LEBIH BAIK MATI

LEBIH BAIK MATI

Oleh: Nusa Putra (almarhum)

IMG-20160507-WA0115

Lebih baik mati! Hidup juga udah gak guna!

Ungkapan ini dilontarkan seorang remaja putra dengan sangat emosi sampai-sampai suaranya terdengar bergetar. Ungkapan itu terdengar tidak elok, bahkan mungkin tidak pantas. Tabu, pantang atau pamali. Mengejutkan. Boleh jadi si remaja itu letih, sangat letih atau mulai putus asa, frustrasi.

Sudah lebih dari sebulan ia menunggui ayahnya yang terbujur tak berdaya di ruang ICU. Ia bungsu dan satu-satunya lelaki. Ketiga kakaknya perempuan. Karena satu-satunya lelaki, maka ia harus menemani ibu atau kakaknya di malam hari menunggui sang ayah. Mereka tidur di sebuah ruang kecil yang memang disediakan bagi keluarga klien yang dirawat di ruang ICU.

Pastilah tidak menyenangkan tidur di ubin beralaskan karpet dan kasur tipis. Meski ber AC, ruangan itu agak panas karena terlalu banyak manusia di dalamnya. Hanya keluarga mereka yang menunggu berdua. Keluarga lain ada yang sampai empat orang menunggu di situ.

Pagi sekali ia harus pulang mengendarai motor sendiri agar tidak terlambat sampai di sekolah. Jarak dari rumah sakit ke rumahnya bisa ditempuh satu setengah jam bila tidak macet. Sekolahnya tidak terlalu jauh dari rumah.

Mungkin, karena sudah lebih dari sebulan, ia mulai merasa penat. Kegiatan rutinnya terganggu dan ia harus menjalani hidup yang sama sekali berbeda. Apalagi jika memerhatikan ayahnya di ruang ICU dari balik kaca. Ia merasa sangat sedih, putus asa dan sama sekali tidak mengerti.

Mengapa ayahnya yang begitu baik, dermawan, sangat peduli terhadap orang miskin, rajin beribadah harus terbujur kaku tak berdaya di ruang yang dipenuhi peralatan yang tertancap di banyak bagian tubuh ayahnya. Sedangkan banyak orang jahat yang dirasuki kebencian, iri hati, koruptor, pemerkosa anak-anak berkeliaran dalam keadaan sehat di luar sana. Mengapa bukan mereka yang terbujur di sini sebagai balasan atas kejahatannya?

Ia sekeluarga memang sama sekali tidak siap dan sangat kaget serta terpukul mengahadapi musibah yang sangat tiba-tiba ini. Ayahnya tidak mengidap penyakit berbahaya seperti jantung, diabetes, darah tinggi atau gangguan organ serius. Ayahnya sehat-sehat saja.

Semua ini bermula akibat pengemudi truk bejat menyetir dalam keadaan mabuk. Mobil ayahnya ditabrak  oleh truk yang ugal-ugalan. Supir ayahnya meninggal di tempat kejadian, dan ayahnya koma sampai hari ini. Sang sopir truk kini dirawat di rumah sakit yang berbeda dengan kaki dan tangan patah, serta berstatus sebagai tahanan Polisi.

Karena keadaan ayahnya semakin memburuk, sudah tiga kali dilakukan rapat keluarga besar yang melibatkan seluruh keluarga ayahnya. Sebenarnya suara mayoritas menginginkan semua peralatan yang disambungkan ke tubuh ayahnya segera dicabut. Sangat kasihan membiarkan ayahnya diperlakukan seperti itu. Ia dan kakak-kakaknya juga tidak keberatan.

Tetapi ibunya belum ikhlas melepas ayahnya. Ia berpikir, mungkin ketidakikhlasan ibunya itu yang membuat ayahnya masih bertahan. Ibunya percaya, manusia boleh mengharapkan mukjizat dari Allah. Ia dapat menerima penolakan ibunya. Ia yakin, dalam masalah pelik seperti ini, suara terbanyak bukanlah penentu. Ini bukan sedang pemilihah kepala desa, pikirnya.

Namun, belakangan ia mulai berpikir bahwa lebih baik ayahnya wafat. Ia berpikir seperti itu bukan karena tidak menyayangi dan mencintai ayahnya. Ia mendengar keterangan dari dokter bahwa ayahnya mengalami cedera sangat berat pada kepalanya. Otaknya sudah tidak bisa berfungsi normal kembali. Benturan keras membuat kepala dan otak ayahnya benar-benar mengalami kerusakan fatal.

Ia mencari berbagai informasi di Google tentang cedera otak. Benar saja, jika dipertahankan hidup, ayahnya sudah tak lagi bisa berfungsi sebagai manusia normal. Makin lama di ruang ICU pasti menghabiskan uang. Mereka sudah menjual dua motor. Ayahnya pedagang, memiliki toko di Tanah Abang dan beberapa tempat lain. Jika begini terus, pasti semuanya akan tersedot habis. Bagaimana keluarga ini menghadapi hidup selanjutnya? Bukankah keluarga ini harus melanjutkan hidup, apapun keadaannya?

