Tuliskan pendapatmu di bagian komentar tentang lagu senorita,
Berlibur Ke Pekalongan Naik Kereta Kertajaya
Liburan sekolah adalah saat yang ditunggu-tunggu oleh para guru. Saat itulah kita bisa berdamai dengan kejenuhan. Guru juga manusia, ingin rekreasi sejenak bersama keluarga tercinta. Perlu rekreasi sekedar menyenangkan hati.
Sudah lama juga saya tak mengunjungi adik saya yang ikut suaminya bertugas di Pekalongan. Dulu tugasnya jauh di Nabire Papua, sekarang dipindah ke Pekalongan. Suaminya tugas di kementrian keuangan urusan pajak dan bea cukai.
Saya coba cek jadwal pesawat dan kereta di traveloka. Ternyata naik pesawat mahal sekali biayanya. Ada tersedia kereta ekonomi Kertajaya dari pasar senen Jakarta menuju pasar turi Surabaya. Keretanya lewat stasiun Pekalongan. Setelah saya cek tiket kereta kertajaya di Traveloka, biaya tiketnya tidak mahal, dan pesanlah saya tiket kereta kertajaya dengan menggunakan aplikasi traveloka.
Tiket sudah saya pesan dengan sangat mudah, dan dapatlah 2 tiket bersama istri tercinta. Saya langsung pesan tiket kereta pergi dan pulang dari stasiun pasar senen menuju stasiun Pekalongan. Saya membayangkan, liburan kami akan menyenangkan. Suasana kota Pekalongan sudah terbayang di depan mata.
Hari liburanpun tiba. Kami berangkat setelah sholat jumat. Suasana stasiun pasar senen padat sekali. Banyak orang yang ingin pulang ke kampung halamannya masing-masing. Ada pula yang sekedar pelesiran atau rekreasi seperti kami. Di stasiun, kami makan nasi padang. Alhamdulillah perutpun terasa kenyang.
Tak berapa lama, kereta Kertajaya pun datang. Dalam pikiran saya, kereta Kerjaya adalah kereta yang kumuh dan banyak sampahnya. Kereta jadul yang dinikmati oleh kalangan menengah kebawah. Ternyata saya keliru. Kereta ekonomi sekarang sudah sangat bersih dan ber-AC pula. Dingin sekali berada di dalam kereta. Saya pun berkenalan dengan seorang ibu yang sedang membawa anaknya untuk sekolah di Surabaya. Akhirnya kami asyik ngobrol dan tak terasa kereta sudah sampai stasiun Pekalongan.
Sampai stasiun, saya bertemu dengan pak Ali. Beliau guru Matematika SMA Labschool Jakarta. Saya baru tahu kalau pak Ali pulang seminggu sekali. Istrinya ada di Pekalongan, dan dia bekerja di Jakarta. Jadi kalau Jumat sore, pastilah beliau pulang ke Pekalongan. Suami istri bertemu seminggu sekali untuk mengais rezeki di ibukota Jakarta.
Kami pun berpisah di stasiun. Nampak adik saya Anita sudah menunggu bersama suami dan anak-anaknya di pintu luar kedatangan penumpang. Saya dan istri disambutnya dengan penuh kebahagiaan. Ternyata, anak-anaknya Anita sudah mulai besar. Anak pertama sudah kelas 6 SD, yang kedua kelas 4 dan yang terakhir sudah kelas 1 SD. Semuanya laki-laki. Adik saya paling cantik di dalam rumahnya yang mungil.
Berbeda sekali dengan saya. Di rumah, saya justru paling ganteng. Sebab semua anak saya perempuan. Namanya Intan dan Berlian. Rencana mau punya anak 5 orang. Intan, berlian, permata, mutiara, dan zamrud katulistiwa. Tapi Allah baru kasih saya dua orang anak yang cantik-cantik.
Dari Stasiun Pekalongan, kami diajak makan malam dulu di alun-alun kota pekalongan. Kami makan soto daging. Enak dan lezat. Ditambah air jeruk hangat yang membuat perut ini terisi dengan kenyang. Makanan khas Pekalongan enak-enak dan lezat. Saya sampai nambah 1 piring saking laparnya. Hahaha.
