Gedung Guru Indonesia

Gedung guru Indonesia yang Semakin Megah dan Mewah.

Setelah sholat subuh di hotel syariah Syakila saya tuliskan ini.

Sebuah hotel asri yang berada di Jl. Suprapto No. 05 Talang Rimbo Lama Curup Bengkulu.

Bermalam di kamar ini, mengingatkan saya pada wisma PGRI. Tempat penginapan kawan kawan guru yang ada di lantai 5 gedung guru Indonesia. Kami menyebutnya wisma GGI.

Banyak guru telah menginap di wisma GGI. Banyak kenangan indah bermalam di sana.

Namun, tahukah anda? GGI yang mewah dan megah itu berkat tangan halus seorang wanita. Seorang tokoh perempuan PGRI yang bekerja siang dan malam untuk kemajuan PGRI agar terus abadi.

Saya tahu persis bagaimana dulu keadaan GGI. Toiletnya bau dan jorok. Ruang sidangnya kusam dan jadul banget. Saya pernah ikut rapat dengan nyamuk nyamuk yang nakal dan lalat yang bertebaran di ruangan.

Sekarang, wajah gedung guru indonesia sangat berbeda. Aula gedung di lantai 1 sangat megah sekali. Bisa muat ratusan orang dan kami sudah beberapa kali menggunakan ruangan ini untuk kegiatan seminar nasional ikatan guru TIK PGRI dan pelantikan Asosiasi Profesi dan Keahlian Sejenis yang disingkat APKS.

Kami bangga karena presiden, wakil presiden dan para menterinya sudah datang ke GGI. Rapat rapat digelar di GGI yang mewah dan megah. Rumah para guru Indonesia yang ingin memperjuangkan kesejahteraan, penghargaan dan perlindungan guru yang disingkat kesharlindung.

Di GGI kami juga meningkatkan kompetensi guru melalui smart learning and character center PGRI di lantai 3. Prof Eko Indrajit telah mendisain lebih dari 25 pelatihan untuk guru agar lebih profesional dalam memperbaiki cara mengajarnya.

Tentu saja, GGI tidak begitu saja menjadi mewah dan megah. Sentuhan lembut ibu ketua umum pengurus besar PGRI ibunda Unifah Rosyidi sangat berperan sekali. Tidak mudah membuat wajah GGI yang jadul menjadi berwajah milenial.

Saat pak Rudiantara menteri kominfo berada di ruang tunggu VVIP, beliau sempat kagum dengan kemewahan gedung GGI. Beliau bertanya darimana uangnya? Lalu kami jelaskan dengan senyum kebahagiaan. Pak menteripun memberikan apresiasi untuk pengurus PGRI yang sudah menyulap GGI menjadi seperti sekarang ini.

Kami dari ikatan guru TIK PGRI selalu menyiarkan secara langsung kegiatan semnas dari GGI. Jutaan guru bangga melihat rumahnya. Ribuan guru sudah merasakan kemewahan dan kemewahan GGI yang direnovasi dan dirawat terus menerus.

Pernah suatu ketika kami membuat kegiatan di lantai 3. Panitia lupa membuang sampah dan membuat kotor di depan ruang teater. Ibunda Unifah langsung menegur kami dan mengingatkan agar menjaga kebersihan GGI.

Wajah GGI sudah banyak berubah. Sentuhan perempuan PGRI tidak bisa dianggap enteng. Adalah sebuah kewajaran bila kita bersatu untuk memilihnya kembali di periode berikutnya.

Kami dari APKS PGRI telah sepakat untuk memilih kembali ketua umum PB PGRI, Prof. Dr. Unifah Rosyidi, M. Pd untuk melanjutkan perjuangan para guru indonesia.

Gedung guru indonesia akan terus kita rawat dan jaga agar terlihat mewah dan megah. Guru yang menginap di sana akan merasakan kegembiraan dan kebahagiaan.