Ungkapan lebih baik mati, hidup juga gak guna, terasa tidak sopan, sarkas atau kasar, boleh jadi menggambarkan keputusasaan. Namun dalam konteks seperti ini rasanya tidaklah demikian artinya. Kala manusia menghadapi pilihan-pilihan yang sulit, cara menilai pastilah tidak sama dengan keadaan normal.

Menghadapi situasi seperti ini memang sangat problematis. Terutama bagi manusia yang memiliki iman dan menghayati spiritualitas. Di beberapa negara Barat sudah ada regulasi yang membolehkan manusia disuntik untuk mengakhiri hidup bila memenuhi sejumlah persyaratan, agar tidak terlalu lama menderita. Salah satu sumber regulasi itu adalah hak asasi manusia. Pemikiran yang sepenuhnya rasional yang tidak didasarkan pada iman atau spiritualitas memang sederhana. Sesederhana matematika duniawi. Tiga dikurang satu pasti dua.

Tidak demikian halnya dengan matematika yang didasarkan pada iman, yang melekat dengan spiritualitas. Bila Anda memiliki uang seribu rupiah dan memberikan lima ratus rupiah dengan ikhlas kepada orang yang pantas menerimanya, faktanya uang Anda sisa lima ratus sebagaimana yang diajarkan matematika duniawi.

Tetapi matematika yang didasarkan pada iman menegaskan, Allah pasti, bukan akan, membalasnya berkali-kali lipat. Ini garansi dari Allah. Balasan itu bisa dalam bentuk uang juga. Tetapi tidak selalu dalam bentuk uang. Bisa berupa kesehatan, keselamatan, dan bentuk-bentuk lainnya.

Begitupun manghadapi kematian. Secara rasional benar adanya bahwa jika manusia mengalami kerusakan otak, apalagi parah pasti tidak lagi dapat berfungsi sebagai manusia normal. Karena itu untuk apa dipertahankan tetap hidup?

Ini bukan sekadar soal apakah manusia masih bisa berfungsi lagi atau tidak. Bahkan bukan hanya soal bisa sembuh lagi atau tidak. Ini soal siapa yang menentukan kematian.

Mengapa ada orang yang menderita begitu lama sebelum akhirnya wafat? Ada rahasia di balik semua itu. Penalaran rasional memang tidak memiliki kemampuan untuk memahaminya secara mendalam. Menghadapi situasi ini dibutuhkan penalaran spiritual. Penentunya adalah keyakinan akan keberadaan dan kekuasaan Tuhan.

Agama mengajarkan, penderitaan yang dialami oleh manusia sebelum wafat dalam bentuk sakit berkepanjangan, penderitaan mereka yang diluluhlantakkan tsunami, gempa bumi dan bencana lain, memiliki makna di hadapan Allah. Semuanya diperhitungkan, diberi tempat. Itulah sebabnya suntik mati tidak dibenarkan bagi manusia yang sangat menderita sekalipun oleh aturan agama.

Kematian memang memiliki makna yang tak menyenangkan. Kematian lekat dengan kehilangan, kesedihan, dan pedihnya ditinggalkan oleh orang yang dicintai. Namun, kadang kematian adalah solusi terbaik. Bila si ayah yang telah lama terbujur di ruang ICU wafat, pastilah merupakan solusi bagi penderitaan keluarga ini.

Meskipun tetap akan dihadapi dan dialami dengan kesedihan mendalam. Namun, terselip rasa syukur. Biasanya secara halus diungkapkan dengan cara tidak langsung seperti, kepergian ini merupakan yang terbaik baginya. Terbaik bagi semuanya. Meski kita sangat menyayangi dan mencintainya, tetapi Allah lebih mencintainya. Ungkapan yang membuat semua yang terlibat dalam kesedihan merasa lebih lega dan enteng.

Kematian sebagai solusi juga bisa dialami oleh negara. Pada negara-negara komunis yang dengan sengaja mentradisikan kultus individu, seringkali kematian merupakan solusi terbaik untuk mengatasi konflik dan membuat negara menjadi stabil.

Saat Mao Tse Tung makin sepuh dan kurang berfungsi, ia tetap jadi pemimpin besar. Karena para pendukung utama dalam lingkar dalam kekuasaan tetap membutuhkan kehadiran sosoknya agar tetap berada dan memertahankan kekuasaan. Tak pernah gampang mengganti pemimpin besar di negara-negara komunis.

Sementara pemimpin besar semakin dipunukkan penyakit parah, berkembanglah beragam spekulasi dan konflik yang membuat negara menjadi tidak stabil. Ketegangan bisa berkepanjangan bila sang pemimpin besar tidak pernah muncul ke publik.

Berbagai kelompok kepentingan bahkan bisa secara langsung berhadap-hadapan memperebutkan kekuasaan. Kala akhirnya si pemimpin besar wafat, biasanya stabilitas negara secara perlahan bisa dikembalikan, pemimpin besar baru pun muncul. Cina mengalaminya pada masa Mao dan Deng Xiao Ping. Korea Utara mengalaminya pada sama Kim Il sung dan Kim Jong Il. Cuba juga mengalaminya.

