Membangun Digital Space yang Aman Untuk Anak

Bab 1

Membangun Digital Space yang Aman untuk Anak

Penulis:  Okmi Astuti, M.Pd.

Anak adalah permata hati yang harus dijaga dan dipantau perkembangannya sehingga mereka bisa tumbuh dengan baik. Perkembangan dan pertumbuhan mereka akan mempengaruhi emosional, psikologi, mental, sikap, dan tingkah laku mereka ke depannya. Apalagi dewasa ini, perkembangan teknologi digital tidak bisa diabaikan begitu saja sehingga orang tua harus selalu waspada dengan perkembangan teknologi itu sendiri.

Perkembangan teknologi digital seperti apakah yang harus diwaspadai orang tua? Semua teknologi digital yang lahir akibat perkembangan pengetahuan  dane teknologi seperti komputer, personal komputer, android, smartphone, dan sebagainya harus diwaspadai orang tua. Teknologi yang dimaksud tersebut memang tidak membahayakan anak-anak akan tetapi yang membahayakan bagi mereka adalah ketika mereka menggunakan alat tersebut untuk berselancar di dunia maya, dunia khayalan, dan dunia tidak nyata yang mampu menghipnotis otak bawah sadar mereka sehingga mereka bisa kecanduan dan lambat laun menyebabkan ketergantungan dan gangguan psikologi.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), pengaduan pornografi dan cyber crime atau kejahatan online yang menjerat anak-anak tahun 2014 terjadi  322 kasus, 2015 berjumlah 463 kasus, 2016 menjadi 587 kasus, 2017 menjadi 608 kasus dan pada 2018 naik mencapai 679 kasus. Bagaimana dengan tiga tahun belakangan? Apakah pengaduan berkurang atau terus meningkat secara drastis?

Dalam perkembangannya ternyata dari tahun ke tahun kasus kejahatan online yang terjadi pada anak terus meningkat. Hal ini berdasarkan aduan yang masuk di KPAI tahun 2021. Adapun data yang dimaksud sebagai berikut:

https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/01/27/kpai-aduan-anak-jadi-korban-kekerasan-fisik-mendominasi-pada-2021

Miris sekali melihat angka pengaduan yang tertera pada table di atas. Banyak sekali pengaduan yang masuk tentang kejahatan yang terjadi pada anak. Anak kerap kali dijadikan sebagai pelampiasan nafsu bejat orang dewasa, keluarga dekat, dan mungkin juga teman sebaya. Kejahatan-kejahatan muncul terhadap anak ternyata bukan hanya  bersifat kejahatan online akan tetapi kejahatan lainnya juga banyak muncul  di dunia nyata. Kemana orang tua ketika pelecehan atau kekerasan tersebut terjadi?

Orang tua adalah pemegang kendali sekaligus pelindung bagi anak yang paling utama sehingga anak terawasi dan terkontrol dengan baik. Orang tua harus menjaga dan mengawasi mereka  baik di rumah, lingkungan sekitar maupun lingkungan tempat dia menuntut ilmu. Didikan, kedekatan dan kasih sayang  orang tua terhadap anak akan membentuk karakter anak dalam bergaul sehingga mereka bisa terhindar dari hal-hal negatif.

Jika pondasi anak telah terbentuk di rumah dengan sangat baik, maka anak-anak tidak akan menjadi salah satu korban kejahatan baik, dunia Maya maupun kehidupan nyata. Begitu pula sebaliknya, jika anak-anak tidak pernah mendapatkan perhatian dan kasih sayang di rumah, maka anak-anak tersebut rentan terjerumus dalam pergaulan bebas yaitu pergaulan semu yang bersifat negatif atau sementara.

Mereka akan bahagia karena mendapatkan kepuasan dan kebahagiaan sesaat bersama orang-orang yang dianggap peduli padanya. Sementara dia tidak sadar jikalau dia telah terperangkap dan terjebak dalam kehancuran diri. Ketika kembali ke rumah, rumah tak ubahnya seperti di neraka. Tidak ada kebahagiaan yang didapatkan yang ada hanya cibiran, perkataan kasar, dianiaya, dan kadang-kadang diancam. Akhirnya dia memilih bergaul dengan mereka yang baru dikenal yang memberlakukannya dengan “baik”. Mereka yang mengalami kondisi seperti ini akan menjadi manusia yang sulit dikontrol. Mereka akan terus mencari tempat pelampiasan untuk mencari kehangatan sesaat. Mereka inilah yang rentan menjadi korban pelecehan baik di dunia maya ( digital) maupun realita. Kepolosan mereka sengaja dimanfaatkan oleh kelompok tertentu demi kesenangan dan keuntungan belaka.

