Guru TIK Bukan Guru Prakarya
1 Jul 2016 — Berbagai argumentasi sdh dijelaskan tentang pentingnya tik sbg mata pelajaran. Tapi kemdikbud tetap memaksakan diri agar tik tdk berdiri sendiri sebagai mata pelajaran. Kemdikbud tetap jalan terus tanpa memikirkan dampaknya.
Mohon Berikan keadilan dalam bidang pendidikan karena tik bukan sebagai alat bantu penbelajaran saja. Biarkan tik berkembang sbg ilmu dari penduduk indonesia yg bervariasi. Aspek software, hardware dan brainware akan jadi bentuk variasi itu.
Solusinya kembalikan tik pada tempatnya semula supaya generasi emas indonesia terdidik tik dgn baik. Materinya terus diupdate dan gurunya diberikan pelatihan seperti guru mata pelajaran lainnya. Guru fokus pada peserta didik dan bukan pada pendidik.
Tik bukan bimbingan tapi tik adalah mata pelajaran yang di dalamnya ada penilaian peserta didik dan dilaporkan kepada orang tua siswa.
Guru tik bukan guru prakarya oleh karena itu tugaskan mereka sesuai kewenangannya mengajar tik sesuai bidang keilmuannya.
Angket Siswa Indonesia Untuk Kembalinya Matpel TIK dalam Kurikulum Nasional
Mengkaji TIK sebagai Mata Pelajaran
Kurikulum 2013 masih menyisakan berbagai persoalan. Namun pemerintah nampaknya tak mau mendengarkannya. Akibatnya, kurikulum 2013 akan berjalan dengan banyak masalah. Salah satu masalahnya adalah masalah hilangnya mata pelajaran TIK dalam struktur kurikulum 2013. Ada mata pelajaran yang ditambah, dan ada mata pelajaran yang dihilangkan dalam kurikulum 2013. Kemdikbud hanya menanggap TIK sebagai alat bantu pembelajaran saja dan tidak perlu menjadi mata pelajaran yang berdiri sendiri.
Video Saksi 2016 di Gunung Bunder
Guru TIK dan KKPI Tandatangani Petisi Hidupkan Kembali Pelajaran TIK dan KKPI
Segera Kembalikan Mata pelajaran TIK dan KKPI
SEGERA KEMBALIKAN MATPEL TIK DAN KKPI
Kami sangat senang sekali bisa bertemu dengan mendikbud bapak Anies Baswedan. Kami menunggu beliau di kantornya cukup lama. Dari mulai jam 16.00 wib sampai 19.00 wib.
Kami bertekad kuat menyampaikan aspirasi anak negeri ini. Walaupun kami tahu, pertemuan ini tidak terjadwalkan karena padatnya jadwal mas menteri. Mohon maaf sebelumnya dari kami, guru TIK dan KKPI. Bagi kami save matpel TIK dan KKPI adalah harga mati seperti NKRI.
Mari Dukung Matpel TIK Kembali Ke Kurikulum
Dihapuskannya mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di Indonesia dari kurikulum 2013 menambah keterpurukan pendidikan di Indonesia. Padahal di negara maju lainnya pendidikan computer science di sekolah kian dikembangkan. Menurut World Education Forum, pendidikan Indonesia menempati peringkat ke-69 dari 76 negara. Hal ini terungkap dalam Seminar Nasional Computer Science di Aula Gedung A Kemendikbud, Jakarta, Jumat (18/9/2015) yang dihadiri lebih dari 500 orang guru dari berbagai daerah di Indonesia. Dihapuskannya mata pelajan TIK karena tidak adanya listrik di berbagai daerah. Kemdikbud meresa berat untuk menyiapkan listrik di semua sekolah dan takut di PTUN kan oleh masyarakat.
Merevisi Kembali Kurikulum 2013

sumber: https://www.facebook.com/photo.php?fbid=940088426064075&set=pcb.940088696064048&type=1&theater
Dulu saya ingatkan pemerintah agar tidak tergesa-gesa melaksanakan kurikulum 2013. Tapi pesan saya itu diterjemahkan lain. Akhirnya kurikulum 2013 harus direvisi seperti sekarang ini. Antara konsep dengan implementasi harus diperbaiki. Sejumlah guru dan para pakar diundang oleh pusat kurikulum dan perbukuan untuk merevisinya kembali. Mereka berkumpul di hotel berbintang di Jakarta. Mereka lebih suka menamainya pengembangan kurikulum 2013.
Surat Dari Onno W Purbo Untuk Mendikbud Anies Baswedan
OWP-20150817-surat-ke-pak-anies-baswedan
Jakarta, 17 Agustus 2015
Kepada Yth.
Prof. Anies Baswedan
Menteri Pendidikan Nasional
di Senayan, Jakarta
Assalamualikum Wr. Wb.
Bersama surat ini, saya bermaksud untuk menyampaikan keprihatinan saya dengan kurikulum 2013 khususnya implementasi teknologi TIK di dunia pendidikan.
Saya melihat guru TIK & TIK di sekolah sebagai kunci dan aset yang sangat strategis untuk bangsa Indonesia ke depan. Khususnya untuk memenuhi hak azasi bangsa menjadi pandai dan dapat mengeksplorasi pengetahuan tanpa di batasi oleh struktur sekolah, ruang kelas, bangunan dan waktu. Ini penting karena sistem pendidikan konvensional, hanya mampu menjamin 10% dari bangsa menjadi sarjana. 90% lainnya harus gigit jari karena dibatasi oleh ruang, waktu dan biaya.