Inilah 3 Orang Pemenang Lomba Blog “Rumahku Surgaku” dan Doorprize Lainnya

Setelah membaca puluhan tulisan  peserta lomba blog rumahku surgaku, maka dewan juri memutuskan untuk memilih 3 orang guru blogger Indonesia yang beruntung mendapatkan hadiah buku dan doorprize lainnya.

Ketiga orang guru blogger tersebut adalah sebagar berikut:

  1. Susanto dari Kabupaten Musi Rawas
  2. Lilis Ernawati dari Kota Garut
  3. Sri Yamini dari Kota Bandung

Mohon ketiga nama blogger tersebut untuk menghubungi Omjay dan memberikan alamat lengkap lainnya. Semoga hadiah lomba blog ini dapat memberikan semangat untuk terus menulis di blog dan menyemangati diri sendiri dan orang lain.

Berikut ini isi tulisan para pemenang Lomba Blog yang Omjay salin dari blog mereka.

Juara Pertama:

Kelas Menulis yang Unik nan Apik

Hari ini, tanggal 13 Maret 2022 pukul 22.06 WIB. Saya mendapat kabar dari Pak Bryan yang dinukilnya dari website: https://pelatihanbelajarmenulis.blogspot.com/2020/08/daftar-peserta-belajar-menulis-yang.html, bahwa dari 22 Gelombang Kelas Menulis, baru 198 orang yang berhasil menerima sertifikat. Sertifikat tanda lulus pelatihan akan diberikan apabila peserta berhasil menulis hasil belajarnya dalam bentuk resume pada blog pribadinya (dibuktikan dengan link atau blog yang memuat tulisan itu) dan sebuah buku karya tunggal. Buku karya tunggal berupa buku hasil menulis resume pembelajaran atau atau buku tunggal karya lainnya.

Jika, rerata setiap gelombang kelas adalah 100 orang tidak termasuk yang mengulang (boleh jadi lebih), peserta kelas menulis besutan Omjay ini tidak kurang dari dua ribuan orang. Kok, hanya 198 yang lulus, ya?

Seleksi alam, apalagi untuk hal yang berbau kompetisi, tentu berlaku. Dalam kelas menulisnya Omjay sebenarnya tidak ada kompetisi. Ya, tidak ada kalah dan menang. Syaratnya pun terbilang mudah: punya blog, tulis resume di blog, pilah dan pilih 20 tulisan, taraa … jadikan buku.

Pada Kelas Menulis Bersama Omjay, banyak mentor yang membagikan ilmu dan menyisihkan tenaga dan pikirannya untuk mewujudkan mimpi memiliki buku ber-ISBN. Rekanan penerbit indie, ada. Pengelola penerbitan, ada. Bahkan, penerbit mayor pun, siap. Siapa lagi jika bukan Penerbit Andi, Yogyakarta.

Kelas Menulis Unik

Kelas menulisnya Omjay ini terbilang unik. Di sana, tidak ada pelajaran teknis menulis. Ya iyalah, kan hampir semua pesertanya guru atau pendidik. Bahkan banyak di antaranya lulusan strata dua, Magister! Nggak lucu dong kalau ngajarin struktur, ejaan, kalimat efektif, dan sebagainya. Kalaupun ada hal ihwal teknik penulisan, persentasenya sangat kecil. Itu pun tidak ada borang latihan yang harus diisi dan dikirimkan kepada penyelenggara. Tidak ada tagihan tentang itu. Tagihannya hanya resume dan melaporkan hasil tulisannya berupa link blog kepada teman-temannya di grup masing-masing, boleh juga di media sosial yang dimiliki.

Hanya sedikit narasumber yang memberikan tantangan menulis di kelas. Untuk ini biasanya Omjay yang suka ngasih tantangan. Beliau kirim kata, peserta diminta mendeskripsikan. Pada kesempatan lain, beliau mengirimkan gambar buah atau makanan, lalu menantang peserta untuk bercerita dalam tiga paragraf. Sesungguhnya, Omjay sedang mengajarkan bahwa menulis itu terdiri dari tiga bagian: pembukaan, inti, dan penutup.

Jika bukan teknis menulis, apa dong yang didapat dari kelas menulis yang peminatnya hampir tidak pernah surut, bergelombang-gelombang? Tadinya saya mengira akan sepi dan tutup ketika gelombang 19 selesai. Ternyata, gelombang berikutnya lebih dahsyat. Tim solid yang berada di balik layar pun semakin andal. Saat tulisan ini dipublikasikan, Gelombang 23 dan 24 masih berlangsung.

Apa yang peserta terima? Yang peserta terima adalah cerita, pengalaman, dan rahasia yang dimiliki atau diketahui oleh para narasumbernya. Cerita yang dituturkan, pengalaman yang diceritakan, dan “rahasia” yang dibagikan menjadi pengalaman berharga yang layak direkam dalam bentuk tulisan.

