Mengekspresikan Diri yang Baik di Media Sosial

BAB 12

MENGEKSPRESIKAN DIRI YANG BAIK DI MEDIA SOSIAL

            Pada era digital ini kita tidak lepas dari yang namanya media sosial, banyak sekali pengguna telepon seluler atau komputer memiliki aplikasi media sosial untuk mengekpresikan pendapatnya, pertanyaannya sekarang adalah apa itu media sosial? Apa sih fungsi media sosial itu? Disini akan dibahas sedikit mengenai semua yang berhubungan dengan media sosial dan bagaimana cara kita untuk mengekspresikan diri yang baik di media sosial kita.

            Pada dasarnya media sosial adalah media daring yang menduduki interaksi sosial. Media Sosial menggunakan teknologi berbasis intenet yang mengubah komunikasi menjadi dialog interaktif. Dengan adanya media sosial kini interaksi antar sesama menjadi lebih mudah, kita bisa langsung saling berbalas info satu dengan yang lain. Bahkan dengan adanya media sosial dapat memudahkan kita untuk mempromosikan produk yang akan kita jual, baik dengan cara mempromosikan sendiri ataupun dengan melakukan endorsement.

            Selain untuk memudahkan bisnis dan interaksi juga ternyata media sosial memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap kehidupan kita, diantaranya adalah mudahnya berita-berita atau info-info disebar tanpa ada proses screening mengenai berita itu berita benar atau bukan, yang biasanya dengan memberikan kata-kata intimidasi ataupun kata-kata yang sedikit membuat kita menjadi takut. Bahkan komunikasi antar sesama baik dalam keluarga menjadi lebih sering melalui media sosial dibandingkan dengan secara langsung yang berakibat kita lebih banyak mengabiskan waktu dengan perangkat kita dibandingkan dengan orang sekitar kita.

            Selain hal-hal tersebut di atas, penggunaan media sosial juga memiliki dampak yang positif terhadap kelancaran pembelajaran kita dalam masa pandemi ini, banyak sekolah menggunakan fasilitas media sosial mereka untuk melakukan kegiatan pembelajaran secara daring, meskipun banyak yang hanya melakukan pembelajaran yang berupa penugasan saja, contohnya pihak guru hanya memberikan tugas kepada siswanya melalui media sosial dan meminta mereka mengerjakan dan mengumpulkan pada waktu yang sudah ditentukan melalu media sosial yang digunakan.

            Itu hanya sedikit contoh saja, tetapi banyak juga yang menjadikan media sosial untuk menunjukan ekspresi mereka yang terpendam, diantaranya seseorang menyukai fotograpi, setelah melakukan beberapa pemotretan dia memposting hasilnya di media sosialnya sehingga orang lain dapat ikut menikmati hasil karya mereka, selain itu mereka juga dapat menjual hasil karya mereka secara daring melalui bantuan media sosial.

            Ada banyak hal yang dapat kita lakukan dengan media sosial, dari mulai berkomunikasi dengan orang lain, menampilkan dan mengekpresikan hasil karya kita kepada orang lain, mempromosikan produk atau barang jualan kita, melakukan pembelajaran yang interaktif bahkan mengekspresikan pendapat kita melalui media sosial.

            Dengan kebebasan berekspresi kita harus mengetahui bahwa sebebas-bebasnya berekpresi di media sosial meskipun itu adalah media sosial pribadi kita tetap harus melihat UU ITE yang membatasi kita untuk mengekpresikan pendapat kita, yang mana UU ITE ini bukan untuk mengekang tetapi untuk menjaga agar pendapat atau ekspresi kita di media sosial tidak menyinggung seseorang atau bahkan bisa menjadi boomerang bagi kita sendiri, sehingga kita bisa lebih beretika ketika berekspresi di media sosial.

            Ada beberapa cara agar kita tetap berekspresi secara baik di media sosial yang terkadang ini dilupakan oleh kita sehingga apa yang kita kemukakan malah berbalik ke kita sendiri akibat ketidak tahuan atau ketidak hati-hatian kita dalam bermedia sosial. Pada dasarnya ada lima hal yang harus kita perhatikan ketika akan berekspresi disosial media adalah dengan berpatokan dengan “THINK” yang merupakan akronim dari is it True?, is it Helpful?, is it Inspiring?, is it Necessary?, and is is kind?.