Saya dan istri lalu diajak keliling kota Pekalongan, dan melihat batik Pekalongan yang bagus-bagus. Adik saya membelikan kemeja batik ukuran 5L untuk saya yang bertubuh tambun, dan ukuran M untuk istri yang bertubuh mungil. Kami pasangan suami istri seperti angka 10 terlihatnya, hehehe.
Sampai rumah adik saya, kamipun beristirahat. Rumahnya tak jauh dari kantor KPU dan Universitas Pekalongan. Ternyata naik kereta Kertajaya enak juga. Tubuh tak terasa lelah. Kami bersama penumpang lainnya nyaman berada di dalamnya. Biasanya kereta ekonomi penuh sesak dan tak ber-AC. Sekarang kereta ekonomi Kertajaya sudah ber-AC semua gerbongnya. Sampai Pekalongan saya tak merasakan lelah dalam perjalanan. Padahal jaraknya cukup jauh juga.
Ini kisah nyata. Saya pernah naik kereta lain ke Solo. Tiba tiba AC-nya mati. Kami diberi kompensasi ganti untung 50 %. Uang kami dikembalikan separuh oleh kereta api Indonesia. Tentu kami sangat senang dibuatnya. Jadi sudah semakin membaik pelayanan Kerata Api Indonesia ini.
Liburan di Pekalongan berjalan dengan sangat menyenangkan. Kami diajak jalan-jalan di kota Pekalongan. Juga main ke pasar paginya sambil Jalan kaki mengitari kantor dan lapangan sepakbola di sana. Makanannya sangat murah sekali. Uang Rp. 5.000 masih bisa makan pagi dengan sangat lezat.
Sayang liburan kami tak lama. Kami harus pulang dengan kereta kertajaya yang sudah kami pesan lewat aplikasi traveloka. Perjalanan kami aman dan nyaman. Selama di jalan, kamipun lapar dan memesan nasi goreng dan teh manis. Petugas di kereta kertajaya melayani kami dengan sangat baik.
Naik kereta Kertajaya sungguh menyenangkan. Harga kaki lima rasa bintang lima. Sekarang, saya lebih memilih naik kereta daripada pesawat terbang. Selain murah, biaya perjalanan tidak mempengaruhi isi dompet, hehehe. Semoga bisa main ke Pekalongan lagi dan naik kereta Kertajaya lagi dari Pasar Senen. Mohon doanya dari pembaca. Aamiin
Salam Blogger Persahabatan
Omjay
Blog https://wijayalabs.com
SMP Labschool Jakarta Juara Lomba Tari Tradisional di Paris
Jakarta – Kabar membanggakan datang dari dunia pendidikan Indonesia. SMP Labschool Jakarta yang beralamat di Rawamangun, Jakarta Timur, berjaya di lomba tari tradisional di Paris.
SMP Labschool Jakarta mengikuti kejuaraan 15TH International Competition and Festival Of Folklore, Dance And Music Etoiles De Paris pada 17 Juli 2019. Mereka mendaftar sekitar Maret-April 2019.
Wakil Kepala Sekolah SMP Labschool Jakarta, Sarmilih Madjid menceritakan persiapan anak didiknya dari sebelum lomba hingga menjadi juara. “Saat kami melakukan persiapan untuk lomba di Paris, kami didatangi istri Wakil Dubes Paris Ibu Rani Agung yang menyemangati kami dari SMP Labschool Jakarta dan tim tari dari UI yang mewakili Indonesia,” kata Sarmilih Madjid saat dikonfirmasi, Kamis (18/7/2019).
Sarmilih menyebut program ini sempat ditawarkan ke Tim Tari SMP Labschool Jakarta, namun tidak semuanya bisa ikut karena terbentur masalah biaya dan sebagainya. SMP Labschool Jakarta kemudian menawarkan ke siswa kelas VII dan kelas VIII.
“Akhirnya kami tawarkan ke siswa kelas 7 dan kelas 8, lalu terpilihlah 16 siswa terbaik kami tersebut. Anak-anak kami dilatih sekitar 22 kali latihan dengan durasi latihan sekitar 1,5 sampai 2 jam,” ucapnya.