Media digital yang mudah diakses oleh siapa saja menjadi salah satu penyebab anak-anak malas dalam segala hal. Anak-anak menjadi malas beraktivitas, malas bergerak, malas berpikir, malas belajar, bahkan malas pergi ke sekolah. Mereka seakan-akan terbuai dengan tontonan berbagai macam aplikasi tertentu yang kadangkala tidak boleh ditonton. Keasyikan menonton tayangan tersebut  membuat mereka terhipnotis dan tidak bisa berpindah ke hal lain terutama yang sifatnya positif. Entah berapa jam yang mampu dihabiskan untuk memuaskan hati dan menuruti nafsu semata.

Seharusnya hal-hal seperti ini tidak boleh terjadi, tapi kenyataan yang tampak di dunia nyata tidak bisa diabaikan karena kebanyakan anak-anak bebas mengakses media digital tersebut terutama lewat handphone.

Keasyikan mereka bermain dengan alam dunia maya seperti memainkan berbagai macam game baik online maupun offline, kecanduan menonton segala macam tayangan yang muncul di youtube termasuk iklan yang tidak layak dilihat anak-anak kadangkala muncul, asik bersosial media dengan teman lewat berbagai macam aplikasi seperti watsapp, facebook, IG, dsb.,  dan mungkin saja ketagihan dengan tawaran-tawaran yang diberikan dengan menonton tayangan tertentu. Semua yang mereka lakukan jika tidak memiliki batasan bisa membunuh masa depan mereka, apalagi tidak ada orang tua atau orang dewasa yang selalu memantaunya.

Berapa banyak anak yang telah terjerat dan menjadi korban dunia maya karena kepolosan dan keluguan mereka? Berapa banyak anak yang telah dilecehkan dan dijadikan permainan untuk kesenangan kelompok tertentu? Berapa banyak anak kehilangan masa depan karena diiming-iming harta dan uang?

Sebagai orang tua, kita hanya bisa mengusap dada, semoga saja anak-anak kita terhindar dari segala macam kejahatan dunia maya. Semoga sebagai orang tua, kita mampu memantau perkembangan anak dalam bersosial media dan memanfaatkan segala fasilitas yang sifatnya digital, semoga sebagai orang tua, kita mampu mendampingi anak sehingga mereka terhindar dari segala macam efek negatif yang timbul akibat menggunakan media digital.

Berapa sering kita mendengar berita tentang anak-anak yang menjadi korban pelecehan seksual, bullying, kecanduan game, kecanduan hp, bahkan mengalami kekerasan fisik akibat meniru adegan tontonan kesayangan. Kita sebagai orang dewasalah yang harus mematahkan semua pengaruh negatif  tersebut sehingga anak-anak kita selamat dan aman dalam menjalani kehidupannya baik saat ini maupun masa mendatang.

Bapak Wijaya Kusumah (Om Jay) ketika memberikan materi pembelajaran secara daring dalam program Guru Motivator Literasi Digital (GMLD) tanggal 1 November 2021 mengatakan bahwa ada empat cara membangun digital space untuk anak yaitu:

  1. Kita berkomunikasi dan memberi pengertian kepada  anak tentang pertumbuhan dan perkembangan dunia digital yang tidak akan berhenti sampai kapanpun. Komunikasi dengan anak tidak boleh terhenti apalagi putus sehingga anak-anak selalu ingat akan ajaran orang tua, mana yang boleh dan tidak boleh diaksesnya dan mereka tahu batasannya ketika mereka memanfaatkan dunia digital itu sendiri.
  2. Orang dewasa baik orang tua maupun guru harus memahami perkembangan psikologi anak  baik secara pribadi maupun terhadap dunia digital. Orang tua yang sangat mencintai dan menyayangi anaknya pasti mengetahui bagaimana perkembangan psikologi dan emosional anaknya. Kepedulian orang dewasa terutama orang tua akan memberi dampak positif bagi kejiwaan anak yang sedang tumbuh. Kepedulian dan cinta kasih yang didapatkan akan membuat mereka selalu berhati-hati dalam bersikap, berprilaku, bahkan dalam melakukan apapun karena mereka paham akan makna kehancuran jikalau salah melangkah. Mereka tentu tidak mau merusak hubungan baik yang telah tercipta, apalagi dirusak oleh alam digital yang hanya memberikan kebahagiaan sesaat.
  3. Anak wajib dijelaskan dan diberikan pengertian akan resiko yang muncul dari dunia digital. Agar terhindar dari segala macam kejahatan yang muncul di dunia maya, maka orang tua harus menjelaskan sedini mungkin hal-hal atau dampak negatif yang akan muncul. Penjelasan tidak cukup, tapi harus diberikan berbagai macam contoh, fakta, dan korban yang pernah mengalaminya sehingga anak percaya bahwa kita tidak sekedar berbohong. Rasa ingin tahu anak membuat dia lebih banyak bertanya, sehingga jikala dia belum puas dengan jawaban kita maka tidak akan berhenti bertanya.
  4. Mengajarkan dan mendidik anak bagaimana cara berinternet yang nyaman bersama keluarga tercinta. Kebersamaan dan kehangatan bersama keluarga akan membuat anak lebih senang berada di dekat keluarga. Kesempatan inilah digunakan untuk menjelaskan kepada mereka betapa pentingnya sebuah keluarga. Menonton dan berinternet ria bersama-sama akan membuat anak-anak tidak lepas kendali karena tiap tontonan yang dilihat akan didampingi orang tua, dan di saat itu pula masukan dan penjelasan tentang tayangan mana yang boleh dan tidak boleh ditonton disampaikan kepada anak-anak sehingga anak-anak mengerti dan paham pengaruh dan efek yang didapatkan jikalau sering menonton tanyangan yang sifatnya tidak bermanfaat.

