Alhamdulillah sudah sampai negara China. Sebuah negara yang dulu hanya saya dengar beritanya. Kini nyata di depan mata. Sambil menonton siaran berita televisi China, saya menulis cerita ini. Kisah nyata seorang guru yang belajar ke negeri China selama 21 hari. Udara dingin menyembut kedatangan kami di malam hari.
Rasanya seperti mimpi bisa berada di negara ini. Kami berada di sebuah universitas terkenal di China. Namanya China University of Mining and Technology (CUMT). Di kampus ini kami menjadi participant manual STEAM Education dalam program training program in china for excellent teachers and principals of MOEC Republic of Indonesia. Tema besarnya guru Indonesia agen perubahan.
Selama 5 hari sebelumnya kami di karantina di hotel MARC Passer Baroe Jakarta Pusat. Dari tanggal 27 Februari sampai 2 Maret 2019 kami diberikan pembekalan untuk persiapan belajar ke luar negeri. Program ini difasilitasi Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Ada 100 orang guru diikutsertakan di hotel ini. Sebanyak 50 orang berangkat ke China, 25 Orang ke Belanda, dan 25 orang ke Australia. Total yang akan berangkat tahun ini ada 1200 orang guru ke 12 negara.
Setelah 5 hari berada di hotel, kami diberangkatkan dengan bus menuju Bandara Sukarno Hatta. Pukul 19.00 wib kami sudah harus berada di bus besar dan berangkat ke terminal 2 bandara. Di sana sudah menunggu travel inti sahabat. Tiket dan paspor serta visa kami sudah disiapkan di sana. Pukul 00.30 kami sudah harus naik pesawat chatay pacific dgn flight CX796 menuju hongkong. Selama dalam pesawat saya tertidur pulas. Bangun-bangun sudah ada snack dan minuman jus jeruk di depan kursi saya. Seorang pramugari cantik telah meletakkannya di meja lipat di depan saya.
Pesawat mendarat di hongkong sekitar pukul 06.30 waktu setempat. Kami dipersilahkan menunggu di bandara tersebut sampai pukul 10.30. Pesawat chatay dragon dengan flight KA810 terbang agak terlambat. Kami menunggu lebih dari satu jam dan pindah gate dari 25 ke 34. Banyak sekali gate di bandara ini. Sunguh sangat bagus dan senang berlama lama berada dalam bandara ini.
Pukul 12.15 kami sampai di bandara Nanjing China. Masuk imigrasi saya ditanya oleh petugas imigrasi. Sempat dagdigdug juga ditanya. Petugas imigrasi sangat teliti memeriksa kami. Untunglah saya lolos dari imigrasi bandara dan kami diminta mengambil barang bawaan kami.
Sampai di luar bandara, kami sudah disambut panitia CUMT. Ada 4 orang panitia yang menyambut kedatangan kami. Beberapa orang teman melaksanakan sholat di bandara. Kami sholat di bawah escalator karena tidak ada tempat untuk sholat atau musholla di bandara tersebut.
Setelah semua urusan beres, kami diajak menuju parkir bus. Ada 2 bus besar yang siap mengantarkan kami ke tempat tujuan. Rombongan dibagi dalam dua group. Semua tas dan bawaan alhamdulilah muat dan masuk bagasi bus.
Selama lebih dari 6 jam kami berada dalam perjalanan menuju CUMT. Sempat mampir di rest area untuk ke toilet dan beli makanan. Akhirnya sampai juga di kampus yang bagus ini. Kami diminta untuk makan malam. Porsinya besar sekali dan membuat saya kekenyangan.
Kami diberikan kunci kamar setelah makan malam. Saya putuskan untuk menulis sebelum tidur. Kami mendapatkan kamar 2310. Saya sekamar dengan bapak Sri Hartono dari SMP Negeri I Manyaran Wonogiri Jawa Tengah. Beliau juara ketiga Inobel bidang IPA tahun 2017.
Sampai di sini dulu hari pertama di negara china. Besok omjay sambung lagi dengan cerita yang lebih seru. Suasana di provinsi Jiangsu ini dingin sekali. Harus pakai jas atau jaket tebal menyelimuti badan. Suhu Udara antara 7 sampai 10 derajat. Saat di kamar mandi saya kedinginan. Untunglah ada air panasnya dan segelas teh panas membuat tubuh yang tambun ini terasa hangat.
Pingback: Belajar STEAM di Negara China Tahun 2019 di CUMT - GURU PENGGERAK INDONESIA