Menulis dua puluh, bahkan sekarang ditingkatkan menjadi tiga puluh buah resume, tanpa disadari penulisnya adalah proses pembelajaran yang merdeka. Tanpa dicela, tanpa dikoreksi, bahkan banjir puja dan sanjung yang menyemangati. Narasumber yang memotivasi, rekan seangkatan yang SKSS (saling kunjung saling sanjung) menambah rasa percaya diri. “Aku tidak bisa menulis” otomatis tertepis.

Terima Kasih, Omjay!

Terima kasih, Omjay! Kalimat ini terlontar dari ratusan orang, baik yang lulus secara formal bersertifikat, maupun yang merasa mendapatkan pengalaman segudang ihwal kepenulisan dari Kelas Menulis yang proses pembelajarannya murni melalui WA.

Saya pun alumni dari kelas menulisnya Omjay di Gelombang 15, yang masih belum pandai menulis apalagi menghasilkan karya buku bermutu. Dari kelas itu saya makin menyadari bahwa, menulis itu membutuhkan kemauan, berani memulai, berani meluangkan waktu, dan berani membagikan kepada teman.

Ibaratnya, saya menjadi tukang sekoteng yang lewat di komplek perumahan sambil menabuh mangkuk. “Ting … ting … ting … ting!” Memekakkan telinga, menggaduhkan suasana.” Namun, jika tidak lewat sehari saja, mereka akan melongok ke beranda dan bertanya: “Ke mana Pak De tukang sekoteng, tumben tidak jualan?” He he he ….

Saya yakin, suatu saat mereka akan membeli dagangan saya. Mencicip meskipun sekali saja. Enak atau tidak, bukan saya yang menentukan. Tugas saya adalah meracik bumbu sesuai resep yang saya dapat dari berbagai sumber: leluhur, majalah, dan internet. Jika enak, mereka akan kembali membeli, jika tidak enak dan dagangan saya tidak laku akan saya pelajari dan perbaiki.

Sebagai penulis, tugas saya adalah merangkai kata dan membungkus ide dalam untaian kalimat. Itulah yang saya dapat dari berbagai narasumber di kelas atau dari tulisan mereka di internet. Bagus atau tidak bukan urusan saya. Ada data statistik di website yang bisa digunakan untuk menilai tulisan seperti apa yang banyak pengunjung dan pembacanya.

Rumahku Surgaku

Saya mengetahui bahwa pria tambun yang mulai kelihatan langsing ini, merayakan ulang tahun pernikahannya pada tanggal delapan Maret dari website https://www.gurupenggerakindonesia.com/. Tahun ini, guru blogger yang nama aslinya dapat dilihat pada https://wijayalabs.com/ menyunting sang istri tercinta, ibu Siti Rohaye, ups … maksud saya ibu Siti Rokayah, merayakan ultah pernikahannya yang ke-24.

Tanggal 8 Maret 1998 hingga 1 Maret 2022 adalah perjalanan panjang sebuah rumah tangga. Pantas saja jika pada tahun ke-25 sebagian pasangan merayakan tahun perak perkawinan mereka. Sabar ya, Omjay! Satu tahun lagi Anda bersama Tante Siti Rokayah Insya Allah menikmati Silver Wedding Anniversary.

Wijaya Kusumah alias Omjay

Usia perkawinan hingga 24 tahun dan memiliki buah hati laksana Intan dan Berlian, patut disyukuri. Karena, saya yakin perjalanan rumah tangga selama itu tidak semulus Jalan Layang MBZ Sheikh Mohammed Bin Zayed yang membentang dari Km 10A Cikunir hingga Km 46 di Karawang Barat. Tentu ada onak dan duri, pertengkaran, selisih paham, dan sebagainya. Namun, rasa cinta yang dipenuhi kasih sayang memberikan ketenangan dan ketenteraman hidup. Onak duri, selisih paham, menjadi bumbu penyedap sehingga keharmonisan rumah tangga tetap terjaga.

Namanya berumah tangga, pasti diam di dalam rumah. Seperti pengalaman saya. Selama dua belas tahun saya hidup di daerah yang saat itu (1993-2006) hanya bisa ditempuh dengan kendaraan sungai, saya mengamati keluarga muda. Mereka memulai rumah tangganya di ladang. Keluarga muda itu tinggal di pondok dengan tiang yang cukup tinggi. Di sana mereka mengolah ladang: menanam padi, pisang dan sayuran, memotong (menyadap) karet, mencari kayu, berburu, atau mencari ikan di sungai atau danau dekat pondoknya. Pondok kecil berukuran 3 x 4 meter di tengah ladang, tanpa penerangan lampu listrik, mampu membahagiakan penghuninya. Pondok itu bagai surga. Tempat peraduan. Tempat memadu kasih dan sayang.

Omjay dan Tante, Selamat Berbahagia!

Omjay beserta istri tentu tidak memulai hidup seperti pasangan muda yang saya amati di pedalaman. Namun, perjalanan cinta kasih dalam membina rumah tangga serta mewujudkan rumahku laksana surgaku, saya yakin tidak jauh berbeda dengan mereka. Sama substansi, beda situasi. Ngomong apa sih, saya? Ha ha ha ….