Kematian kadang merupakan solusi terbaik untuk sejumlah masalah yang dihadapi keluarga bahkan negara. Meski begitu, manusia tetap harus sepenuhnya menyadari bahwa penentu kematian adalah Allah.

KEMATIAN KADANG MENJADI PROBLEMATIS.

 

by

Teacher, Trainer, Writer, Motivator, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, Simposium, Workshop PTK dan TIK, Edupreneurship, Pendidikan Karakter Bangsa, Konsultan manajemen pendidikan, serta Praktisi ICT. Sering diundang di berbagai Seminar, Simposium, dan Workshop sebagai Pembicara/Narasumber di tingkat Nasional. Dirinya telah berkeliling hampir penjuru nusantara, karena menulis. Semua perjalanan itu ia selalu tuliskan di http://kompasiana.com/wijayalabs. Omjay bersedia membantu para guru dalam Karya Tulis Ilmiah (KTI) online, dan beberapa Karya Tulis Ilmiah Omjay selalu masuk final di tingkat Nasional, dan berbagai prestasi telah diraihnya. Untuk melihat foto kegiatannya dapat dilihat dan dibaca di blog http://wijayalabs.wordpress.com Hubungi via SMS : 0815 915 5515/081285134145 atau kirimkan email ke wijayalabs@gmail.com atau klik hubungi omjay yg disediakan dalam blog ini, bila anda membutuhkan omjay sebagai pembicara atau Narasumber.

57 thoughts on “LEBIH BAIK MATI

  1. Pingback: Terkenang Pak Nusa Putra … | Siti Mugi Rahayu

    • Kematian kadang merupakan solusi terbaik untuk sejumlah masalah yang dihadapi keluarga bahkan negara. Meski begitu, manusia tetap harus sepenuhnya menyadari bahwa penentu kematian adalah Allah.

  2. Shafinca Marshanda/8G

    Kematian memang hal yang paling menydeihkan dan menyakitkan bagi keluarga yag ditinggalkan. Kalau memang kematian merupakan solusi terbaik untuk kehidupan orang-orang kedepannya, slogan “ Lebih baik mati, hidup juga ga guna” bisa masuk akal. Karena jika sudah berusaha dan mengeluarkan sejumlah uang, namun kesembuhan tak kunjung datang, tapi uang untuk kehidupan kedepan harus di simpan, maka saya kira kematian bisa menjadi solusi. Kematian memang takdi Allah, dan kematian juga bisa menjadi solusi yang Allah berikan kepada kita. kalau kematian yang terjadi buikan karena sakit atau yang lain, melainkan dibunuh untuk mencapai “kestabilan Negara” selama yang dibunuh adalah orang yang menganggu Negara, maka saya setuju.

  3. jangan tanya nama saya tp yg jelas SAYA GANTENGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGG SEPERTI JBBBBBBBBBBBBBBBB

    pokok’e saya sangat setuju sama om jay!!!!!

  4. Putri Bunga Triviera

    Memang benar terkadang kematian selalu dianggap sebagai akhir, kesedihan, kesengsaraan, dan rasa ditinggalkan. Namun di sebagian kasus, kematian merupakan satu-satunya jalan terbaik. Kalau di masalah seperti ini. Yaitu seorang remaja putra yang terlihat putus asa karena ayahnya yang koma di rumah sakit, serta ekonomi keluarga yang mulai menurun. Saya lebih setuju akan keputusan mayoritas yang ditentukan oleh keluarga besar ayahnya. Mengapa saya lebih setuju terhadap keputusan tersebut yang akan meninggalkan rasa sedih, ketimbang keputusan sang ibu yang memang mungkin dapat terjadi? Kalau dilihat dari kondisi sang Ayah yang kritis :
    1. Ayah tersebut tidak akan hidup normal bila ia berhasil bangun dari koma.
    2. Kemungkinan untuk bangun tersebut itu juga sangat kecil terjadi karena cedera otak yang dialami sang ayah.
    3. Sangat kasihan ayah tersebut jika dipasangkan alat-alat medis yang cukup banyak dan dengan jangka waktu yang panjang

    Walaupun memang sangat sedih untuk melakukan hal tersebut. Namun kita masih bisa melihat beberapa tokoh besar dan pemimpin negara komunis yang dipaksakan untuk bekerja di negara tersebut meski sudah sepuh dan tidak dapat bekerja dengan maksimal. Berikut contoh tokoh-tokoh tersebut :
    1.Mao, Cina.
    2 Deng Xiao Ping, Cina.
    3. Kim II sung, Korea Utara.
    4. Kim Jong II, Korea Utara

    Sekian pendapat tentang artikel ini yang dapat saya utarakan.

