BAB 15
MENJELAJAHI ALAM DIGITAL YANG LUAS
Manusia dan teknologi sejak awal perkembangannya tidak dapat terpisahkan. Sejak ditemukannya teknologi pola kehidupan manusia berubah, melalui teknologi kegiatan manusia menjadi lebih efisien. Di era modern ini, penerapan teknologi digital sudah semakin merata di berbagai sektor. Digital transformation atau transformasi digital adalah sebuah perubahan cara penanganan sebuah pekerjaan dengan menggunakan teknologi informasi untuk mendapatkan efisiensi dan efektifitas.
Berawal ketika internet telah beralih menjadi world wide web (www) pada tahun 1989 dan dikhususkan untuk publik maka dengan mudah kita mencari informasi. Pemanfaatan internet terus berkembang dengan lahirnya berbagai jenis jejaring sosial dan pada tahun 2000 mulai menjadi titik dimana penggunaan jejaring sosial semakin mendunia. Mark Zuckerberg menciptakan Thefacebook.com yang awalnya ditujukan untuk menghubungkan mahasiswa-mahasiswa Harvard mengembangkan Facebook dan menjadi salah satu raksasa media sosial dengan sekitar 2,3 miliar pengguna.
Literasi media sosial merupakan suatu keterampilan yang diperlukan untuk tetap dapat melakukan aktivitas ber-media sosial dengan aman. Sebagai warganet yang baik, kita harus mampu menyaring dan memberikan informasi yang edukatif. Sesuai dengan istilah media sosial yang dikemukakan oleh (Taylor & Francis Online, 2014) bahwa media sosial memiliki akronim berikut:
- Sharing views
- Optimizing Knowledge
- Collaborating on projects
- Investigating new ideas
- Advocacy for your service provision
- Learning from others
- Making new connections
- Enhancing your practice
- Debating the future
- Inspirational support
- An essentials tools for your information toolbox
Dari akronim SOCIAL MEDIA di atas media sosial dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan namun dengan banyaknya informasi yang tersebar maka kita harus mampu bersikap kritis dalam bermedia sosial.
Ada perbedaan yang dimiliki media sosial dan jejaring sosial, terutama pada media yang digunakan. Media sosial merupakan media interaksi online seperti blog, aplikasi chatting sampai dengan social network. Contoh dari media sosial meliputi e-mail, chat, dan lain sebagainya. Sementara jejaring sosial atau social network merupakan bagian dari media sosial yang merupakan sebuah jejaring online yang memuat interaksi dan relasi interpersonal yang berupa aplikasi atau situs web yang memungkinkan pengguna untuk berkomunikasi dengan cara bertukar informasi, berkomentar, mengirim pesan personal, mengirim gambar, video, dan lain sebagainya.
Tim Pusat Humas Kementerian Perdagangan RI dalam buku Panduan Optimalisasi Media Sosial pada dasarnya media sosial dapat dibagi menjadi enam jenis.
Pertama, proyek kolaborasi website, di mana user-nya diizinkan untuk dapat mengubah, menambah, atau pun membuang konten-konten yang termuat di website tersebut, seperti Wikipedia. Kedua, blog dan microblog, di mana user mendapat kebebasan dalam mengungkapkan suatu hal di blog itu, seperti perasaan, pengalaman, pernyataan, sampai kritikan terhadap suatu hal, seperti Twitter. Ketiga, konten atau isi, di mana para user di website ini saling membagikan konten-konten multimedia, seperti e-book, video, foto, gambar, dan lain-lain seperti Instagram dan YouTube. Keempat, situs jejaring sosial, di mana user memperoleh izin untuk terkoneksi dengan cara membuat informasi yang bersifat pribadi, kelompok atau sosial sehingga dapat terhubung atau diakses oleh orang lain, seperti misalnya Facebook. Kelima, virtual game world, di mana pengguna melalui aplikasi 3D dapat muncul dalam wujud avatar-avatar sesuai keinginan dan kemudian berinteraksi dengan orang lain yang mengambil wujud avatar juga layaknya di dunia nyata, seperti online game. Keenam, virtual social world, merupakan aplikasi berwujud dunia virtual yang memberi kesempatan pada penggunanya berada dan hidup di dunia virtual untuk berinteraksi dengan yang lain. Virtual social world ini tidak jauh berbeda dengan virtual game world, namun lebih bebas terkait dengan berbagai aspek kehidupan, seperti Second Life
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pada tahun 2020 menunjukkan bahwa penetrasi internet mencapai 73,7% dari total penduduk, atau setara dengan 196,7 juta penduduk Indonesia. Angka pengguna ini bertambah 25,5 juta atau 8,9% dari periode survei tahun sebelumnya. Survei yang sama juga menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia menggunakan internet untuk dua kegiatan utama, yaitu berselancar di media sosial serta untuk melakukan komunikasi daring.
Saat menjelajah alam digital, para pengguna Internet dengan nama lain Netter harus memiliki etika. Etika Internet pada dasarnya sama dengan etika berkomunikasi di “dunia nyata” dalam kehidupan sehari-hari, seperti jujur, menggunakan kata-kata yang baik (sopan), ramah, serta berbicara jelas dan mudah dimengerti.
Dari hasil data survey Digital Civility Index (DCI) yang dilakukan oleh Microsoft, terungkap bahwa warganet asal Indonesia menduduki peringkat ke-29 dari total 32 negara subyek studi di antara negara-negara Asia Pasifik sebagai warganet beretika terburuk saat menjelajah dunia digital.