Omjay dan Tante, tulisan ini, saya dedikasikan untuk Anda berdua. Pada peringatan ulang tahun pernikahan Anda, saya ingin berkata jujur. Semula saya kagum, makanya saya ikut pelatihan menulis pada Gelombang 15 dan menyelesaikan kewajiban yang disyaratkan. Setelah mengenal (secara virtual), perasaan kagum makin bertambah. Pun, saya suka kesal. Jika Omjay bertanya atau sahabat lain bertanya, “Kesal kenapa, sih?” Pasti tidak akan saya jawab. Itu permainan hati yang tidak boleh berubah menjadi ghibah. Ha ha ha … alasan, ya!

Di sinilah, bersahabat sedikit lain dari berteman, menurut saya. Berteman biasa, jika kesal maka biasanya ditinggalkan atau diajak kelahi. Seperti kesal dengan bunyi ting ting Kang Sekoteng. Si tukang sekoteng akan saya semprot,” Jangan bunyikan mangkuk di rumah saya!”

Akan tetapi, bersahabat tidak demikian. Bunyi ting ting Kang Sekoteng bisa menjadi pengingat waktu. Teriakannya sesekali menggugah semangat ‘cacing perut’ menabuh genderang hingga rasa haus terpuaskan. Kadang saya biarkan. Dagangan si tukang sekoteng tidak saya beli. Saya biarkan ia berlalu sambil berteriak dan menabuh mangkuknya menyusuri jalan.

Notifikasi di tulisan Omjay di WA adalah denting mangkuk Kang Sekoteng yang kadang saya biarkan. Tidak saya beli. Namun, tidak jarang saya menyuruh anak membeli dua bahkan tiga mangkuk, tanpa sepengetahuannya. Artinya, tulisan Omjay kadang tidak saya baca. Namun, tanpa harus melapor, ada tulisan yang beberapa kali saya baca.

Omjay dan Tante Siti Rokayah, dari Bumi Lan Serasan Sekantenan, Musi Rawas, Sumatera Selatan, jabat erat dari saya, sahabat virtual Anda. Selamat berbahagia, semoga ungkapan “Rumahku adalah Surgaku” senantiasa menjadi milik Anda sekeluarga!

Sumber inspirasi tulisan:

https://blogsusanto.com/berkaca-dari-kang-sekoteng-ngobrol-bareng-omjay/

 

JUARA KEDUA:

 

RUMAHKU SURGAKU

“gebruk,gebruk, krek, krek,krek, “Suara pintu terus berbunyi, jika tak terbiasa pasti akan merasa takut. Itu pasti kerjaan si belang kalau kedinginan di luar. Dia ingin masuk. Dia pinter membuka pintu kalau gak dikunci. Dia juga kucing yang kayak mengerti obrolan kami. Kalau kami sedang ngobrol-ngobrol, dia duduk dikesed sambil merhatiin obrolan kami.

“Guuuk…guuuuk……guuuuuk….., , “suara burung merpati bersahutan.

“Kongkorongoooook, “suara ayampun ikut bernyanyi, membangunkanku dan keluargaku di pagi hari. Kulihat jam di dinding masih menunjukkan pukul 03.30 WIB.

Yaaaah,…inilah rumahku, sudah seperti kebun binatang saja. Padahal itu burung merpati punya tetangga, begitupun kucing, adalah kucing liar yang berkuasa di rumahku, sehingga saat ada kucing lain masuk ke rumah, pasti dia akan melawan dan ngajak berantem. Entah kenapa rumahku ini disenangi oleh binatang-binatang. Dan merekapun sepertinya mengerti jika kami menyuruhnya pergi atau kami akan memberi makanan pada mereka.

Si belang, adalah  kucing yang terluka dibagian perutnya gara-gara diguyur oleh air panas entah air aki mobil,  hingga membuat buku-bulunya rontok dan kulitnya memerah. Saat itu kami obati hingga sembuh dan tumbuh bulu kembali. Sejak saat itu si belang menjadi penunggu rumah kami dan diberi nama Beti. 

Suatu pagi saat aku keluar rumah, di garasi mobil ada Beti sedang menarik-narik seekor ular kecil. Entah darimana ular itu, yang jelas sedang dimakan oleh Beti. Apa mungkin ular itu adalah ular yang hendak masuk ke rumah kami dan oleh Beti di serang, hingga ular itu tewas atau mungkin Beti mendapatkannya dari tempat lain. Namun aku bersyukur ular itu tidak sampai masuk rumahku.

Ternyata kenyamanan yang dirasakan oleh binatang-binatang itu sama halnya dengan penghuninya, yaitu aku, suami dan ketiga anakku. Walau rumah ini tidak mewah dan besar, akan tetapi di rumah ini ada cinta yang selalu kami tebar. Cinta dalam kebersamaan, dan cinta dalam keyakinan terhadap Allah swt. Kami saling mengingatkan dalam segala hal, baik itu saat melaksanakan sholat, belajar, makan dan kegiatan lainnya.