  5. kayla nura jasmeen 8G

    saya sangat setuju dengan artikel diatas yang berjudulkan “lebih baik mati, hidup gak guna” mungkin untuk di beberapa situasi, contohnya seperti ini, itu merupakan hal yang baik karena, apakah nggak kasihan melihat saudara atau kerabat terbaring lemas diatas kasur rumah sakit? Nah, jadi lebih baik kita harus merelakan saudara kita. Toh, kita juga mendapat balasannya lebih banyak dari Allah. Mungkin memang bagi keluarga yang mengalami situasi ini. Apabila, orang akan mati, ia pasti memiliki tujuan sendiri. Dan, kita harus bisa merelakan dia. Meski begitu, manusia harus tetap sepenuhnya menyadari bahwa penentu kematian adalah Allah. Dan pasti ada rahasia dibalik semua itu.

  6. shafiyah auryn kirana/8G

    Saya suka dengan artikel Om Jay yang satu ini memang di dunia ini kematian itu di tentukan oleh Tuhan bukan di Tentukan oleh dokter terkadang diagnosa dokter mengenai penyakit atau kematian itu salah karena Allah telah memberikan mukjizat yang luar biasa. Banyak orang yang hampir mengakhiri hidupnya tetapi tiba-tiba dokter mengatakan bahwa Ia sudah sembuh dari penyakitnya 100%. Di artikel Om Jay ini juga Om menuliskannya dengan baik, karena kata demi katapun enak untuk di baca tetapi tidak terlalu rumit. Di dalam artikel ini pun juga memiliki makna dan arti yang banyak dan bermanfaat bagi orang-orang yang Telah membaca artikel ini.

  7. Vipassati Varra

    Sejujurnya saat saya pertama membaca tulisan pendek ini saya berpikir, “Pastinya ini salah satu dari cerita-cerita tentang remaja depresi yang mengungkapkan kelelahannya hidup.”. Namun ternyata salah. Ulasan ini sangat berbeda dari ekspektasi saya. Topik membandingkan hidup ataupun mati merupakan suatu topik yang memang sensitif di beberapa kalangan orang, tapi untuk saya sendiri topic ini sangatlah menarik. Cara penulisan Om Jay juga unik, disaat sang remaja mempertanyakan kenapa ayahnya yang selama ini tak bersalah terbaring sakit dan justru orang-orang yang tersangkut kriminalitas justru bisa berkeliaran di luar dengan begitu saja. Memang terkadang tidak adil tetapi itu semua kehendak tuhan. Lanjut ke komentar saya yang terakhir, saya juga menyukai cara Om Jay mengungkapkan bagaimana sang ibu tidak ikhlas melepaskan suaminya yang sebenarnya sudah sekarat. Depiksi yang bagus untuk situasi ini. Saya menganggap ini sebagai metafora disaat seseorang tidak mau menghadapi kenyataan yang pahit dan susahnya melepaskan seseorang.

  8. Nabila Azaria (Moza) VIII-G/24

    Pendapat saya tentang artikel “Lebih Baik Mati” adalah saya tidak setuju dengan niat sebagian keluarga besarnya untuk mencabut semua peralatan yang disambungkan ke sang ayah. Karena menurut saya, perbuatan tersebut sama saja dengan mencabut nyawa seseorang atau bisa disebut dengan membunuh. Menurut saya, biarkan saja keadaan seperti itu, biarkan saja keadaan menurut kehendak Allah. SWT. Mungkin, itu adalah sebuah ujian. Ujian untuk keluarga besar sang ayah dan juga sang ayah sendiri. Sang keluarga harus siap menerima bahwa sang ayah akan sadar dari koma atau bahkan sang ayah akan dijemput ajalnya. Lalu, saya sangat tidak setuju juga dengan suntikan mati karena itu sama saja kita mengakhiri hidup tanpa kehendak Allah. SWT. Karena , sesungguhnya kematian ada di tangan Allah. SWT. Dan kita harus selalu siap dengan takdir yang akan datang.

  9. Pendapat saya tentang artikel yang berjudul “Lebih Baik Mati” ini adalah, saya kurang setuju dengan keputusan keluarga si ayah yang ingin mencabut peralatan yang disambungkan ke tubuh si ayah agar si ayah bisa tetap bertahan hidup. Mengapa saya kurang setuju? Karena menurut saya, mungkin Tuhan belum mau mengakhiri hidup si ayah, namun keluarga si ayah ingin mengakhiri hidup si ayah dengan cara mencabut semua peralatan yang ada di tubuh si ayah. Hal ini sama saja dengan menentang atau mendahului keinginan Tuhan. Keluarga si ayah juga harus sabar dan tabah untuk melihat takdirnya. Saya juga sangat tidak setuju dengan perbuatan suntik mati ataupun bunuh diri. Perbuatan tersebut sangatlah tidak pantas di hadapan Tuhan karena menentang dan mendahului keinginan Tuhan.