Apakah anda sudah merasakannya?

Salam blogger persahabatan
Omjay
Blog https://wijayalabs.com

Wajah Guru dan Dosen di PGRI

Wajah-wajah Guru dan Dosen di PGRI


Selasa, 25 Juni 2019 pukul 10.00 pagi, saya ikut rapat persiapan konggres PGRI yang ke XXII di gedung guru Indonesia tanah abang III no.24 Gambir Jakarta Pusat.


Rapat dipimpin langsung oleh ibu Prof. Dr. Unifah Rosyidi dan panitia pengarah ibu Prof. Dr. Ana Suhaenah Suparno. Dua Srikandi tokoh pendidikan Indonesia.


Bunda Unifah Rosyidi membuka acara. Penjelasan singkat tentang persiapan konggres pgri disampaikan oleh beliau.


Hal yang menarik bagi saya adalah ketika ibunda Ana Suhaenah berbicara sebagai stering comitte atau panitia pengarah konggres.


Entah mengapa pikiran saya terbang ke masa silam. Saat saya menjadi mahasiswa dan ibunda Ana menjadi rektornya. Kami mahasiswa IKIP Jakarta selalu siap sedia memberantas kemiskinan dan kebodohan. Belajar sanggup, mendidik bisa, aksipun sanggup. Dengan dilandasi kesadaran kritis, serta tanggung jawab moral.


Karena itulah saya mau dan bercita cita jadi guru. Ibunda Ana selalu berpesan untuk siap menjadi guru dan aktif dalam organisasi guru.
Saat memberikan pengarahan kepada panitia konggres, beliau memberikan apresiasi kepada bunda Unifah yag baru saja dikukuhkan sebagai guru besar Universitas Negeri Jakarta. Dari apa yang disampaikan ibunda Ana, bunda Unifah memang sangat layak untuk menjadi guru besar dan ketua umum pengurus besar persatuan guru republik Indonesia.
Bunda Ana masih tetap cantik dan enerjik dengan kerudung coklat yang menghiasi wajahnya yang cantik di usia senja.


Saya yakin konggres PGRI yang akan kita laksanakan di bulan Juli akan megah dan meriah. Sebab konggres ini dibidani oleh para guru besar yang sudah sangat berpengalaman dalam berorganisasi.


Sebagai guru yang mengajar di SMP Labschool Jakarta, saya sangat terinspirasi dan termotivasi dengan para pejuang pendidikan ini. Tetap memberikan kontribusi untuk kemajuan guru di Indonesia.


Wajah-wajah guru dan dosen saya temukan di PGRI. Bukan hanya guru dan dosen tapi juga tenaga pendidik dan kependidikan. Mereka yang sudah pensiun dari guru tetap semangat dan membesarkan PGRI. Tak ada mantan guru. Kalau mantan Pacar itu ada dihatiku.


Sebagai guru yang baru bergabung di PGRI, saya menemukan suasana kekeluargaan yang tidak saya dapatkan dari organisasi guru sebelumnya. Saya menemuakn ayah dan ibu serta kakak dan adik yang selalu membantu dengan tulus dan ikhlas.


Dulu, saya termasuk guru garis keras. Organisasi guru harus dipimpin sendiri oleh guru. Pensiunan guru dan dosen tidak boleh memimpin organisasi guru. Argumentasinya adalah organisasi tentara tidak mungkin dipimpin oleh mereka yang sudah pensiun dari tentara. Tentu saja yang memimpin adalah tentara aktif. Mereka yang sudah S3 (sudah sangat sepuh) ikut bergabung dalam organisasi purnawirawan TNI.


Guru di Indonesia ini belum bisa disamakan dgn tentara. Tata kelola guru masih jauh dengan tentara Indonesia yang siap ditugaskan dimana saja dan kapan saja.


