Kamis, 30 April 2020 adalah hari ketujuh kita berpuasa di bulan Ramadhan. Tak terasa sudah seminggu kita berpuasa. Saya melewatinya dengan berbagai macam aktivitas di dunia maya. Sementara ini kita belajar dan bekerja dari rumah. Wabah Corona yang merajalela membuat kita harus berada di rumah. Internet menjadi tempat kita saling terhubung. Kita bisa mati gaya bila internet mati. Sebab Komunikasi dan informasi saat ini lebih mudah dan cepat melalui internet.
Bangun sahur sudah sibuk dengan informasi terkini. Berbagai pesan penting lewat aplikasi WA yang sering saya gunakan penuh sekali. Ribuan pesan belum sempat dibaca. Istri menegur saya agar fokus dengan makan sahur dulu. Takutnya nanti keburu imsak. Kalau dituruti, pesan informasi di WA akan membuat saya lupa makan sahur.
Sekedar informasi saja. Pagi ini makan sahur dengan nasi dan ayam goreng. Heeemm tak ada sayur seperti biasanya. Makan tanpa kuah sayur membuat saya banyak minum air putih. Takut tenggorokan keselek. Hahaha tak lama kemudian waktu imsak datang dan adzan subuh mulai terdengar di televisi yang ada di laptop.
Sudah lama televisi rusak dan sudah diperbaiki kakak ipar di Bandung. namun, saat mau dibawa ke Bekasi, ada larangan orang Bandung pergi ke arah jakarta. Jadi televisi sementara ada di Bandung dulu. Kami menonton acara televisi lewat internet.
Acara paling favorit di saat santap sahur adalah sinetron Preman Pensiun di RCTI. Entah kenapa anak dan istri suka dengan sinetron ini. Sayapun jadi ikutan suka karena ada unsur komedi di dalamnya. Terkadang kita dibuat tersenyum dengan kelakuan kocak para pemain sinetron.
Habis makan sahur, saya langsung mandi dan sholat subuh. Setelah itu menemani istri membaca Al-Quran dan membaca sedikit demi sedikit informasi yang ada di HP.
Satu per satu saya baca dan memberikan komentar. Terkadang ada juga tidak saya baca bila infonya kurang menarik. Ada pesan masuk dari Mas Aris Ahmad Jaya, Motivator Indonesia. Beliau berpesan bahwa nanti ada acara seminar online lewat aplikasi zoom pukul 09.00-11.00 WIB. Tentu saja saya tak melewatkan acara penting ini.
Seminar Online bersama Aris Ahmad Jaya
Sambil menunggu acara seminar online, saya buka email. Wah sudah penuh dengan kiriman tugas peserta belajar menulis dan menerbitkan buku. Belum semua kiriman email saya balas saking banyaknya. Kebetulan saya mengelola dua email. Satu untuk keperluan dinas, dan satu lagi untuk keperluan lain-lain.
Hari ketujuh puasa ini terasa cepat sekali. Seminar online selama 2 jam tak terasa. Terus terang banyak ilmu baru saya dapatkan. Kemudin dilanjutkan dengan kegiatan kuliah online bersama bapak Amir Faisal. seorang penulis buku best seller dan juga seorang trainer nasional. Hebat sekali buku-bukunya banyak diterbitkan gramedia. Salah satu penerbit terbesar Indonesia.
Pukul 13.00-15.00 WIB kuliah online berjalan lancar. Ada 31 pertanyaan dari peserta. Wah padahal belum semua materi diberikan oleh beliau. Bumi berputar, waktu bergerak sangat cepat. Tahu-tahu sudah selesai acaranya. Terkesan juga dengan cara penyampaiannya walaupun hanya lewat WA Group. Beliau sempat menyampaikan materinya lewat Youtube.
Saya tertidur sebentar usai acara di kursi sofa tempat kami biasa menonton televisi. Istri saya membangunkan untuk sholat ashar. Sesudah sholat saya baru ingat. Ada kegiatan rapat online untuk persiapan kegiatan PGRI menyambut hari pendidikan nasional. Waduh telat deh!