  10. Benar juga tentang artikel Omjay, Kematian memang merupakan sebuah solusi dari beberapa masalah yang berat seperti yang diceritakan omjay. Namun itu merupakan sebuah dosa juga, artinya orang itu sudah pasrah dan tidak kuat menghadapi segala ujian yang dititipkan Allah. Sebaiknya mintalah pertolongan sebelum memikirkan untuk berurusan dengan kematian. Kematian merupakan takdir yang tidak dapat dihindari, Jadi sebaiknya tunggu saja sampai emang sudah waktunya. Kalau bunuh diri atau semacamnya merupakan tindakan yang bermoral rendah karena itu merupakan tindakan melawan Allah. Saya dengar ada klinik untuk mencegah orang membunuh diri, jadi yang sudah pasrah dalam hidupnya bisa kesitu saja. Saya harap Anda yang berniat untuk bunuh diri memikirkan lagi sebelum melakukannnya, karena saya yakin anda masih punya kesempatan.

  11. M.Bagus 8G

    Yah, memang yang namanya kematian merupakan sesuatu yang tidak diinginkan setiap manusia, tapi pada kenyataannya hal tersebut adalah hal yang paling dekat dengan kita. Kalau masalah orang baik yang mati duluan, atau yang sebaliknya, menurut saya itu semua kehendak tuhan. Mungkin memang itu yang terbaik bagi mereka. Walau begitu, dibalik setiap kejadian pasti ada hikmahnya, bukan? Kita sebagai manusia hanya bisa bersabar, bertawakal dalam menghadapi ujian- ujian dari Tuhan. Seperti kata Om Jay, Kematian bisa jadi menjadi solusi terbaik bagi orang lain. Bisa jadi jika yang mati adalah seoang pemimpin, maka setelah pemimpin itu mati , rakyat yang dipimpinnya menjadi lebih makmur. Semua itu memang rahasia Tuhan.

  12. Kausar Nur 8G

    Menurut saya mungkin kematian bisa menjadi solusi jika memang itu jalan satu-satunya. Daripada kita melihat seseorang menderita karena penyakit yang dideritanya setelah lama dan masih belum bisa di sembuhkan. Mungkin mati bisa menjadi salah satu pelajaran berharga bagi kehidupan kita, kita akan belajar mengikhlaskan, memaafkan dan lain sebagainya. Pelajaran tersebut akan sangat berguna jika kita bertemu dengan kematian orang lain yang dekat dengan kita. Mungkin kita masih menyayangi orang tersebut tapi, Allah lebih menyayanginya. Mungkin orang tersebut punya kesalahan banyak kepada kita, maka dari itu kita daapat belajar memaafkan. Mungkin kematian adalah nikmat dari Allah yang tidak kita sadari, mungkin jika tidak bertemu dengan kematian penyiksaan yang lebih parah akan dialami oleh orang tersebut.

  13. savira 8g

    Memang disituasi seperti itu sulit sekali memilih pilihan agar tetap hidup namun tidak normal dan menghabiskan duit atau meninggal dan bisa membiayai untuk kehidupan selanjutnya. Melepaskan seseorang yang sangat dicintai adalah hal tersulit untuk melupakannya dan membiarkannya untuk pergi gitu saja. Kalo memang itu sudah takdir Allah SWT maka semuanya pasti akan terjadi dan harus mengikhlaskannya. Solusi terbaik adalah meninggal daripada hidup tetapi menderita. Anak muda itu benar saya setuju dengan dia. Lebih baik saya melepaskan semua alat alat yang menempel di tubuh ayahnya untuk membiarkannya dia pergi dan tenang daripada menunggu ayahnya sembuh tetapi menderita. Cerita sangat bagus dan menginspirasi.

  14. Reizha Alifian R

    mungkin melepaskan seseorang yang kamu sangat sayangi dan cintai susah , tetapi Allah menentukan semua, jadi mau tidak mau kita harus menerima kenyataan. Seperti yang diatas, anak ini mengalami masa masa yang paling susah di hidupnya yaitu ayahnya yang kena koma . anaknya sangat sedih karena keadaan ayahnya yang sekarat. Tapi saya juga setuju dengan ibunya, mungkin lebih baik jika anak itu melepaskan saja, karena jika dia paksakan untuk melakukan ini, karena jika tidak, kederitaan ini akan kebawa ke keluarganya. Jadi ibunya benar untuk melepaskannya saja karena seberapa pun anak muda itu mau hidup bersamnya ayahnya, tepapi Allah telah menentukan unutk ayahnya untuk pergi ke pulang ke rahmatullah. Ceritanya sangat sedih tapi ada nasehatnya yaitu seberapun kita mau Allah yang selalu menentukan

  15. Mohammad Irvine 8g

    menurut saya tulisan ini sangat menarik, karna ini mengajarkan kita bagaimana kehidupan itu bisa berubah dengan sangat cepat. tidak ada tanda-tanda apa yang akan terjadi. tidak sakit, tidak apa-apa. hingga sang supir truk itu menabraknya. saya sendiri sudah merasakannya. papah saya meninggal saat saya berumur 4 tahun karena sakit. saya merasakan kehidupan saya sangat berbeda setelahnya. bagaimanapun juga kita harus siap kepada semua kemungkinan yang bisa terjadi. bahkan kalau kita mencintai dia, Allah lebih mencintai dia

