Budaya Positif

Sosialisasi Budaya Positif

Live Streaming on Youtube
https://youtube.com/live/J4X0Oy63-nc?feature=share

Setiap hari Selasa malam Rabu, APKS PGRI rutin melaksanakan kegiatan public speaking for teacher atau kelas BICARA. Pada malam hari ini, Omjay akan membagikan ilmu dan pengalamannya dalam rangka sosialisasi budaya positif.

Kegiatan kelas bicara ini bersertifikat 40 jam dan dirancang dalam 20 kali pertemuan online melalui aplikasi zoom dan live youtube. Kegiatan kelas bicara ini GRATIS dan terbuka untuk umum.

Menurut ilmu budaya positif yang dipelajari OmJay, budaya positif ada 6 macam yaitu :

  1. Perubahan paradigma stimulus respon
  2. Konsep Disiplin Positif
  3. Keyakinan kelas
  4. Pemenuhan 5 Kebutuhan Dasar Manusia
  5. Lima Posisi Kontrol
  6. Segitiga Restitusi.

Penjelasan yang pertama mengenai Perubahan paradigma stimulus respon, yaitu untuk membangun budaya yg positif, sekolah perlu menyediakan lingkungan yang aman, dan nyaman agar siswa mampu berpikir, bertindak, dan mencipta dengan merdeka, mandiri, dan bertanggung jawab. Salah satu strategi yang perlu ditinjau ulang adalah bentuk disiplin yang dijalankan selama ini di sekolah masing – masing.

Kemudian, Konsep budaya positif merupakan unsur utama dalam terwujudnya budaya positif yang dicita-citakan di sekolah. Kalau siswa bisa disiplin, pasti bisa belajar.  Mendisiplinkan siswa adalah bagian yang paling menantang seorang guru.

Ketika mendengar kata “disiplin”, Kebanyakan orang akan menghubungkan kata disiplin dengan tata tertib, teratur, dan kepatuhan. Iya betul, dikatakan disiplin jika tidak melanggar tata tertib, peraturan, dan sebagainya. Antara yang melanggar peraturan dan  yang tidak melanggar, pasti memiliki motivasi diri. Kenapa bisa melanggar? Kenapa bisa tertib?

Yuk kita kenali adanya 3 motivasi manusia yaitu :

  1. Untuk menghindari ketidaknyamanan atau hukuman,
  2. Untuk mendapatkan imbalan atau penghargaan dari orang lain,
  3. Untuk menjadi orang yang mereka inginkan dan menghargai diri sendiri dengan nilai-nilai yang

Setelah diketahui motivasi yang mendasari perilaku melanggar, kemudian diketahui bersama adanya keyakinan kelas bahwa dalam pembentukan keyakinan kelas,

  1. Keyakinan kelas bersifat lebih ‘abstrak’ daripada peraturan, yang lebih rinci dan konkrit.
  2. Keyakinan kelas berupa pernyataan-pernyataan universal.
  3. Pernyataan keyakinan kelas senantiasa dibuat dalam bentuk positif.
  4. Keyakinan kelas hendaknya tidak terlalu banyak, sehingga mudah diingat dan dipahami.
  5. Keyakinan kelas sebaiknya sesuatu yang dapat diterapkan di lingkungan tersebut.
  6. Semua warga kelas hendaknya ikut berkontribusi dalam pembuatan keyakinan kelas lewat kegiatan curah pendapat.
  7. Bersedia meninjau kembali keyakinan kelas dari waktu ke waktu. Perlu diciptakan dan disepakati adalah keyakinan-keyakinan atau prinsip-prinsip dasar bersama warga kelas. Salah satu yang  telah disepakati yaitu budaya malu, dengan Kesepakatan ” Saya Malu Jika…

Dengan demikuan kesepakatan kelas itu dibuat, didiskusikan , dimusyawarahkan dengan seluruh warga kelas. Jadi seluruh warga kelas mengetahui secara jelas dengan rinciannya.

Selanjutnya dijelaskan pula oleh Dr. Wijaya Kusumah,M.Pd., mengenai 5 ( lima) kebutuhan dasar manusia.

Semua tindakan yg dilakukan di kelas harus dapat menciptakan sebuah lingkungan positif, aman dan nyaman. Dari keyakinan kelas yg telah disepakati bersama akhirnya terbentuklah budaya positif.

