Guru Honorer, Percayalah Allah Pemberi Rezeki.
Perkenalkan, Saya Madame-Heddy seorang guru honorer PAUD.
Saya menjadi guru di usia 48 tahun disaat guru lain akan bersiap pensiun.
Pendidikan saya nggak linier karena kuliah saya di IKIP Jakarta, Jurusan Bahasa Perancis, dan setelah itu mengambil short course di Benediction College.
Saya belajar musik dari SD di Sekolah musik YAMAHA dan menjadi guru musik di sekolah musik YAMAHA yang bertaraf Internasional. Saat itu bersamaan dengan saya diterima menjadi mahasiswa.
Sabtu dan Minggu kadang saya gunakan untuk ngamen di cafe atau acara pesta di rumah dan hotel.
Tahun 2016 setelah pulang dari tanah suci, saya memutuskan berhijrah untuk meninggalkan musik dan berhijab. Saya juga ingin menggapai cita cita saya yg tertunda menjadi guru.
PAUD adalah sasaran utama saya, tetapi terkadang keinginan tidak harus berjalan mulus, 2 bulan saya menjadi guru pengganti di SD Muhammadiyah di daerah Klender dan kemudian 1 tahun menjadi guru seni budaya di SMA Swasta yang ternama di Tambun Bekasi.
Cukup satu tahun, saya putuskan keluar, karena merasa bahwa saya tidak akan mendapatkan apa-apa selain uang hampir dua jutaan. Saya tidak punya NUPTK dan tidak pernah juga dilibatkan dalam kegiatan besar sekolah seperti kunjungan ke luar kota apalagi jatah pergi studi banding ke luar negeri.
Keluar dari sana, saya isi dengan mengikuti kegiatan menulis. Saya ikuti pelatihan Media Guru Indonesia di Bandung dan disitulah awal saya mengenal BLOG.
Setiap hari saya mencoba menulis dan menulis di blog. Sampai akhirnya tulisan saya yang berjudul Maestro Music Composer. Aplikasi Wajib Para Guru TK SD Dalam Mengajar Bernyanyi membuat saya dihubungi sebuah sekolah swasta di daerah Jakarta Pusat.
Saya datang dan menjadi narasumber disana sekitar 3 jam, Saya benar-benar diperlakukan selayak artis. Jamuan dan keramahan membuat saya begitu bikin bahagia. Ketika pulang, panitia memberi saya amplop dan mengatakan Terimakasih dan maaf hanya ini yang sekolah bisa beri.
Alhamdulillah.
Tahun 2018, Madame Heddy menjadi narasumber dengan bayaran Rp 1,2 juta. Uang itu setara sekali saya ngamen, bahkan lebih kecil, tapi kebahagian melebihi ketika saya ngamen di hotel, kenapa? Karena ketika ngamen saya memberikan hiburan, tetapi ketika saya menjadi narasumber saya memberikan hadirin ilmu, dan ilmu yang InshaAllah kalau digunakan akan mengalir terus ke alam kubur, InshaAllah.
Pengalaman itu membuat saya semakin rajin menulis dan menulis, Panggilan narasumber rasanya sudah tidak terhitung.
Bukan hanya di sekolah, bahkan saya beberapa kali dipanggil untuk kelompok pengajian ketika awal pandemi. Saya mengajarkan aplikasi ZOOM dan menambahkan dengan materi saya, Bahaya Gadget Masa Kini dan Nanti.
Ketika saya menang lomba menulis di Ikatan Guru Indonesia (IGI) dan ditanyakan keanggotaannya, Saat itulah saya bingung, karena posisi saya bukan seorang guru lagi. Alhamdulillah, Allah mudahkan dan saya diterima menjadi guru PAUD honorer bergaji Rp 400 ribu.
Bahagia, saya bisa klaim sebagai juara dan mendaftar IGI. Gaji sebagai guru piano yang mencapai 10 juta saya lepas, belum dari ngamen permalam di cafe dan hotel. Saya bahagia bisa menjadi seorang guru PAUD.
Saya percaya dengan kalimat yang mengatakan, “Kejarlah akhiratmu, maka dunia akan mengikuti”, Kalau Kamu menolong agama Allah maka Allah akan menolongmu, Jadi buat apa saya pusingkan masalah rezeki yang sudah jadi hak perogatif Allah.
Alhamdulillah satu persatu akhirnya 3 anak saya sudah bekerja, 2 kuliah sambil kerja, mereka terima orderan design grafis, anak pertama saya bekerja di sebuah perusahaan besar sebagai design grafis.
Buku Pulih Bersama Bangkit Perkasa jilid ke 4 ada tulisan saya berjudul Aplikasi Panggil Guru Solusi Tingkatkan Kesejahteraan Guru Honorer.
Saya menulis ini, Disaat saya diangkat menjadi Kordinator Nasional Influencer GURU AHLI, walau kerja online tetapi penghasilan beberapa kali lipat dari guru PAUD, Pekerjaan ini pun tidak menggangu aktifitas saya sebagai guru PAUD.
Dari GURU AHLI saya diajak bergabung ke WPO, mewakili GURU AHLI. Dan kemudian saya diangkat menjadi Direktur Media Sosial WPO Organisasi Perdamaian Dunia yang beranggotakan 202 negara. Jadi intinya sudahlah jangan marah-marah kepada pemerintah. Rezeki datangnya dari Allah, berdoa dan mintalah kepada Allah
Madame Heddy
Hanya seorang guru PAUD Honorer di usia Tua
2 thoughts on “Motivasi Dari Madame Haddy buat Guru Honorer”