  16. keysa anadea 8G

    Saya sangat setuju dengan artikel ini, kadang-kadang memang kematian itu bisa membuat kita kehilangan orang yang berharga, membuat kita terpuruk dalam kesedihan tapi kadang-kadang itu cara terbaik untuk semua. Orang mati pasti punya tujuan untuk mati walaupun dia terlihat mati sia-sia tapi sebenarnya orang itu punya tujuan. Untuk keluarga, Negara, atau malahan mungkin untuk orang-orang dekatnya. Meski begitu, manusia tetap harus sepenuhnya menyadari bahwa yang menentukan kematian adalah Allah. Mengapa banyak orang yang menderita begitu lama sebelum akhirnya wafat? Ada banyak pertanyaan di balik semua itu. Semuanya diperhitungkan, diberi tempat. Itulah sebabnya suntik mati tidak diperbolehkan bagi manusia, walaupun yang sangat menderita sekalipun, oleh aturan agama.

  17. Anindya Fiza Rinaldi 8G

    Saya sangat setuju dengan artikel ini. Menurut saya, memang terkadang kematian dapat menjadi solusi untuk berbagai masalah. Namun, kematian itu sendiri terkadang dipandang sebagai hal yang menyeramkan dari sudut pandang kerabat maupun keluarga. Kadang sebagai keluarga, kita tidak bisa merelakan untuk kehilangan salah satu anggota keluarga. Namun, dalam sudut pandang orang-orang yang tidak terlalu dekat dengan orang yang sedang sakit parah, memang muncul pemikiran bahwa lebih baik pihak keluarga mencabut segala alat bantu yang terhubung ke pasien, agar pasien tidak akan mengalami sakit yang terus menerus. Namun, kematian itu sendiri tetap hanya tergantung kepada Allah SWT. Bisa saja mukjizat-Nya dapat hadir dan menyembuhkan walau tanpa alat bantu sekalipun. Dan bisa saja mati walau sudah berusaha sekeras mungkin.

  18. Anisa Padma 8G

    Kematian memang dapat terjadi kapan saja dan dimana saja, tanpa harus kita ketahui. Dan kematian tersebut menimbulkan dampak buruk terhadap keluarga yang ditinggalkan. Rasa sedih yang dirasakan oleh keluarga yang ditinggalkan memang selalu terjadi, tapi perlahan kita harus melupakan hal tersebut. Saya setuju dengan artikel tentang “Lebih Baik Mati”. Kalua memang sudah takdirnya, sudah saatnya seseorang meninggal, kita tidak bisa berbuat apa apa, dokter sekalipun. Seluruh peralatan kedokteran yang tertancap di tubuh juga harus dilepaskan, lebih baik kalau orang tersebut menemui ajalnya, daripada harus merasakan rasa sakit yang tidak tertahankan. Pembayaran perawatan dan ruang ICU juga tidak murah. Jadi, daripada kita menghabiskan uang untuk seseorang yang kesehatannya sudah tidak bisa diperjuangkan, lebih baik kita ikhlas untuk menyerahkan orang tersebut kepada pemilik-Nya.

  19. Abraham Alqurano

    Saya sangat setuja sama bapak karena lebih baik mati drpd merasakan penderitaaan selama hidup nya,walaupun orang baik,suka beribadah,suka berbagi,tidak pernah meninggalkan sholat tetapi jika sudah takdir untuk mati ya udah pasti mati.

  20. M. Chilal Sasmi

    menurut saya, blog omjay yang satu ini bagus sekali untuk dibaca. kerena blog ini mengajarkan kita bisa mengambil solusi untuk orang yang sudah mempunyai sakit parah dan selalu terbaring di rumah sakit. solusi ini menurut saya lumayan bagus untuk orang yang sudahmempunya sakit parah dan sudah tidak berfungsi. karena orang yang sudah bagitu sudah tidak bisa di manfaatkan lagi oleh orang lain karena orang itu sudah tidak berfungsi/berguna. saya setuju dengan blog omjay ”LEBIH BAIK MATI”. saya suka sekali dengan bllog inikarena bagus untuk dibaca dan bagus untuk menjadi solusi kita semua.

  21. Kematian memang sesuatu yang terdengar tidak begitu menyenangkan untuk di dengar. Apalagi di kala kehilangan orang yang dicintai. Rasanya tidak adil dan pasrah. Tetapi memang kadang kematian adalah solusi terbaik untuk sejumlah masalah. Solusi terbaik yang sudah diberikan oleh-Nya.

    Semua keputusan yang harus dibuat terasa jauh lebih rumit daripada sebelumnya. Serasa kita lah yang menentukan akan kematian. Semua beban yang dialaminya berdasarkan keputusan kita. Tapi, ketahuilah semua sudah di di atur oleh-Nya. Semua yang terjadi demi kebaikan. Demi kebaikan semuanya.

    Saat kau memberi, kau akan mendapat balasan lebih banyak dari-Nya. Sebenarnya penentu kematian sebenarnya adalah Allah.