Data ini menunjukkan bahwa literasi digital masyarakat Indonesia berada di tingkat sedang, padahal literasi menjadi kunci dan pondasi dalam dunia digital. Ada empat pilar literasi yang penting untuk mengenalkan dan memberikan pemahaman saat menjelajah alam digital, yaitu:
- Digital Culturecakap bermedia digital dengan memanfaatkan media digital sebagai alat untuk menghubungkan satu koneksi menuju seluruh dunia
- Digital Safetycakap dalam melindungi diri dan aset digital ketika sedang berada di dunia digital.
- Digital Ethicsetis dalam menggunakan dunia digital dengan tidak menyalahgunakan alat digital sebagai penyebar informasi hoax
- Digital Skillcakap secara teknologi dalam menggunakan peranti digital sebagai alat untuk mengupgrade pengetahuan. Adapun kecakapan dalam hal ini perlu meliputi 8 kecakapan diantaranya: Cakap dalam memakai ilmu Coding, Collaboration, Cloud software, Word Processing software, Screen Casting, Personal digital archiving, Information Evaluation, Use of social media
Selain 4 pilar kemampuan literasi digital ada beberapa kompetensi dasar yang harus dimiliki saat menjelajah dunia digital, yaitu:
- Photo visual literacy
Kemampuan untuk membaca dan menyimpulkan informasi dari visual.
- Reproduksi literacy
Kemampuan untuk menggunakan teknologi digital untuk menciptakan karya baru dari pekerjaan.
- Percabangan literacy
Kemampuan untuk berhasil menavigasi di media non-linear dari ruang digital.
- Informasi literacy
Kemampuan untuk mencari, menemukan, menilai dan mengevaluasi secara kritis informasi yang ditemukan di web.
- Sosio-emosional literacy
Kemampuan yang mengacu pada aspek-aspek sosial dan emosional yang hadir secara online, apakah itu mungkin melalui sosialisasi, dan berkolaborasi, atau hanya mengkonsumsi konten.
Sebagai netter kemampuan berinteraksi dan memanfaatkan teknologi digital kini dengan sangat mudah dilakukan, tidak ada batasan usia, ruang dan waktu saat menjelajah di alam digital. Dikutip dari Rheingold (Crook, 2012) ada lima cara untuk dapat meliterasi media sosial:
- Perhatian
Kemampuan untuk mengidentifikasi ketika dibutuhkan fokus perhatian dan mengenali ketika multitasking bermanfaat. Perhatian dapat dicapai dengan memahami bagaimana pemikiran orang. Akan sulit untuk memfokuskan perhatian karena pikiran kita cenderung berjalan acak.
- Partisipasi
Mengetahui kapan dan bagaimana partisipasi merupakan hal penting. Partisipasi memberikan pengguna pengalaman berbeda saat menjadi produktif. Partisipasi dalam media sosial dibedakan menjadi dua yaitu netizen aktif dan netizen pasif. Netizen aktif merupakan pengguna media sosial yang ikut memberikan post di media sosial. sedangkan pengguna pasif merupakan pengguna media sosial yang hanya membaca lini masa media sosial tanpa memberikan posting-an.
- Kolaborasi
Pengguna dapat mencapai lebih dengan bekerja sama dibandingkan dengan bekerja sendirian. Melalui kolaborasi, redundansi dapat dihilangkan dan pekerjaan dapat didistribusikan. Adanya kolaborasi memungkinkan masyarakat berbagi sumber daya dan membangun ide lain.
- Kesadaran jaringan
Jaringan sosial saat ini diperluas dengan adanya teknologi. Saat ini masyarakat dapat menjadi anggota dari newsgroup, komunitas virtual, situs gossip, forum dan organisasi lainnya. Pemahaman mengenai sosial dan jaringan teknis.
- Pemakaian secara kritis
Pemakaian secara kritis adalah evaluasi tentang apa dan siapa yang dapat dipercayai. Sebelum mempercayai, mengomunikasikan, atau menggunakan apa yang ditulis oleh orang lain, ada baiknya melakukan identifikasi. Cek klaim yang terdapat dalam informasi tersebut, lihatlah latar belakang penulis, sumber daya dan keakuratannya.
Menjelajah alam digital yang luas kini dapat mudah diakses siapa saja, kapan saja selama koneksi internet terhubung. Perubahan dan perkembangan yang sangat pesat di dunia digital mampu menimbulkan perubahan atau transformasi kultur budaya masyarakat dunia. Semua mulai beralih dan memanfaatkannya dalam berbagai kegiatan pribadi maupun sosial. Evolusi transformasi digital bukanlah jalan yang bisa dihindari
Jadilah penjelajah alam digital yang dapat berkontribusi kepada hal-hal yang positif dengan mengembangkan literasi digital dan memiliki etika saat menjelajah alam digital yang luas dan produktif.
PROFIL PENULIS
Nama : NUR DWI YANTI, S. Pd
Tempat tugas : SDN Muncul 03 Kota Tangerang Selatan Banten
Email dan instagram : yanti.sawa.dwi5@gmail.com
Blog : https://yantisdnmuncultiga.blogspot.com https://www.kompasiana.com/nurdwiyanti3911
FB : https://www.facebook.com/mamasawa.syafasaid
YouTube : https://www.youtube.com/c/SDNMuncul03 https://www.youtube.com/channel/UCbCriJQ0xlPUQatkqgMTsXw
No. HP/WA : 082111612004
Alamat Rumah : Koceak No. 65 RT 05/02 Kelurahan Keranggan Kecamatan Setu Kota Tangerang Selatan Provinsi Banten
Kesan mengikuti Kegiatan GMLD gelombang 1:
Menambah wawasan dan termotivasi untuk menulis, dapat bergabung dengan komunitas penulis se-nusantara, mendapatkan kesempatan yang luas untuk menerbitkan karya tulis.