Andai harus memilih, dimanakah tempat yang paling nyaman kamu singgahi? jawabanku adalah rumah kami. Karena di rumah ada orang-orang yang aku cintai, ada buku-buku yang aku senangi untuk dibaca. Ada laptop untuk kujadikan curahan hati dan menyiapkan media pembelajaran,  ada dapur tempatku menyalurkan hobby, ada ruang keluarga tempatku dengan suami serta anak-anakku berleha-leha sambil melihat tv dan makan-makan serta  ada ranjang tempatku merebahkan badanku dari rasa lelah yang kurasakan. eeehm,….malah pikiranku kemana-mana.

“Masih ngantuk,  “kataku sambil menarik selimut. Dingin sekali. Akan tetapi baru saja aku mau menarik selimut, suara adzan di mesjid berkumandang.

“Allahuakbar, Allahuakbar…….., “suara muadzin berkumandang. Kalau suara ini aku sudah tidak bisa berkutik lagi, harus bangun.

Kubatalkan menarik selimutku, dan bergegas mengambil handuk hendak mandi dan sholat subuh. Namun sebelumnya aku bangunkan suami dan anak-anakku agar mempersiapkan diri melaksanakan sholat subuh berjamaah.

“Mas, ayo bangun, mandi dulu, dah adzan, “bisikku sambil membelai kepala suamiku.

“ehm,…duluan aja, “jawabnya sambil menggeliat.

“abang, kakak, ade, ayo bangun, udah subuh nih, “teriakku sambil berjalan ke kamar mandi.

Tidak lama kemudian terdengar suara pintu kamar berderik tanda anak-anak sudah bangun. Butuh 15 menit menyiapkan diri kami semua untuk melaksanakan sholat subuh berjamaah di ruang keluarga.

Saat-saat seperti ini adalah waktu yang sangat membahagiakan kami, karena kami bisa bersama menghadap illahi, dan saling bertukar pendapat tentang semua hal yang sedang marak terjadi saat ini.

Setelah sholat subuh biasanya aku langsung ke dapur dan masak nasi goreng. Kami sarapan bersama, seru banget. Setelah makan masing-masing sibuk sendiri dengan gawainya, sementara aku langsung membereskan bekas makan dan langsung ke depan, membersihkan rumah dan tanaman yang kurang enak di pandang.

Di taman itu ada pohon rambutan, jambu, mangga, buah naga dan bunga-bunga. Diantara semua tanaman itu, buah naga memiliki misteri tersendiri yang tak akan mungkin terlupakan. Buah itu pemberian muridku yang kini telah bahagia di sisi Illahi Robby.

Banyak sudah teman-teman yang berkunjung ke sini kuberikan pohon buah naga dengan harapan ada doa disetiap pohonnya untuk almarhumah muridku yang dulu memberinya. Salah satunya adalah Om Jay, Bapak Blogger yang telah berkenan berkunjung ke istana cinta kami.

Terimakasih Om Jay, senang sekali rasanya bisa menjadi bagian dari keluarga blogger yang Om Jay kelola. Walaupun saat ke rumah aku tak bisa menjamunya dengan baik, malah aku yang dikirimi sayuran sama  Om Jay. Katanya Om Jay  habis panen di kebunnya sendiri. segar-segar pastinya.

Rumahku adalah surgaku, tempat dimana kami merasakan banyak kebahagiaan dan kenyamanan di rumah ini. Tempat dimana aku dan keluargaku menerima siapa saja yang berkunjung ke rumah kami, termasuk para pendaki teman kakak. Sampai-sampai rumah yang sederhana ini disebut sebagai rumah singgah para pendaki. Karena  kakak masuk grup pendaki indonesia, begitupun abang sehingga teman-temannya ada di seluruh Indonesia. Dan aku sering disebut sebagai mamah gunung karena selalu senang saat teman anak-anakku singgah ke rumah sebelum mendaki gunung. Kadang sekali mendaki ada sampai 20 orang tapi kadang hanya 3 orang saja, mereka tidur di ruang tengah, depan dan di atas, hanya beralas karpet dan bantal yang saling berebutan. Tapi kalau bertiga, bisa 1 kamar barengan, tidurnya lebih nyaman.

Memang capek sebenarnya saat mereka singgah. Namun ada kebahagiaan saat bisa menjamu mereka walaupun hanya seadanya saja. Kebayangkan, saat mereka datang, aku harus sudah menyiapkan sekitar 25 porsi makan karena takut ada yang mau nambah ha…ha…ha…, belum saat besoknya mereka hendak mendaki, aku  siapkan untuk makan pagi dan aku bungkuskan untuk diperjalanan nanti jadi aku membuat nasi sekitar  50 porsi. Untungnya suamiku tidak pernah keberatan, dan saja rejeki untuk menjamu tamu walaupun banyakan. Mungkin ini adalah pembalasanku dulu, yang sering merepotkan ibuku saat teman-teman main ke rumah masak-masak, nyate kelinci, pokoknya saat jaman aku muda, yah seperti ini. Makanya aku senang saja.