            Mari kita bahas satu persatu, is it True? Artinya apakah yang kita ekspresikan merupakan hal yang benar? Apakah ini bukan sekedar pernyataan yang tidak mendasar? Karena apapun yang kita ekspresikan dimedia sosial akhirnya akan menjadi pertanggungan jawab kita sendiri, sehingga kita harus memperhatikan konten yang kita sampaikan apakah itu benar atau hanya hal bohong belaka? Sudah banyak kejadian yang mengakibatkan orang-orang ditangkap oleh pihak berwajib akibat konten yang meraka sampaikan ternyata bohong belaka dan hanya untuk popularitas sesaat saja sehingga mengakibatkan mereka tidak memikirkan dampak yang akan terjadi dikemudian hari.

            Yang berikutnya adalah is it Helpful? Artinya apakah yang kita ekspresikan dapat membantu orang atau sekedar bacaan saja? Meskipun arti membantu disini tidak selalu merupakan bantuan secara langsung, tetapi bisa juga menjadi sebuah bantuan secara langsung seperti apa yang ekspresikan di media sosial membuat orang menjadi tersenyum atau tertawa akibat dari apa yang kita tulis di media sosial kita, karena pada dasarnya apa yang kita tulis di media sosial tidak selalu harus yang serius, tetapi bisa juga berupa guyonan, ataupun cerita lucu yang pernah kita alami yang kita tulis sesuai dengan yang kita mau. Meskipun ini sekedar hal yang kecil tetapi untuk sebagian orang disana bisa menjadi penghibur di dalam kekalutan mereka yang mungkin bisa terhibur akibat tulisan yang kita buat di media sosial kita.

            Selanjutnya adalah is it Inspiring? Artinya apakah yang kita tulis bisa menjadi penggerak seseorang untuk menjadi lebih baik ataupun menjadi lebih semangat. Tidak selalu yang kita tulis berupa kalimat yang menginspirasi secara langsung, tetapi bisa juga berupa kalimat celetukan yang sesuai dengan keadaan saat ini. Contohnya “Hati-hati di jalan, karena jatuh di aspal tidak seindah senyum kekasih” ataupun kalimat-kalimat sederhana lainnya. Tidak perlu menjadi seorang penyair agar kalimat kita membuat orang terinspirasi, cukup berikan kalimat positif yang membangun untuk membuat sesorang yang membaca menjadi lebih positif walau sekedar menjadi kembali tersenyum.

            Selanjutnya adalah is it Necessary? Artinya tidak semua hal perlu kita umbar dimedia sosial kita ada beberapa hal yang cukup kita simpan ataupun cukup dicerikatakan secara langsung kepada orang terdekat kita. Banyak korban dari keteledorannya yang mengakibatkan orang tersebut berurusan dengan pihak berwajib ataupun malah mengumbar aib pribadi kepada umum, banyak pengguna media sosial lupa kalau media sosial bukanlah ranah pribadi sehingga meskipun bermaksud untuk mengungkapkan kegalauan ataupun pendapat pribadi malah menjadi bumerang kepada dirinya sendiri akibat melupakan bahwa media sosial bukanlah buku diary yang hanya kita yang tahu.

            Selanjutnya is it Kind? Artinya apakah yang kita ekspresikan di media sosial kita tidak menyinggung pihak lain? Apakah yang kita tulis tidak berbau SARA? Apakah yang kita ekspresikan merupakan hal yang pantas untuk dipublikasikan? Karena dalam bermedia sosial kita harus memperhatikan mengenai konten kita walaupun kini banyak konten-konten yang “sampah” yang sama sekali tidak ada manfaatnya, tetapi disisi lain itu merupakan hiburan bagi sebagian orang yang walaupun tidak ada manfaat sama sekali tetapi dapat sedikit menghibur orang yang melihatnya walau tidak sedikit juga yang tidak menyukainya. Bahkan banyak juga yang memperalat media sosial untuk mendapatkan jumlah pengikut ataupun tanda suka dengan memasukan konten keagamaan. Memang hal tersebut baik tetapi alangkah eloknya jika tidak perlu memberikan embel-embel mengejar pengikut dan tanda suka.