Kita semua adalah guru. Mereka yang berprofesi sebagai guru pasti tahu apa yang harus dilakukannya sebagai guru. Hanya memberi tak harap kembali. Bagai sang surya menyinari dunia.


Kini dan esok PGRI akan mengalami perubahan besar dimana guru-guru muda diberikan kesempatan untuk tampil di depan. Mereka para guru tua membimbing yang muda dan memberikan keteladanan dalam berorganisasi.


Guru mengajar di sekolah. Dosen mengajar di kampus. Keduanya sama sama mengajar dan mendidik murid di tk dan sd, siswa di smp dan sma serta smk dan mahasiswa di perguruan tinggi.


Wajah wajah guru dan dosen akan selalu ada di PGRI dan teruslah bersinergi untuk memerangi kebodohan dan kemiskinan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.


Salam blogger persahabatan

Omjay

Blog https://wijayalabs.com

The Power of Tuktuk

The Power of Tuktuk (hari kedua belajar di negara Thailand)

Malam ini lelah sekali. Tapi saya paksakan juga untuk menulis. Seorang penggemar tulisan omjay minta diceritakan pengalaman hari ini.

Tentu dengan senang hati saya menuliskannya. Walaupun mata sudah 5 watt demi menggembirakan “someone”, saya paksanakan untuk menulis.

Sambil menonton siaran langsung kejuaraan bulutangkis antara indonesia melawan Jepang yg menegangkan. Alhamdulillah Indonesia menang. Cihuy!

Untung aja tadi pulang naik tuktuk. Kendaraan yang mirip bajaj di jakarta. Bedanya lebih luas dan kagak ada jendela tertutup.

Sopir tuktuk melaju kendaraannya dengan sangat kencang. Mungkin dia tahu kami sudah mengantuk. Mungkin juga sop nya emang gitu. Penumpang dibuat jantungnya dagdigdug. 😂😂😂

Tadinya kami pikir, habis makan malam kami langsung kembali ke hotel. Ternyata tidak. Kami masih diajaknya jalan jalan malam di kota Bangkok. Pemandunya masih anak muda, jadi masih kuat untuk berjalan kaki.

Buat saya yang sudah masuk usia jelita (jelang 50th) tentu saja capek. Ingin rasanya berbaring ke tempat tidur dan menikmati siaran televisi di hotel furama.

Seharian ini kami ikut conference icstss dan baru istirahat setelah pukul 17.00 wib. Itupun masih disambi acara vicon semolec. Saya bertugas sebagai moderator tentang bisnis online yg dibawakan ibu Palupi.

Saya cerita sedikit kegiatan konferensi. Satu persatu kami maju mempresentasikan hasil penelitian kami. Para pakar mendengarkan apa yang kami paparkan.

Buku abstrak of sciences, technology and social sciences beserta susunan acara dibagikan kepada para peserta. Saya kebagian presentasi di sesi kedua.

Bagus bagus hasil penelitian teman teman ini. Pantesan lulus abstraknya dan tinggal oral presentasi.

Saya bersyukur tidak ada yg bertanya setelah presentasi. Soalnya ngomong bahasa inggris itu seperti kita sedang kumur kumur. Saya lebih cinta bahasa indonesia. 😁😁😁

Namun, karena ini adalah konferensi internasional dimana panitia dan pembicaranya dari beberapa negara, maka bahasa Inggris yang harus digunakan sebagai bahasa resmi di dunia.

Pak Sapiudin yg memimpin rombongan kami, mengajak jalan jalan malam. Tentu saja saya senang dan bisa sekalian makan malam.

Teman teman yang lain juga senang. Sebab seharian ini kami berkutat dengan hasil penelitian desertasi. Kami ingin artikel yang dipresentasikan masuk dalam jurnal international terindeks scopus.

Alhamdulillah acara berjalan lancar. Keynote speakernya bagus dan masih muda. Wawasan ilmunya luas dan mumpuni. Panitia dan para pakar icstss sangat baik melayani kami. Mereka hanya bertiga saja, tapi mampu melayani semua peserta dengan sangat profesional.