Foto: Foto dikirimkan Wakepsek SMP Labschool Jakarta Sarmilih Madjid (Dok. Istimewa) |
Menurut Sarmilih, sinergi siswa, sekolah dan orang tua yang menyatu menjadi penyemangat dalam berlatih. Mereka berlatih tak kenal waktu.
“Walaupun bulan puasa atau saat siswa lain libur Idul Fitri dan libur semester 2,” kata Sarmilih.
Baca juga: Ini 10 SMP Paling Jujur Saat UN 2015 |
Tak hanya mengikuti lomba, SMP Labschool Jakarta turut membawa misi ke Paris. “Kami mempromosikan tarian ondel-ondel yang awalnya tarian sakral kemudian berubah menjadi tarian hiburan, lalu berubah lagi menjadi paling rendah untuk ngamen mengais uang recehan menjadi tarian yang dihargai dunia. Itu salah satu misi kami juga,” tutur dia.
Pada akhirnya tim SMP Labschool Jakarta menjadi juara 1 di tingkat junior high school. Mereka menyabet tiga kategori juara. “Juara 1 tingkat junior high school, juara 1 pemusik terbaik dan juara 1 koreografi terbaik. Semuanya tingkat junior high,” ucapnya.
Dalam festival ini, ada 51 tim dari 10 negara yang ikut berkompetisi. Namun, Sarmilih tak mengetahui secara pasti berapa tim yang berkompetisi di tingkat junior. Kesepuluh negara yang bertanding adalah Armenia, Kroasia, Slovenia, Romania, Lithuania, Meksiko, Indonesia, Amerika, Ukraina dan Bulgaria.
“Kami juga akan mempromosikan tarian tersebut dengan live music saat festival di Prague pada tanggal 20 sampai dengan 22 Juli, Prague Art Festival. Kami bawa juga alat musik gendang, kromong, rebana dll,” katanya. Berita di sini.
Perjuangan Seorang Guru TIK (Kisah Nyata Wijaya Kusumah)
Kisah Nyata Omjay (Perjuangan Seorang Guru TIK)
Inilah sebuah kisah nyata seorang guru. Bukan bermaksud untuk menyombongkan diri, tapi ingin memotivasi kawan guru lainnya. Sebab Allah sangat tidak suka dengan orang yang sombong dan membanggakan diri.
Alhamdulillah. Malam itu saya menangis haru. Selalu bersyukur kepada Allah sang Maha Pemberi Rezeki. Sudah diatur rezeki kita masing masing dan tak akan tertukar. Jadilah manusia yang pandai bersyukur.
Ayo semangat. Akan banyak kejutan rezeki setelah kita berprestasi dan menginspirasi. Niatkan untuk selalu berbagi. Uang yang didapat adalah bonusnya. Ridho Allah lebih utama.
Omjay juga awalnya tidak percaya. Malam sebelum kami berangkat, semua peserta yang akan berangkat ke luar negeri tanda tangan uang saku sebesar 21 juta. Jumlah yang cukup besar bagi kami yang menjadi guru.
Kami semua bersyukur karena tidak mengira dikasih uang saku sebanyak itu. Besok paginya banyak yang ke money changer tukar uang yuan china. Ada juga yang memang dari awal meminta dalam bentuk Yuan, mata uang china.
Jadi benar kata pepatah. Banyak memberi akan banyak menerima. “Hiduplah dengan memberi sebanyak-banyaknya, bukan menerima sebanyak-banyaknya”.
Setiap lomba guru diikuti saja sambil santai. Menurut teman guru dari bengkulu, faktor keberuntungan itu membawa dirinya pergi ke luar negeri. Jadi bukan karena pintar. Faktor X terkadang memang berpengaruh. Berdoa dan berusaha itu kuncinya. Kreativititas guru itu pintunya.
Satu lagi pengalaman omjay. Ikut lomba inobel dan duta rumah belajar putekkom kemdikbud itu enaknya online. Jadi kita bisa belajar dari rumah masing masing dan tidak perlu meninggalkan sekolah atau rumah. Kalau lolos baru kemudian kita kopdar dan bertemu dengan guru guru hebat lainnya dari seluruh indonesia.
Semua biaya transportasi dan akomodsi serta uang saku diberikan oleh pustekkom kemdikbud. Kalau lolos perjuangannya terbayar sudah. Kalau tidak lolos jangan patah semangat. Tahun depan ikut lagi. Pak guru di daerah 3T gagal 2 tahun berturut turut. Tahun ketiga baru bisa lolos dan jadi juara mewakili Provinsinya.