            Dengan memperhatikan “THINK” tersebutnya kita dapat melindungi diri kita dari apa yang kita tulis dimedia sosial. Hal lain yang perlu diingat adalah segala sesuatu yang kira posting di media sosial semua itu sifatnya selamanya aka nada terus, walaupun kita sudah hapus postingan tersebut jangan lupa kalau mungkin saja ada orang yang sudah secara langsung melakukan screenshot terhadap postingan kita. Maka berhati-hatilah dalam mengekspresikan sesuatu secara daring di media sosial. Ada kisah disebuah negara yang mana akibat apa yang telah dia posting dimasa kuliah beberapa tahun yang lalu akhirnya terekspos kembali yang mengakibatkan dia harus merelakan kehancuran karirnya akibat apa yang telah dia posting di media sosialnya.

            Memang kita diberikan kebebasan dalam berekspresi tetapi bukan berarti kita bisa semaunya, kalau kita tidak paham dengan UU ITE setidaknya apabila kita ingin mengekpresikan sesuatu maka kita harus ingat dengan etika dalam berkomunikasi sehingga tidak membuat orang lain menjadi tersinggung ataupun lainnya. Jujur saat ini banyak sekali orang yang mencari penyelesaian masalah pribadinya di media sosial yang hasilnya adalah hanya berupa symbol suka, nangis, dan jarang yang memberikan solusi layaknya teman baik, sahabat atau keluarga kita sendiri.

            Kita sebagai makhluk sosial jangan karena sudah adanya media sosial kita jadi lupa untuk bersosialisasi dengan keluarga, kawan atau sahabat kita secara langsung, jangan lupa ketika sedang berkumpul cobalah untuk menyampingkan yang namanya telepon genggam dari pandangan kita dan fokuslah untuk berkomunikasi atau bercengkrama dengan orang terdekat kita sehingga menguatkan perasaan dan menikmati momen kebersamaan kita yang tersita oleh kesibukan kita dihari-hari lainnya. Semoga setelah membaca bab ini kita bisa lebih bijak dalam berekspresi di media sosial dan juga lebih banyak meluangkan waktu untuk melakukan interaksi secara langsung dengan orang disekitar kita.

Biodata Penulis

Penulis dikenal dengan nama AB Haidar, penulis lahir di Cianjur pada tanggal 14 September 1981, dan menyelesaikan pendidikan terakhir Magister Pendidikan MIPA, saat ini tinggal di Cinere dan dan aktif mengajar di salah satu sekolah internasional di wilayah Jakarta Selatan. Beberapa karya bersama dengan para siswa dapat dilihat di channel penulis https://www.youtube.com/c/ABHaidar atau bisa kunjugi blog penulis di http://bee-rock.blogspot.com/ .

by

Teacher, Trainer, Writer, Motivator, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, Simposium, Workshop PTK dan TIK, Edupreneurship, Pendidikan Karakter Bangsa, Konsultan manajemen pendidikan, serta Praktisi ICT. Sering diundang di berbagai Seminar, Simposium, dan Workshop sebagai Pembicara/Narasumber di tingkat Nasional. Dirinya telah berkeliling hampir penjuru nusantara, karena menulis. Semua perjalanan itu ia selalu tuliskan di http://kompasiana.com/wijayalabs. Omjay bersedia membantu para guru dalam Karya Tulis Ilmiah (KTI) online, dan beberapa Karya Tulis Ilmiah Omjay selalu masuk final di tingkat Nasional, dan berbagai prestasi telah diraihnya. Untuk melihat foto kegiatannya dapat dilihat dan dibaca di blog http://wijayalabs.wordpress.com Hubungi via SMS : 0815 915 5515/081285134145 atau kirimkan email ke wijayalabs@gmail.com atau klik hubungi omjay yg disediakan dalam blog ini, bila anda membutuhkan omjay sebagai pembicara atau Narasumber.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.