  22. Saya sangat setuju dengan pendapat Omjay, setiap masalah pasti ada cerita di balik Itu dan pasti ada solusinya. Soal matematika iman, saya juga sangat setuju karena setiap kebaikan,Tuhan akan membalasnya dengan yang lebih besar daripada yang kita lakukan. Memang terdengar kasar “lebih baik mati” tetapi terkadang mati atau meninggal memang adalah solusi terbaik daripada harus terus menerus tersiksa. Memang ditinggal mati akan terasa sangat menyedihkan tapi lebih sedih lagi jika melihat orang itu tersiksa. Apalagi orang yang kita sayang yang harus mati,itu akan meninggalkan luka yang sangat dalam, terkadang kita juga harus memberi pengorbanan demi kebaikan orang lain. Jadi yang kita perlukan hanyalah ikhlas.

  23. Daffa Zainal

    Saya setuju dengan artikel omjay yang berjudul “lebih baik mati. Hidup juga tidak berguna” Menurut saya kematian bisa menjadi solusi untuk orang yang terkena penyakit parah terlalu lama. Daripada orang itu menderita terlalu lama sehingga ia harus tinggal dirumah sakit untuk jangka waktu lama dan terus-terusan mendapat penyakit yang membuat hidupnya tidak nyaman lebih baik mati. Di masalah seperti ini. Yaitu seorang remaja putra yang terlihat putus asa karena ayahnya yang koma di rumah sakit, serta ekonomi keluarga yang mulai menurun. Saya setuju mayoritas suara yang ditentukan keluarga besarnya. Walaupun berat yang harus dihadapi keluarganya tapi itulah jalan terbaik. Ceritanya sangat sedih tapi ada nasehatnya yaitu seberapun kita mau Allah yang selalu menentukan

  24. ulilris

    Kematian memang hal yang paling menydeihkan dan menyakitkan bagi keluarga yag ditinggalkan kematian itu bisa membuat kita kehilangan orang yang berharga sangat disayangkan orang yang baik berumur pendek Orang mati pasti punya tujuan untuk mati walaupun dia terlihat mati sia-sia tapi sebenarnya orang itu punya tujuan.

  25. theo sulistyo

    Yang nama nya kematian tak bisa kita hindari , semua orang pasti akan merasakan kematian , dan menurut saya tulisan nya enak dibaca bisa buat pembelajaran bagi para pembaca nya dan juga cerita ini bagus untuk di buat novel lalu kematian di sini juga bisa membuat kita sadar akan kematian yang akan datang kepada kita semua orang pasti tidak akan suka dengan namanya kematian tapi atau justru hall itu paling dekat dengan kita yang jelas kita harus sangat berterima kasih kepada tuhan yang maha esa sudah di beri hidup yang panjang di dalam dunia ini terimakasih untuk nusa putra atas cerita yang sangat bagus dan juga dapat menispirasikan orang orang yang membaca

  26. Adinda Putri 8G

    Saya sangat setuju dengan pendapat omjay dalam cerpen ini, karena di balik setiap cerita pasti ada cerita sedih dibaliknya, dan pasti ada cara untuk memecahkan masalah tersebut. Dan saya juga sangat setuju karena setiap kebaikan, tuhan pasti akan membalasnya yang lebih besar dari pada yang kita perbuat. Kematian itu memang sangat sedih, apa lagi jika yang meninggalkan adalah orang yang kita sayang sekali. Tetapi kita harus ikhlas terhadap situasi seperti itu, karena dibalik setiap ke sedihan pasti ada kesenangan setelah itu, roda itu berputar. Kadang di atas kadang di bawah. Di dalam cerpen ini banyak sekali nilai-nilai penting di dalamnya.

  27. rangga 8g

    Mungkin melepaskan orang yg kamu cintai itu susah, tetapi itu sudah ditentukan oleh allah swt, Jadi kita harus rela menerima kenyataan,kayak cerita di atas anak ini sampaai harus menjual dua motor untuk membayar dokter dan ruang icu yang di tempati, dia rela agar ayahnya bisa hidup kembali tetapi seperti yang dia sudah tau bahwa bapaknya mengalami masalah di bagian otak yang sangat fatal,jadi yang bisa ia lakukan adalah berdoa kepada tuhan yang maha esa, karena yang bisa menentukan takdir hanyalah allah swt,banyak sodaranya pada ingin semua peralatan yang ada ditubuh nya untuk dicabut,tetapi istri dan anak itu masih ingin membiarkan benda yang ada ditubuh nya masih terpasang,jadi yang menurut saya anak ini bisa lakukan adalah terus berdoa

  28. fadhil.r

    Menurut saya kematian bisa menjadi solusi bisa juga menjadi masalah bagi keluarga tertentu karena jika memang orang yang ingin “mati” adalah sosok seorang yang penting seperti ayah sebagai tulang punggung atau ibu nya itu jika memang sudah menyusahkan keluarga nya misalkan karena biaya perawatan nya seperti cerita diatas tapi kalau keluarga belum rela kematian tidak bisa menjadi solusi nya tapi kalo keluarga nya sudah ikhlas yaa terserah keluarga nya. Tapi menurut agama islam suntik mati itu dilarang karena menyiksa. Saya setuju karena itu sama saja seperti membunuh orang menurut saya. Tapi jika memang itu pilihan terbaik yaa boleh dilakukan.