Pendekatan dan dampingan orang tua ketika bersosial media secara tidak langsung menghadirkan pendidikan moral kepada anak sehingga anak paham mana hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Keterbukaan seperti inilah mestinya ditanamkan dalam kehidupan sehari-hari anak agar terhindar menjadi korban kejahatan orang yang tidak bertanggung jawab.  Anak akan merasa aman jikalau orang tua sangat peduli dan mencintai mereka. Rasa sayang dan cinta yang tumbuh dan lahir dalam keluarga akan selalu mengingatkan anak-anak untuk tidak melakukan hal-hal yang berdampak buruk bagi hubungan mereka. Mereka akan menyadari bahwa sakitnya mereka adalah sakitnya orang tua mereka. Mereka akan menyadari bahwa jikalau mereka melakukan kesalahan yang fatal, maka mereka akan mengerti konsekuensi yang akan diterima. Hal-hal semacam ini membuat mereka memahami bahwa dunia luar tidak aman sepenuhnya sehingga mereka mesti berhati-hati dalam bergaul, bersikap, dan bersosialisasi dan berinteraksi dengan orang lain. Bekal nasehat, didikan, bimbingan, dan ajaran agama yang mereka miliki akan menjaga kehormatan mereka dimanapun mereka berada, sehingga mereka akan selalu menjaga kehormatan orang tua.

https://www.kpai.go.id/publikasi/kpai-sebut-anak-korban-kejahatan-dunia-maya-capai-679-kasus

https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/01/27/kpai-aduan-anak-jadi-korban-kekerasan-fisik-mendominasi-pada-2021

Profil Penulis

Okmi Astuti, M.Pd. Lahir di Pulau Tengah, Kerinci-Jambi pada tanggal 27 September 1980. Tahun 1986 pertama kali menginjakkan kakinya di SD Impres no. 151 dan SLTP Pulau Tengah tahun 1992 serta  SMU Negeri 1 Sungai Penuh Kerinci tahun 1995. Kemudian melanjutkan pendidikan S-1 di STKIP PGRI Sumatera Barat Program studi Pendidikan Bahasa Inggris dan lulus tanggal 22 Maret tahun 2003. Sejak 2006 dia mengabdi di SMK Negeri 3 Pangkalpinang Provinsi Kepulauan Bangka Belitung  sampai sekarang. Haus akan pengetahuan, dia menempuh pendidikan Pasca Sarjana Program Studi pendidikan Bahasa Inggris di Universitas Negeri Padang. Lulus dengan Gelar M.Pd. pada tanggal 18 Agustus  2016. Mulai belajar menulis akhir Maret 2021 bersama Bapak Wijaya Kusumah dan PGRI dan telah menerbitkan beberapa buku antologi dan satu buku solo. Dia juga menulis di blog pribadi, Kompasiana dan YPTD.  Mottonya yaitu menulis is habit, menulis sepanjang hayat. CP: Gmail; okmiastuti3@gmail.com, WA: 085369492760, Fb. Okmi Astuti Okmi Astuti, IG: Tutik_Okmi.

by

Teacher, Trainer, Writer, Motivator, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, Simposium, Workshop PTK dan TIK, Edupreneurship, Pendidikan Karakter Bangsa, Konsultan manajemen pendidikan, serta Praktisi ICT. Sering diundang di berbagai Seminar, Simposium, dan Workshop sebagai Pembicara/Narasumber di tingkat Nasional. Dirinya telah berkeliling hampir penjuru nusantara, karena menulis. Semua perjalanan itu ia selalu tuliskan di http://kompasiana.com/wijayalabs. Omjay bersedia membantu para guru dalam Karya Tulis Ilmiah (KTI) online, dan beberapa Karya Tulis Ilmiah Omjay selalu masuk final di tingkat Nasional, dan berbagai prestasi telah diraihnya. Untuk melihat foto kegiatannya dapat dilihat dan dibaca di blog http://wijayalabs.wordpress.com Hubungi via SMS : 0815 915 5515/081285134145 atau kirimkan email ke wijayalabs@gmail.com atau klik hubungi omjay yg disediakan dalam blog ini, bila anda membutuhkan omjay sebagai pembicara atau Narasumber.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.