Laptop masih dipakai nonton oleh istri sambil menyeterika pakaian. Kalau saya pakai untuk rapat online, pasti akan marah. Jadi saya rapat pakai ponsel dengan aplikasi zoom di teras rumah. Wow tak lama kemudian sayapun tersambung dengan panitia di PGRI. Sudah ramai perbincangannya, saya menyimaknya sambil senyam senyum. Inilah kecanggihan teknologi. Kita masih bisa rapat mempersiapkan acara dari rumah.
Saat menjelang berbuka puasa, istri minta dibelikan gorengan di depan indomaret. Segeralah saya meluncur ke sana naik sepeda motor. Untunglah masih ada gorengannya. Biasanya sudah diborong habis oleh para pembeli yang mau buka puasa.
Alhamdulillah tak lama kemudian adzan maghrib tiba. Kami berbuka puasa di rumah. Segelas teh hangat buatan istri nikmat sekali. Sepotong lontong dan gorengan menjadi menu buka puasa kami. Alhamdulillah masih diberikan rezeki berupa makanan dan minuman. Di luar sana masih banyak orang yang belum bisa makan karena tak ada yang bisa dimakan.
Habis sholat maghrib dapat kabar dari mbak Nova Maltific. Beliau sudah memilih 3 orang guru blogger yang tulisannya bagus dan menginspirasi pembaca. Wow katanya, tulisan kawan kawan guru bagus. Dia sempat bingung memilihnya. Ada tulisan seorang guru yang bagus sekali, tapi begitu dilihat nama orangnya, ternyata beliau salah satu narasumbernya. Jadi kami ganti supaya peserta dulu yang mendapatkan hadiah kejutannya.
Begitulah sedikit cerita saya hari ketujuh bulan puasa ini. Segala macam aktivitas pasti bisa anda ceritakan. Namun mengemasnya ke dalam cerita yang menarik bukanlah persoalan mudah. Saya sih mengalir saja. Sebab biasanya menulis kisah nyata jauh lebih mudah daripada menulis kisah fiksi atau karangan.
Saat lagi asyik membaca pesan informasi dari kawan-kawan, Prof Deni Darmawan dari UPI Bandung menelpon saya. Katanya beliau akan meluncurkan siaran langsung peluncuran televisi pendidikan di Universitas Pendidikan Indonesia. Di Televisi UPI saya diminta untuk memberikan sedikit pengantar selama 3 menit. Informasi beritanya ada di https://www.pikiran-rakyat.com/pendidikan/pr-01373128/tvupi-mengudara-masyarakat-bisa-bersiaran-langsung-dengan-gawai-sendiri .
Malam hari, staf dari Prof Deni Darmawan mengirimkan pesan di WA dan minta izin telpon.
Assalamualaikum, Ahlan Ramadhan, Salam kenal, Saya Khairullah, Tim Live Campus Journalist TVUPI, Staf Prof Deni Darmawan. Beliau minta saya bantu agar bisa setup aplikasi LCJTVUPI untuk persiapan acara Live. Izin saya bisa telpon setelah tarawih? Isi info Wanya.
Saya bilang bisa. Sebab saya sudah selesai sholatnya. Kami pun akhirnya saling terhubung dan saya jadi tahu info lengkapnya. Anda bisa menontonnya di youtube.com di bawah ini.
Sementera ini dulu informasinya. Lain kali saya sambung lagi. Waktu di Jatibening Bekasi sudah pukul 11.44 menit. Saatnya kita beristirahat dan masuk dunia mimpi. Tak terasa sudah lebih dari 900 kata saya tuliskan. Wah ternyata menulis itu memang harus dipaksakan.
Salam Blogger Persahabatan
omjay
Guru Blogger Indonesia
Tulisan ini juga omjay posting di kompasiana.
https://www.kompasiana.com/wijayalabs/5eaafb14d541df13c40c4ab2/heri-ketujuh-puasa-ramadhan
7 thoughts on “Puasa Ramadhan Hari Ketujuh”