Begitu juga kalau kita ikut lomba inovasi pembelajaran. Setiap tahun selalu ada dan naskah dikirimkan secara online. Website kesharlindung dikdas dan dikmen selalu diserbu para guru untuk mendapatkan informasi terbaru.
Jadi lombanya online dan kalau lolos akan dipanggil oleh kemdikbud ke Jakarta. Semua biaya akomodasi dan transportasi serta uang saku selama di jakarta diberikan oleh kemdikbud. Lelah menjadi lillah kalau semua itu dikerjakan dengan ikhlas dan riang gembira.
Pengalaman ibu Umi guru agama islam di SMP Negeri patut diacungi jempol. Tahun pertama dan kedua beliau gagal jadi juara. Beliau ikut lagi yang ketiga kalinya dan mendapatkan juara pertama. Hadiahnya berangkat ke negara Jepang. Pelajarannya adalah berkali kita gagal lekas bangkit dan cari akal. Berkali kita jatuh lekas berdiri jangan mengeluh.
Selama berada di china saya banyak belajar dari para juara olimpiade guru nasional atau ogn. Lalu guru berprestasi atau gupres serta juara duta rumah belajar pustekkom kemdikbud. Mereka memang layak jadi juara karena kerja kerasnya yang luar biasa.
Mereka itu memang multi talenta. Bisa nulis. Bisa nyanyi. Biasa pidato. Bahkan ada yang pintar menari dan menyanyi. Saya menyebutnya guru serba bisa. Mereka adalah guru guru milenial yang omjay kenal.
Cerita panjang ini sengaja omjay tulis. Ini sebenarnya kisah nyata dari kesedihan saya dengan hilangnya matpel tik dalam kurikulum 2013.
Waktu itu saya marah karena matpel yang saya ampu dihapus dalam kurikulum 2013. Lalu kemudian saya sadar. Daripada marah sama pemerintah, kenapa tidak buat karya inovasi pembelajaran TIK?
Lalu mulailah saya mewujudkan ide-ide tsb bekerjasama dengan guru lainnya.
Jadilah sebuah judul karya inobel, meningkatkan keterampilan menulis siswa melalui pembuatan buku fiksi dan non fiksi.
Anak anak saya ajak bikin buku keroyokan. Setiap kelas menerbitkan 2 buah buku. Buku fiksi dan non fiksi. Jadilah 14 buku yg saya pamerkan di depan dewan juri inobel.
Buku dibuat dlm bentuk cetak dan digital sehingga semua orang bisa akses di blog saya di wijayalabs.com.
Alhamdulillah terpilih menjadi juara ketiga. Waktu itu dapat hadiah laptop dan uang sebesar 5 juta. Kemudian dari sponsor saya dapat hadiah umroh bersama istri tercinta.
Di tanah suci saya berdoa.
Pertama lulus dan selesai S3. Sudah 5 tahun saya belum lulus juga.
Kedua bisa belajar ke luar negeri untuk dapat ilmu baru.
Ketiga minta agar matpel TIK kembali ke dalam kurikulum.
Doa pertama sedang saya wujudkan dengan terus menerus mengumpulkan data penelitian. Judul desertasinya adalah pengelolaan blog di internet secara kolaboratif dalam meningkatkan keterampilan menulis siswa.
Doa kedua alhamdulillah terwujud dengan diberangkatkannya kami ke negara china utk belajar STEM. Selama 21 hari kami belajar stem dan budaya china yang fenomenal.
Doa ketiga adalah kembalinya matpel TIK dengan nama informatika pada tahun ajaran baru. Alhamdulillah sudah mulai terlihat wujudnya setelah kami diundang puskurbuk kemdikbud untuk membantu menyusun draft materinya. Tinggal menunggu pelatihannya di bulan Juli 2019.
Teruslah berjuang menjadi guru yg menginspirasi. Omjay berharap kawan kawan yang membaca ini untuk mendoakan omjay bisa selesai desertasinya dan mendapatkan gelar doktor pendidikan. Aamiin.
Salam blogger persahabatan
Omjay
Blog https://wijayalabs.com