Rumah ini adalah rumah hasil kerja keras kami berdua, pilihan kami berdua sehingga terasa nyamannya. Banyak kisah bahagia,  pahit pedihnya  saat kami ingin memiliki rumah ini.  Di rumah inipun banyak rejeki telah kami dapatkan. Sejak kami di rumah ini, suamiku begitu cepat kariernya dan anak-anakku bisa lulus masuk sekolah dan perguruan tinggi sesuai yang mereka inginkan. Akupun memiliki bisnis yang lumayan maju, walaupun hanya jualan lewat online dan dari mulut kemulut melalui teman saja. Karena aku tak punya toko yang tetap. Jadi selain mengajar, saat di rumah aku buka toko kelontongan dan pakaian. Ini merupakan suatu tantangan yang luar biasa, walaupun melelahkan akan tetapi menyenangkan dan membuat aku merasa hidupku tidak sia-sia karena bisa membantu orang dan keluargaku.

Banyak kenangan di rumah ini, suka duka kami rasakan bersama. Karena perjalanan tak semulus jalan tol. Kami tinggal di rumah ini sudah 10 tahun lamanya. Sebelumnya kami tinggal di asrama tentara yang letaknya 45 km dari kota. Saat itu aku ingin anakku sekolah di daerah kota agar  tidak kuper dan bisa berkembang, karena saat SD anakku sangat pemalu dan enggan bergaul. Dan alhamdulillah dia bisa masuk sekolah SMP di kota jurusan pendidikan jasmani, sehingga setiap hari dia harus berlatih olahraga. karena kelas itu menjadi andalan sekolah untuk mengikuti kompetisi-kompetisi antar sekolah nantinya.

Sebenarnya sebelum memiliki rumah ini kami sempat membeli rumah di kampung dekat orangtua. Namun itu pilihan orangtua, bukan kami.  Walaupun kami yang membayarnya. Tapi rasanya kurang nyaman. Tapi saat aku dan suami mencari sendiri rumah yang sesuai dengan hati kami, ternyata rasanya lebih memuaskan, walaupun tidak sebesar rumah kami yang  di kampung.

Membeli rumah kata orangtua sama dengan mencari jodoh, tak selamanya bisa sesuai karena selain melihat kemampuan kita membeli juga melihat sejauh mana rumah itu terasa menyejukkan hati. Begitupun hubungan sepasang kekasih, saat hendak berjanji menyatukan dua hati, membutuhkan pertimbangan dan komitmen untuk seiya sekata dalam suka dan duka mengarungi bahtera kehidupan.

Sebentar lagi usia perkawinan kami menginjak ke-24 tahun, tepatnya 3 april, saat ulang tahun persit kartika chandra kirana atau perkumpulan istri-istri tentara. Tak terasa, selama waktu itu kami bisa melewatinya dengan banyak drama kehidupan yang membuat kami semakin dalam mencintai dan semakin erat saling membantu menghadapi semua kenyataan hidup ini. Amin YRA.

Dan ternyata Om Jaypun ulangtahun pernikahan yang ke-24 sama denganku hanya waktunya sedikit berbeda, Om Jay tanggal 8 Maret dan saya 3 April. Semoga Om Jay sekeluarga sehat dan Samawa till Jannah bersama pujaan hati yang selalu setia. Aamin yra.

Ternyata saat menjalani sebuah bahtera rumah tangga, bukan rumah mewah yang jadi takaran kebahagiaan dan bukan pula pasangan yang cantik atau ganteng yang menjadi suatu kepuasan, akan tetapi saling mengerti dan saling setia menjadi kunci kebahagiaan bersama.

Dulu, sempat terpikir ingin memiliki seorang pasangan yang romantis dan penuh dengan kejutan yang membahagiakan, akan tetapi kini aku mengerti jika semua itu hanya ada di sinetron saja. Karena dalam kenyataannya, keromantisan itu tidak perlu menunggu moment tertentu, karena setiap detik bersama pasangan kita adalah keromantisan yang tiada akhir dan semua kebersamaan kita adalah kejutan luar biasa yang menjadikan hati selalu berbunga-bunga. Tak perlu lagi mobil mewah atau rumah yang megah karena saat bisa menjalankan sholat berjamaah, makan bersama dan bercanda bersama sudah menjadi  surga tersendiri bagi kita.

Pernahkah kalian rasakan saat rindu begitu menderu, padahal baru saja berpisah dengan orang-orang yang kita cintai karena harus bekerja dan pergi demi tugas kantor dan kampus? Seperti itulah yang kita rasakan jika berpisah dengan orang-orang yang kita cintai, seakan-akan gawai ini terus aku pijit sekedar untuk menanyakan sudah makan atau belum, sedang apa, dimana? dan masih banyak lagi.

Perpisahan sementara itu kadang menumbuhkan rasa rindu yang luar biasa,  baik kepada pasangan kita atau anak-anak kita. Namun ingat, semua itu hanya titipan  sang kuasa oleh karena itu serahkanlah mereka kepada  sang penguasa agar menjaga orang-orang yang kita cintai.