Terus terang saya belajar dari mereka yg sudah 10 kali mengadakan kegiatan ini. Nampak mereka sangat profesional menyelenggarakan kegiatan bertaraf international.

Setelah presentasi dan diskusi, semua peserta diberikan sertifikat. Kami menerimanya dengan riang gembira.

Banyak ilmu saya dapatkan hari ini dari teman teman yang mempresentasikan hasil penelitiannya. Saya banyak belajar dari mereka. I love you all.

Mata sudah tak kuat lagi. Nanti besok saya lanjutkan lagi. Malam ini saya belajar dari supir tuktuk. Kerja keras dan kerja cerdas dalam mencapai tujuan harus disertai ikhlas.

Akhirnya the power of tuktuk jadi tulisan saya hari ini. Kekuatan tuktuk mengantarakn saya dkk kembali ke hotel dengan selamat.

Terima kasih pak anwar dari lampung yang sudah membayar ongkos tuktuknya.

Belajar hari kedua di negara Thailand memang menyenangkan.

Salam blogger persahabatan
Omjay
Blog https://wijayalabs.com

Prof. Unifah Rosyidi

Ucapan Selamat Buat Bunda Unifah Rosyidi.

Saya baru saja menonton cerita tentang ibunda Unifah Rosyidi dan keluarganya. Ibu 2 anak ini memang luar biasa.

Saya mengenal beliau ketika menjadi pejabat di kemdikbud. Bahkan kalau ada pejabat kemdikbud yg ikut saya marahi adalah ibunda Unifah. Waktu itu saya marah karena pelajaran TIK yang saya ampu hilang dalam kurikulum 2013.

Seiring perjalanan waktu, saya menjadi lebih bijak dalam menyampaikan pendapat. Tidak lagi mudah marah dan mengikuti cara cara santun dalam berorganisasi.

Tawaran untuk bergabung di PGRI bukan sesuatu yang mudah bagi saya. Sebab saya sudah didoktrin untuk memusuhi PGRI dan bagi saya waktu itu, PGRI tidak lebih dari kumpulan para pensiun guru dan dosen.

Waktu terus berputar. Hati manusia siapa yang tahu. Lambat laun saya justru malah mencintai PGRI. Sebuah organisasi guru yang dulu selalu saya kuliti dan kritisi.

Ibunda Unifah Rosyidi inilah yang banyak mengajarkan saya bagaimana kita berjuang. Perjuangan butuh pengorbanan. Belum berjuang namanya, kalau masih mikirin diri sendiri.

Saya mengenal beliau bukan saja sosok wanita yang pekerja keras. Tapi juga sosok yang penuh dengan kelembutan dan keibuan. Caranya memimpin PGRI yang santun dalam berorganisasi membuat kami yang muda banyak belajar darinya.

Senin, 24 Juni 2019 beliau akan dikukuhkan sebagai guru besar universitas negeri Jakarta (UNJ). Namun sayang, saya tak bisa ikut hadir dalam acara pengukuhannya.

Jauh di mata dekat di hati. Saya ucapkan selamat kepada Prof. Dr. Unifah Rosyidi. Ibunda sangat layak mnedapatkan jabatan guru besar.

Dari lubuk hati yang terdalam, izinkan saya memberi hormat dan mengucapkan syukur atas pengukuhan guru besar ibunda Unifah Rosyidi.

Dari Bangkok Thailand saya mengucapkan selamat dan sukses untuk pengukuhan guru besarnya. Semoga Allah selalu memberikan kesehatan dan kesabaran dalam memimpin persatuan guru republik Indonesia. Aamiin.

Salam blogger persahabatan
Omjay
Blog https://wijayalabs.com

Hari Pertama Omjay Belajar di Thailand

Hari pertama belajar di negara gajah putih.

