Buat Apa Kita Berangkat Pagi?
8 Agustus 2022 06:17 Diperbarui: 8 Agustus 2022
Buat apa kita berangkat pagi? Itulah sebuah pertanyaan dalam hati. Hal itu dipicu ketika Omjay melihat orang mulai berangkat kerja di pagi hari. Mereka berusaha menjemput rezekinya masing-masing.
Seperti Omjay yang berangkat dari rumah pukul 05.15 WIB. Kali ini sengaja tidak lewat tol Cawang Tanjung Priok seperti biasa. Omjay memilih jalan biasa di jalan Ahmad Yani kemudian meluncur ke jalan Pemuda Rawamangun Jakarta Timur. Lumayan bisa irit Rp. 10.500,- karena tidak lewat tol.
Jadi teringat masa-masa sekolah dulu. Saat itu kami sudah harus berangkat pukul 05.00 pagi. Kalau tidak berangkat pagi, maka kami kesiangan. Akibatnya telat masuk ke sekolah. Sebab jarak rumah ke sekolah cukup jauh. Kalau kesiangan akan menemui kemacetan di sana sini. Selain itu, bisa lebih hemat ongkosnya, karena banyak metromini berangkat dari garasi atau poolnya. Sehingga tidak perlu lagi naik dua kali bus untuk sampai ke sekolah. Biaya transportasi dapat ditekan. Uangnya bisa dipakai buat jajan di kantin sekolah.
Setelah lulus sekolah teknik menengah (STM), berangkat bisa siang. Sebab jadwal kuliah di IKIP Jakarta mengikuti jadwal yang diberikan kampus. Ternyata berangkat siang itu tidak enak. Kemacetan terjadi di sepanjang jalan. Waktu habis terbuang percuma akibat macet.
Akhirnya Omjay memutuskan kost di jalan Pemuda III Rawamangun, Jakarta Timur. Setelah itu mengontrak rumah di jalan Haji Ten III bersama kawan-kawan jurusan elektro IKIP Jakarta.
Berangkat dari rumah kontrakan ke tempat kerja tinggal jalan kaki saja. Badan sehat tenaga kuat, karena sering berjalan kaki. Tubuh Omjay selalu sehat karena terbiasa berjalan kaki. Ternyata benar kata orang tua dulu, sering berjalan kaki menyehatkan tubuh manusia.
Saran Omjay buat kalian yang sudah bekerja. Sebaiknya tempat kerja tidak jauh dari rumah. Selain bisa menghemat biaya transportasi, tapi juga kita bisa menghemat waktu. Kalian bisa menjadi lebih produktif dengan mengelola waktu dengan baik.
Apalagi sekarang ini sudah enak. Kita bisa menggunakan aplikasi google map untuk memperkirakan waktu perjalanan kita. Google map juga dapat membantu kita sebagai penunjuk jalan bila kita belum pernah ke lokasi tersebut.
Nah kalau rumah jauh, kita harus berangkat pagi. Supaya tidak bertemu kemacetan di sepanjang jalan. Kalau rumah dekat kita masih bisa santai dengar radio atau menonton berita di televisi sambil sarapan pagi.
Semua itu ada plus dan minusnya. Banyak kawan bekerja yang terpaksa hijrah pindah rumah. Mereka membeli rumah ke dekat tempat kerja. Ada juga yang tetap tinggal di tempat yang jauh dari rumah. Sebab sudah merasa nyaman tinggal di sana.
Dahulu Omjay tinggal di Bekasi Regensi Cibitung Bekasi. Berangkat kerja harus pagi hari. Pukul 04.30 WIB sudah berangkat dari rumah. Terkadang sholat subuh di jalan. OmJay cari masjid yang dilewati. Begitulah yang Omjay lakukan selama puluhan tahun.
Namun akhirnya pasrah juga. Usia terus bertambah. Sudah tak kuat lagi naik motor jarak jauh. Kemudian Omjay membeli mobil baru supaya lebih nyaman. Tapi naik mobil harus lewat tol supaya cepat sampai. Biaya pengeluaran bertambah untuk tol dan bensin mobil. Kalau naik motor, pengeluaran bensinnya tidak terlalu mahal dibandingkan mobil.
Tempat kerja yang jauh membuat Omjay pindah ke Jatibening Bekasi. Jaraknya sekitar 20 km dari rumah ke sekolah. Tidak terlalu jauh dan tidak terlalu dekat juga. Namun jumlah penduduk semakin padat. Kalau berangkat siang pasti akan terlambat masuk ke sekolah. Malu rasanya kalau datang terlambat. Akhirnya Omjay putuskan berangkat pagi. Datang lebih pagi dan bisa menulis di media sosial dan membaca blog kompasiana.
Itulah mengapa Omjay sekarang punya banyak waktu untuk membaca dan menulis. Setelah tiba di sekolah Labschool masih bisa membaca blog siswa dan kompasiana. Kalau berangkat siang waktunya habis di jalan. Begitulah kisah Omjay hari ini yang bisa dibagikan.
Punya rumah dekat atau jauh dari tempat kerja menurut Omjay adalah pilihan. Kalau tak ingin bertemu kemacetan kota Jakarta, sebaiknya berangkat lebih pagi ke tempat kerja. Tinggal dekat tempat kerja adalah salah satu pilihan. Namun, harga rumah di Jakarta sekarang ini lumayan mahal. Rasanya tak cukup gaji guru honorer untuk membelinya. Semoga derita guru honorer segera usai dan pemerintah mengangkat mereka menjadi PNS. Itulah harapan Omjay dalam hati.
Salam blogger persahabatan
Omjay
Guru besar Blogger Indonesia
Blog https://wijayalabs.com
Konten ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul “Buat Apa Kita Berangkat Pagi?”, Klik untuk baca:
https://www.kompasiana.com/wijayalabs/62f0481fa51c6f3d1d75e2f4/buat-apa-kita-berangkat-pagi
Kreator: Wijaya Kusumah
Kompasiana adalah platform blog, setiap konten menjadi tanggungjawab kreator.
Tulis opini Anda seputar isu terkini di Kompasiana.com
Pertanyaan: Apakah ada unsur ilmu informatika dalam kisah Omjay di atas?
Masukkan alamat blog kamu di https://forms.gle/CJkWa19S7diuE5EN6
57 thoughts on “Pertemuan Kelima Informatika Kelas 8 SMP Labschool Jakarta”