Sejatinya semua orang berumah tangga, yang diharapkan adalah bisa membentuk keluarga sakinah, mawadah dan warohmah. Namun,  dalam mewujudkannya butuh banyak pengorbanan, diantaranya tinggalkan keegoisan, tinggalkan keras kepala dan tinggalkan rasa memiliki yang berlebihan. Karena untuk menuju Sakinah mawadah warohmah itu membutuhkan kesadaran dan kewarasan dalam berpikir, walaupun  tujuannya sama, akan tetapi mungkin saja cara menggapainya  berbeda.

Ingatlah, menurut agamapun sebenarnya musuh terbesar kita adalah orang-orang yang sangat kita cintai di sekitar kita. Mengapa demikian? karena kadang demi orang-orang yang kita cintai, kita abaikan perintah Allah swt, karena orang-orang yang kita cintai, ada rindu dan cemburu yang membuat kita emosi dan karena orang-orang yang kita cintai ada kebencian yang luar biasa saat mereka yang kita cintai tak sejalan dengan harapan kita.

Inilah hidup yang harus kita sadari, karena semua orang memiliki otak untuk berpikir dan berkeinginan, maka setiap orang memiliki keinginan yang berbeda-beda dan tidak bisa kita batasi hanya karena cinta. Namun jangan khawatir, Allah maha segalanya, titipkanlah orang-orang yang kita cintai pada kuasaNya, Karena kita takakan sanggup untuk menjaganya yang terpenting kita bisa bersama, berbahagia baik di dunia maupun di akhirat kelak. Amin YRA.

JUARA KETIGA:

 

Surgaku Rumahku Yang Diimpikan

Sri Yamini,_Bandung

Mr. Wijaya Kusumah, S.Pd, M.Pd

Beliau seorang Trainer,Blogger,Motivator dll 

Curiculum Vite Mr. Wijaya Kusumah adalah :

  • Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK.
  • Wijaya adalah Guru SMP Labschool  Jakarta yang doyan ngeblog di https://wijayalabs.com
  • Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil “OMJAY”. Hatinya telah jatuh cinta dengan  kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana.  Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya.
  • Pesan Omjay, “Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur”. HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com. Link https://wijayalabs.com

Di beberapa grup Menulis dan TIK seperti : 

  • GMLD Batch 2 ( Guru Motivator Literasi Digital )
  • Grup Antologi Merdeka Belajar
  • Grup Informatika
  • Grup Kelas  Inovasi Gelombang 1
  • Grup Penulis GMLD
  • Grup Silaturahmi Penulis
  • Grup Cakrawala Blogger Guru Nasional
  • dll

Mr. Wijaya Kusumah memberikan info dalam rangka memeriahkan hari pernikahan Omjay        ( Wijaya Kusumah dan Siti Rokayah ) yang ke 24 tahun. Jatuh pada tanggal 8 Maret 2022. Guru Blogger Indonesia mengadakan lomba Blog dengan tema “Rumahku Surgaku”  . 

Kalau ada kata rumahku surgaku terbayang sebuah rumah tangga yang harmonis, nyaman dan indah. Semoga bayanganku betul. Menurut KBBI  rumah tangga adalah bangunanuntuk tempat tinggal atau di dalam suatu rumah ada beberapa anggota keluarga. Yang terdiri dari ayah, ibu dan 2 orang anak. Bisa juga keluarga besar yang terdiri dari ayah, ibu, 2 orang anak, ada kakek, nenek, bibi, paman, keponakan, dan lain-lain.

Setiap manusia pastinya menginginkan kehidupan yang berbahagia baik di dunia maupun di akhirat. Hal tersebut berlaku di dalam kehidupan keluarga. Tidak ada seorang pun yang menghendaki keluarganya rusak dan juga berantakan. Tidak ada seorang pun juga ingin rumah tangganya hancur dengan mengenaskan. Tentunya semua orang ingin mendapatkan kebahagian dan juga mendapatkan keindahan saat memasuki kehidupan rumah tangga.

Jika harapan tersebut berada dalam kehangatan keluarga. Maka harapan tersebut bisa terpenuhi pada keluarga yang dipenuhi keindahan, kebahagian,memunculkan produktifitas. Bisa bermanfaat untuk masyarakat sekitar, menjunjung tinggi budi pekerti dan mengikuti tuntunan Nabi Muhammad SAW. Hal-hal semacam itu bisa terwujud pada keluarga sakinah, mawadah, dan warohmah.

