga semua orang bisa akses di blog saya di wijayalabs.com.
Alhamdulillah terpilih menjadi juara ketiga. Waktu itu dapat hadiah laptop dan uang sebesar 5 juta. Kemudian dari sponsor saya dapat hadiah umroh bersama istri tercinta.
Di tanah suci saya berdoa.
Pertama lulus dan selesai S3. Sudah 5 tahun saya belum lulus juga.
Kedua bisa belajar ke luar negeri untuk dapat ilmu baru.
Ketiga minta agar matpel TIK kembali ke dalam kurikulum.
Doa pertama sedang saya wujudkan dengan terus menerus mengumpulkan data penelitian. Judul desertasinya adalah pengelolaan blog di internet secara kolaboratif dalam meningkatkan keterampilan menulis siswa.
Doa kedua alhamdulillah terwujud dengan diberangkatkannya kami ke negara china utk belajar STEM. Selama 21 hari kami belajar stem dan budaya china yang fenomenal.
Doa ketiga adalah kembalinya matpel TIK dengan nama informatika pada tahun ajaran baru. Alhamdulillah sudah mulai terlihat wujudnya setelah kami diundang puskurbuk kemdikbud untuk membantu menyusun draft materinya. Tinggal menunggu pelatihannya di bulan Juli 2019.
Teruslah berjuang menjadi guru yg menginspirasi. Omjay berharap kawan kawan yang membaca ini untuk mendoakan omjay bisa selesai desertasinya dan mendapatkan gelar doktor pendidikan. Aamiin.