Akhirnya sampai juga di negara gajah putih. Sebuah negara berkembang yang ada di asia tenggara.

Mimpi saya berkunjung ke Negara yg ada di asia tenggara, satu demi satu terwujud.

Kali ini kami diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil penelitian desertasi kami. Judulnya internet based collaborative learning blog management to improve student writing skills.

Kegiatan ini bernama international conference on sciences, Technology and social sciences yang sudah dilaksanakan sebanyak 10 kali.

Artikel kami alhamdulillah lolos dan siap kami presentasikan pada tanggal 22 dan 23 juni 2019.

Hotel holiday inn bangkok silom thailand menjadi tempat acaranya.

Malam ini saya masih merevisi sedikit presentasi yg akan kami bawakan. Semoga besok kami dapat menampilkan presentasi yg menarik dan membuat audience tertarik untuk memberikan masukan.

Perjalanan ke bangkok cukup melelahkan. Pukul 01.00 dinihari sudah dijemput taxi bluebird menuju terminal rawamangun.

Sampai terminal rawamangun pukul 02.00 dinihari. Ternyata bus damri belum ada yg berangkat. Baru jam 03.00 pagi paling cepat bus berangkat ke bandara sukarno hatta.

Untunglah saya bertemu orang yg baik hati. Kami sama sama pesan taxi menuju bandara. Bapak tsb hendak pergi ke medan dan saya ke Bangkok.

Setelah antar bapak tsb, barulah saya ke terminal 2e untuk naik pesawat lion thai. Alhamdulillah kami dapat tiket promo. Hanya dengan Rp. 800.000 kami sudah bisa pergi ke thailand degan pesawat lion thai.

Sampai bandara belum bisa check ini. Kami menunggu sampai loket check in dibuka.

Namun malang tak dapat ditolak, untung tak dapat diraih. Barang yg saya bawa kelebihan 2,5 kg. Saya diminta membayar Rp. 500.000.

Tentu saja saya menolak. Sebab uang sebanyak itu lebih baik buat beli oleh oleh utk yg baca cerita saya ini.

Untunglah pak Sapiudin baik hati. Barang bawaan saya dibawa oleh beliau dan saya diberi karcis boarding untuk segera naik pesawat di gate 5.

Kami sholat subuh dulu di bandara. Kami gantian menjaga barang. Seorang kawan bawa barang lebih dari 7 kg. Akhirnya koper dititipkan ke petugas bandara.

Sewaktu ke china kami dapat jatah 20 kg. Sekarang tiketnya murah, tapi bawa barangnya mahal. Kalau dirupiahkan 1 bath Thailand saat ini Rp. 500. Kalau tukar uang sejuta hanya dapat 20000 bath.

Begitulah perjuangan mahasiswa yang akan menyelesaikan kuliahnya. Semoga lancar dan hasil penelitiannya bisa masuk dalam jurnal international terindeks scopus.

Malam ini belum bisa tidur. Tadi masih menemani pak cahyo yang kepalanya pusing. Tekanan darahnya rendah. Saya minta untuk makan nasi goreng yang saya pesan tadi siang. Alhamdulillah setelah minum obat agak baikan katanya.

Tadi sore kami sempat diajak jalan jalan sama mahasiswa s3 di sini. Namanya mas galih dan mas koko. Merekalah yg antar kami jalan jalan sore ke tempat wisata air yang ada di Thailand. Kami foto foto bersama.

Saya baca kembali slide presentasi saya. Waduh masih ada kesalahan sedikit penulisannya. Saya langsung revisi penulisannya.

Mungkin dari pembaca ada yg jago bahasa inggris. Barangkali bisa mengkoreksi dan memberikan masukan.

Semakin banyak yg kasih masukan semakin bagus. Semoga bermanfaat untuk dibagikan kembali keoada kawan kawan guru lainnya.

Salam blogger persahabatan
Omjay
Blog https://wijayalabs.com