Tiga kata yang akan selalu diucapkan orang-orang pada saat ada pernikahan sepasang kekasih. Untuk mengetahui ada beberapa ciri-ciri rumah tangga yang sakinah, mawadah, warohmah seperti :

  1. Selalu berdiri di atas fondasi keimanan yang kokoh. Keluarga yang sakinah tidak berdiri di ruang yang hampa dan juga tidak berada di awang-awang. Keluarga yang sakinah berdiri di atas fondasi keimanan kepada Allah Subhanawataala. Sebagai bangsa yang religius, kita semua percaya bahwa kabahagian hidup berumah tangga tidak bisa dilepaskan dari nilai-nilai sebuah keimanan. Suami dan istri yang memiliki keimanan yang kokok kepada Allah. Selalu kita merasakan diawasi olehNya. Mereka yang beriman  akan terjaga di dalam kebaikan. Mereka yang beriman akan dijauhkan dari kejahatan dan keburukan.
  2. Menunaikan ibadah secara bersama-sama. Kehidupan manusia tidak akan selalu bersenang-senang dan juga bermain-main. Ada nilai ibadah yang harus ditunaikan. Pernikahan adalah ibadah. Hidup berumah tangga juga beribadah. Mengurus anak, berbuat baik kepada tetangga juga merupakan ibadah. Dengan melakukan sesuatu yang motivasinya untuk ibadah, maka kehidupan  tangga akan selalu lurus dan selalu berada di jalan yang benar. Jika ada penyimpangan, maka akan segera diluruskan kembali. Sebab mereka sudah menyadari pendidikan agama dalam keluarga harus dilaksanakan dalam kehidupan.
  3. Menaati Ajaran Agama. Sebagai manusia yang beriman merupakan sebuah kewajiban untuk selalu menaati setiap ajaran agama. Ada hal-hal yang diharamkan dan dimakruhkan. Semua ajaran agama pastinya mengandung maksud untuk mendatangkan kebaikan untuk umatnya dan menghindarkan malapetaka bagi umatnya.
  4. Keluarga yang saling mencintai dan menyayangi. Keluarga yang sakinah yang memiliki suasana yang penuh cinta dan juga kasih sayag. Suami,istri dan anak-anak-anaknya saling mencintai dan juga saling menyayangi. Maka dari itu mereka akan berusaha yang terbaik. Agar tidak terjadi konflik di dalam keluarga. Kalaupun terjadi konflik, mereka akan berusaha saling memanfaatkan kesalahan masaing-masing.Saling membantu dalam menunaikan tugas dan kewajiban. Hal tersebut dikarenakan oleh cinta. Cinta itulah yang menyebabkan mereka tidak mudah emosi dan selalu menjaga keharmonisan rumah tangganya.
  5. Saling menjaga dalam kebaikan . Ciri pasangan suami istri yang sakinah salah satunya saling menjaga dan saling. Bahkan saling berusaha menguatkan dalam kebaikan. Di dalam kehidupan berumah tangga, kadang-kadang terjadi penurunan nilai-nilai kebaikan seiring bertambahya usia pernikahan. Suami istri malas melaksanakan ibadah, kewajiban di dalam keluarga dan juga kebaikan lainnya. Akibatnya suasana keluarga jadi tidak menyenangkan. Pada keuarga yang sakinah, mereka selalu berusaha saling mengingatkan dan menasehatinya. Mereka mengerti cara mengingatkan pasangan agar tidak menimbulkan salah paham dan juga kemarahan.
  6. Selalu saling memberikan yang terbaik untuk pasangan. Pasangan suami dan istri selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk pasangannya.Dengan kondisi seperti itu suami dan istri akan selalu berada dalam kenyaman. Mereka tidak akan menuntut hak pasangannya. Sebaliknya mereka justru berlomba-lomba melaksanakan kewajiban untuk pasanganya.
  7. Mudah dalam  menyelesaikan masalah. Keluarga sakinah bukan berarti tidak ada masalah sama sekali. Mereka sudah tahu cara mengatasi masalah keluarga.Mereka bersedia duduk berdua, berbicang-bicang dan menguraikan masalah dengan kepala dingin. Keluarga yang sakinah menjadikan permasalahan sebagai pemicu semangat untuk melakukan perbaikan.
  8. Dapat membagi peran dengan adil. Keluarga yang sakinah akan selalu berusaha untuk melakukan pembagian peran secara adil. Oleh sebab itu, sejak awal hidup berumah tangga. Keluarga sakinah telah menerapkan prinsip keadilan dalam membagi perannya.
  9. Kompak untuk mendidik anak. Keluarga yang sakinah akan sadar bahwa mereka harus mencetak generasi penerus yang tangguh. Unggul dan dapat mewarisi nilai-nilai kebeneran serta kebaikan. Mereka tidak ingin anak-anaknya menjadi pembakang, durhana kepada orang tua,jauh dari agama, bahkan menjadi beban masyarakat. Oleh sebab itu keluarga yang sakinah akan saling bahu membahu dalam mendidik dan membina anak-anakya. Mereka juga akan selalu mengarahkan anak-anaknya menuju kesuksesan di dunia dan di akhirat nanti.
  10. Dapat berkontribusi untuk masyarakat. Keluarga yang sakinah akan selalu memberikan kontribusi yang terbaik di lingkungan masyarakat. Mereka selalu terlibat di dalam kegiatan sosial dan cepat memberikan bantuan jika diperlukan. Mereka bukanlah tipe orang yang egois. Sebab mereka tahu cara menghilangkan sifat egois dan menghilangkan cara sifat sombong. Mereka akan selalu peduli dan hyan bersedia berbagi dengan apa yang mereka miliki saat ini.

