Hari ini, Senen, 6 Desember 2021, saya mendapatkan foto jadul. Foto ketika saya dan kawan-kawan masih menjadi mahasiswa IKIP Jakarta. Pak Agus Suryadi, mengirimkannya di WA Group Alumni KOKA IKIP Jakarta. Saya sempat lupa tahunnya, dan Agus mengingatkan saya kalau foto itu diambil pada tahun 1992. Waktu itu kami Praktik Kerja Lapangan (PKL) di PLN Gambir Jakarta Pusat.
Ada foto almarhum IIS Nurhayati di foto itu (pakai Jilbab hitam). Kami satu kelas di jurusan Pendidikan Teknik Elektro IKIP Jakarta. Kita satu angkatan tahun 1990. Kebetulan kita satu kelompok dalam PKL di PLN Gambir. Foto ini diambil saat kita berkeliling dari gardu listrik di wilayah Gambir. Kita juga ikut terlibat dalam operasi penertiban aliran listrik yang disingkat OPAL.
Saya masih ingat. Dalam satu angkatan elektro 1990, wanitanya hanya 2 orang. Lasta dan Iis adalah 2 orang mahasiswi pendidikan teknik elektro angkatan 1990 yang sangat aktif. Dulu waktu kuliah, saya dekat dengan IIS sebagai sahabat. IIS menempati rumah kost di dekat kampus.
Sewaktu saya menikah di tahun 1998, IIS dan AGUS datang ke pernikahan saya di Bandung. Mereka datang dengan pacarnya masing-masing. Siapa yang menyangka, kalau mereka akhirnya berjodoh. Awalnya hanya teman biasa, kemudian berubah menjadi teman yang istimewa.
Suatu ketika, Agus dan IIS main ke rumah saya di Cibitung Bekasi. Mereka berdua naik motor. Senang juga didatangi kawan-kawan satu angkatan saat kuliah. Kami mengobrol cukup lama di rumah.
Saat mereka pulang dan sampai ke rumahnya masing-masing, IIS Nurhayati menelepon saya. Tumben kata saya dalam hati. Tidak biasanya IIS telepon saya di rumah. Rupanya IIS mau curhat kepada saya. Sebagai sahabat baiknya, saya mendengarkan saja curhatannya.
Rupanya IIS merasa jatuh hati dengan AGUS. Awalnya hanya teman biasa, tapi lama-lama menjadi tidak biasa. IIS merasakan getaran Cinta bersama AGUS. IIS minta pendapat saya, bagaimana kalau dirinya menikah dengan AGUS.
Sebagai seorang sahabat, tentu saja saya senang mendengarnya. Apalagi AGUS juga salah satu sahabat saya yang baik hati. Saya sampaikanlah kepada IIS, kalau AGUS itu laki-laki yang baik. Lama juga kami di telpon. Sampai istri saya dibuat cemburu olehnya.
Baru saja menutup telepon, tiba-tiba telpon di rumah berdering kembali. Kali ini AGUS yang telpon. Masalahnya sama dengan IIS, Agus mulai jatuh cinta sama IIS. Ada getaran cinta yang tak biasa.
Akhirnya saya jodohkan saja mereka. Percintaan mereka akhirnya berlanjut ke pelaminan. Temen-teman senang, karena mereka akhirnya menjadi pasangan suami istri yang bahagia.
Dari pernikahan IIS Nurhayati dan Agus Suryadi, lahirlah 3 orang anak. Agus cerita di WA, anak pertama sekarang sudah berusia 21 tahun, dan sekarang magang. Agus cerita lagi, kalau anak pertama sedang ada projek di Riau. Sedangkan anak kedua, alhamdulillah diterima kuliah di UNS, ambil Fakultas Kedokteran dan anak yang ketiga sudah usia SMP sambil mondok di pesantren yang ada di Sukabumi.
Kami akhirnya saling telepon. Saya mendengarkan cerita Agus. Sedih juga ditinggalkan istri untuk selama-lamanya. Padahal tahun 2021 mereka dijadwalkan akan berangkat haji ke tanah suci. Lebih dari 1 jam kami teleponan. Besok Agus akan pergi ke Bali selama 6 hari. Ada tugas dari kantornya yang harus segera diselesaikan.
Iis Nurhayati adalah sahabat Omjay yang baik. Saya tak pernah mengira kalau IIS meninggal karena terkena kanker. Kata AGus selama 5 tahun mereka berusaha menyembuhkan penyakit kanker payudara yang diderita IIS.
Tapi ajal telah tiba. Tidak bisa ditunda kalau waktunya tiba. IIS meninggal di rumah sakit Polri Kramat Jati dengan meninggalkan 3 orang anak. Hari itu tanggal 14 April 2020. kami semua sangat berduka.
Saat dikuburkan dan dimakamkan, saya tak bisa hadir mengantarkan jenazah IIS ke tempat perisirahatan yang terakhir. Saya hanya bisa melihat fotonya saja di WA Group yang disebarkan oleh Dadang, teman kuliah dulu. Tak terasa saya menitiskan air mata.
Jodoh, rezeki, kematian manusia tidak ada yang tahu. Semua itu sudah tercatat di Yaumil Mahfuz. Sungguh hanya Allah yang tahu skenario hidup manusia di dunia.
Foto jaman dulu di atas, membuat saya terkenang akan masa lalu di kala menjadi mahasiswa IKIP Jakarta. Banyak kawan yang sekarang kenal saya, tidak pernah mengira kalau saya pernah kurus dan langsing.
Semoga IIS Nurhayati diterima semua amal ibadahnya dan diampuni semua dosanya. Ibu IIS Nurhayati adalah sosok ibu guru yang baik hati, banyak muridnya di sekolah dasar IKIP Jakarta yang merasakan kehilangan.
IIS Nurhayati, sahabat omjay yang baik hati. Suatu saat kita akan berjumpa lagi. Bisa cepat, bisa lambat. Hanya Allah yang tahu umur manusia di dunia ini. Segeralah bersujud kembali kepada Allah sebelum ajal menjemput.
Salam Blogger Persahabatan
Omjay
Guru Blogger Indonesia
2 thoughts on “Iis Nurhayati, Sahabat Omjay yang baik Hati”