Seluruh tindakan manusia memiliki tujuan tertentu. Semua yang kita lakukan adalah usaha terbaik kita untuk mendapatkan apa yang kita inginkan. Ketika kita mendapatkan apa yang kita inginkan, sebetulnya saat itu kita sedang memenuhi satu atau lebih dari satu kebutuhan dasar kita, yaitu

1) Kebutuhan untuk bertahan hidup (survival),

2) Cinta dan kasih sayang (love and belonging) Kebutuhan untuk diterima,

3) Kebebasan (freedom) kebutuhan akan pilihan,

4) Kesenangan (fun) kebutuhan akan rasa senang,

5) Penguasaan (power) kebutuhan pengakuan atas kemampuan.

Penerapan di kelas atau disekolah berkaitan denga pemenuhan 5 kebutuhan dasar manusia adalah sebagai berikut :

  • Ketika seorang siswa melakukan suatu perbuatan yang bertentangan dengan nilai-nilai kebajikan, atau melanggar peraturan, hal itu sebenarnya dikarenakan mereka gagal memenuhi kebutuhan dasar mereka.
  • Siswa kita juga mempunyai gambaran dunia berkualitas mereka. Tentunya sebagai guru kita ingin mereka memasukkan hal-hal yang bermakna dan nilai-nilai kebajikan yang hakiki ke dalam dunia berkualitas mereka.
  • Bila guru dapat membangun interaksi yang memberdayakan dan memerdekakan siswa, maka siswa akan meletakkan dirinya sendiri sebagai individu yang positif dalam dunia berkualitas karena mereka.

Dalam menyelesaikan kasus di kelas / sekolah, sebaiknya guru juga harus memahami adanya 5 posisi kontrol. Melalui serangkaian riset dan bersandar pada teori Kontrol Dr.William Glasser, Gossen berkesimpulan ada 5 posisi kontrol yang diterapkan seorang guru, orang tua ataupun atasan dalam melakukan kontrol. Kelima posisi kontrol tersebut adalah:

  1. Penghukum (Hukuman fisik atau verbal) “Patuhi tata tertib”
  2. Pembuat Orang Merasa Bersalah (Biasanya guru menyampaikan dengan suara yang lembut. “Bagaimana kalau orang tuamu tahu”
  3. Teman (Guru memposisikan sebagai teman) “Ingat tidak bantuan bapak selama ini!”.
  4. Monitor (Pemantau/mengawasi) “apa yang telah kamu lakukan?”
  5. Manajer (mempersilahkan murid untuk mempertagungjawabkan perilakunya dan mencari

Di Bagian akhir pemaparannya, OmJay menjelaskan tentang segitiga restitusi. Selama menyelesaikan kasus, guru menggunakan rangkaian segitiga restitusi. Restitusi adalah proses menciptakan kondisi bagi siswa untuk memperbaiki kesalahan, langkah-langkahnya yaitu

  1. Menstabilkan Identitas (Kita semua akanmelakukan hal terbaik yang bisa kita lakukan),
  2. Validasi Tindakan yang Salah (Semua perilaku memiliki alasan)
  3. Menanyakan Keyakinan (Kita semua memiliki motivasi internal

Demikianlah hasil dari kelas Public Speaking yang pesertanya  sangat antusias mengikuti lewat Zoom maupun YouTube. Selanjutnya sesi tanya jawab juga sangat ramai dengan pertanyaan. Narasumber menjawab setiap pertanyaan dengan piawainya. Semoga bermanfaat dan senantiasa dapat mengambil tindakan secara adil dan bijaksana. Terima Kasih sudah berkenan membaca kisah Omjay.

Salam Blogger Persahabatan

Omjay

Guru Blogger Indonesia

Blog https://wijayalabs.com

by

Teacher, Trainer, Writer, Motivator, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, Simposium, Workshop PTK dan TIK, Edupreneurship, Pendidikan Karakter Bangsa, Konsultan manajemen pendidikan, serta Praktisi ICT. Sering diundang di berbagai Seminar, Simposium, dan Workshop sebagai Pembicara/Narasumber di tingkat Nasional. Dirinya telah berkeliling hampir penjuru nusantara, karena menulis. Semua perjalanan itu ia selalu tuliskan di http://kompasiana.com/wijayalabs. Omjay bersedia membantu para guru dalam Karya Tulis Ilmiah (KTI) online, dan beberapa Karya Tulis Ilmiah Omjay selalu masuk final di tingkat Nasional, dan berbagai prestasi telah diraihnya. Untuk melihat foto kegiatannya dapat dilihat dan dibaca di blog http://wijayalabs.wordpress.com Hubungi via SMS : 0815 915 5515/081285134145 atau kirimkan email ke wijayalabs@gmail.com atau klik hubungi omjay yg disediakan dalam blog ini, bila anda membutuhkan omjay sebagai pembicara atau Narasumber.

2 thoughts on “Budaya Positif

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.