Itulah ciri-ciri rumah tangga yang sakinah, mawadaha, warohmah dan rumahku sorgaku yang diimpikan oleh kita semua. Semoga hari ulang tahun pernikahan Mr. Wijaya Kusumah dengan Bunda Siti Rokayah yang 24 tahun, mendapatkan anugrah dan kebahagian baik di dunia dan di akhirat oleh Allah Subhanawataala, Aamiin Ya Robalalamin.

#HUT ke 24 tahun

#SAMAWA

#Mr.Wijaya Kusumah dan Bunda Siti Rokayah

#Bandung, 08-03-2022

PROFIL PENULIS

Sri  Yamini,S.Pd Perempuan kelahiran Garut, 1966 Bandung. Pendidikan  S1 PGSD UPI Bandung. Praktisi pendidikan ini menjadi Guru menjadi PNS dengan masa  kerja 34 tahun 7 bulan di  SD Negeri 210 Babakan Sinyar Kel.Sukapura Kec. Kiaracondong Kota Bandung.

Bergabung di berbagai Grup Menulis dari tahun 2016 sampai saat ini. Hasil menulis buku yaitu 2 buku tunggal, 60  buku antologi , 1 buku menulis guru & siswa kegiatan selama PJJ Daring dalam pandemi Covid.19. dan 2 buku jadi kurator.

Penerima Anugerah Apresiasi Pendidikan Tahun 2018 Kategori Guru Penulis Terbanyak dari Kepala Dinas Kota Bandung.

Penerima  Penghargaan Tahun 2020 Dalam Pengabdian, dan Prestasi Kerja  dari Kepala Dinas Kota Bandung.

Penulis dapat dihubungi melalui : Facebook: Sri Yamini https://www.facebook.com/sri.yamini.391

IG sriyamini14  https://instagram.com/sriyamini14?igshid=ggjwrrcup4ym

Blog Kompasiana https://www.kompasiana.com/sriyamini

Blog https://literasingeblog.blogspot.com/

Blog https://lagerunal.blogspot.com/

by

Teacher, Trainer, Writer, Motivator, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, Simposium, Workshop PTK dan TIK, Edupreneurship, Pendidikan Karakter Bangsa, Konsultan manajemen pendidikan, serta Praktisi ICT. Sering diundang di berbagai Seminar, Simposium, dan Workshop sebagai Pembicara/Narasumber di tingkat Nasional. Dirinya telah berkeliling hampir penjuru nusantara, karena menulis. Semua perjalanan itu ia selalu tuliskan di http://kompasiana.com/wijayalabs. Omjay bersedia membantu para guru dalam Karya Tulis Ilmiah (KTI) online, dan beberapa Karya Tulis Ilmiah Omjay selalu masuk final di tingkat Nasional, dan berbagai prestasi telah diraihnya. Untuk melihat foto kegiatannya dapat dilihat dan dibaca di blog http://wijayalabs.wordpress.com Hubungi via SMS : 0815 915 5515/081285134145 atau kirimkan email ke wijayalabs@gmail.com atau klik hubungi omjay yg disediakan dalam blog ini, bila anda membutuhkan omjay sebagai pembicara atau Narasumber.

13 thoughts on “Inilah 3 Orang Pemenang Lomba Blog “Rumahku Surgaku” dan Doorprize Lainnya

  1. Selamat untuk para pemenang, teriring doa terbaik untuk Om Jay dan kita semua semoga keluarga kita selalu dalam naungan kasih sayang Allah hingga kita selalu bahagia dengan keluarga kuta. Aamiin

  2. Menik Dwi Astuti

    Selamat untuk para juara menjadi lebih termtivasi, Selamat OmJay dan Ibu semoga rumah tangga dan keluarga selalu dalam keberkahan.
    Alhamdulillah, sdh ikut berpartisipasi menulis blog..tantangan dan lomba Saya pun sdh menjadi pemenang bagi hambatan diri untuk menulis.

  3. Luar biasa….Tema ” Rumahku Sorgaku” .Alhamdulillah…Emak dapat juara ke 3. Sesuatu yg mengharukan dan membanggakan. Semoga tambah semangat untuk menulis. Trimks…kata motivasi yg emak ingat. Menulislah setiap hari dan buktikan apa yg terjadi ???
    Trimks…atas bimbingannya selama belajar menulis Mr.Wijaya. Semoga menjadi keluarga yg Samawa,Aamiin Ya Robalalamin 🙏👍👍👍👍👍😍😍😍😍😍

  4. Wah selamat buat para juara, para pemenang…walau saya belum.menjadi juara penulis terbaik,tapi saya sudah senang dan berbahagia bisa belajar bersama mentor hebat,memenangkan 30 resume mengalahkan rasa malas pada diri, semangat untuk lebih baik lagi💪

  5. Selamat buat para juara. Terima kasih buat om Jay yang setelah mengenalnya ibarat ayah bagiku. Terima kasih atas ilmu yang bermanfaat. Benar apa kata pemenang pertama terkadang saya mengabaikan tulisan om Jay namun tak jarang juga saya membaca dan memakai tulisan om Jay. Terimakasih om Jay.

Leave a Reply to Sri wulandari Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.