  29. Laraszahra 8G

    Memang kematian adalah hal yang sedih dan sulit untuk dijalani. Baik untuk yang mengalami, dan juga keluarga dekat yang melihat orang yang pergi. Tapi kalau sudah tidak ada jalan lain, mungkin memang lebih baik mati. Apalagi kalau sudah menghabiskan uang bekal hidup untuk menyewa ruang ICU, kalaupun kembali sehat, otak beliau juga tidak akan bekerja seperti dahulu. Kematian ada di tangan Tuhan YME dan hanya Tuhan lah yang tahu bagaimana dan kapan kita akan mati, tetapi kalau sudah keadaan kritis seperti ini mungkin memang harus disuntik mati. Saya juga suka artikel ini, karena mudah dimengerti dan menceritakan cerita bagaimana pria mudanya bekerja keras sampai telat masuk sekolah karena ayahnya.

  30. alisha(5) 8g

    Kematian mungkin memang terasa berat bagi keluarga yang ditinggalkan, tetapi kita harus tetap mengikhlaskan nya. Kematian itu tidak bisa dihindari. Kematian bisa datang kepada siapa saja. Kematian itu tergantung pada yang di atas sana. Andai manusia yang telah berpulang bisa dihidupkan kembali, tentu semua orang pasti akan melakukannya. Tetapi siapa yang akan menanggungnya? Dunia menjadi semakin susah untuk dikendalikan karena setiap harinya jumlah penduduk bumi akan terus bertambah dengan jumlah di luar batas. Tidak ada yang mau itu terjadi bukan? Karena itu, kita harus ikhlas untuk melepas yang akan berpulang agar yang telah berpulang bisa pergi dengan tenang meninggalkan dunia.

  31. Amanda 8G

    Memang, kematian adalah suatu topik yang berat dan sensitif. Kehilangan seseorang yang dekat dapat menyebabkan berbagai hal terhadap seseorang. Kadang, kematian itu juga. Tetapi kematian memang terkadang adalah pilihan yang tepat. Untuk melihat orang yang kita sayangi menderita di tempat tidur tanpa dapat melakukan sesuatu terhadap itu, maka untuk membuat mereka untuk akhirnya beristirahat di tempat peristirahatan terakhir adalah pilihan yang pasti muncul di kepala. Tetapi ada juga beberapa orang yang tidak berpikir begitu. Ada juga yang, karena takut untuk kehilangannya, tidak mau untuk mematikannya dan tetap bersikeras untuk menunggu agar orang tersebut terbangun – seperti sang Ibu di artikel ini. Artikel ini menarik sekali untuk membahas topic yang sensitif ini. Demikianlah komentar saya mengenai ini.

  32. Nevanda FP 8G

    Saya setuju dengan artikel ini. Terkadang kita harus merelakan seseorang yang sangat kita cintai, jika itu lebih baik. dan jika keluarga besar bapak itu tidak keberatan dan itu bisa mengurangi penderitaan bapak itu, lebih baik semua peralatan yang disambung segera dicabut. meskipun juga jika bapak itu sembuh akan lebih susah lagi untuk keluarganya untuk mengurus bapaknya yang sudah tidak bisa bekerja lagi karena otaknya yang sudah cedera. mungkin jika semua pihak sudah setuju dengan keputusan untuk mencabut semua peralatan, mungkin akan lebih baik jika dicabut.

  33. Kadang kita harus melepaskan seseorang yang kita cinta, “lebih baik mati, hidup gak guna” merupakan kata yang menyedihkan untuk diucapkan walau kadang itu merupakan kata yang pas untuk mendeskripsikan sesuatu. Seperti cerita ini, walau menyedihkan namun kata itu merupakan tindakan yang lebih baik dilakukan. Sepertinya kematian merupakan jalan terbaik, keputusan sang ibu yang tidak ingin sang ayah mati sangat disayangkan, beda dengan mayoritas anggota keluarga ini. Jika ayahnya bangun dari koma, ia tidak akan bisa menjalani hidup normal seperti biasa karena cedera otak parah yang dia alami. Kematian merupakan jalan terbaik yang diambil oleh mereka, jika ingin derita ayahnya berhenti. sang ayah juga kasihan harus memakai alat-alat medis dengan jangka panjang, dan juga biayanya tidak murah. Sekian dari saya.

  34. Diva Fitriani 8G

    Yang pertama
    Tulisannya yang ada di blog omjay selalu enak di baca, dan ringkas
    Yang kedua
    Topiknya selalu menarik
    Yang ketiga
    Sekarang saya akan memberikan pendapat saya mengenai tulisan kali ini yang berjudul “Lebih Baik Mati”. Sebenarnya menurut pendapat saya sendiri kata lebih baik mati itu sangat tidak mengenakan di dengar. Karena jika di dengar tanpa tahu apa isi tulisan ini orang akan beranggapan bahwa tulisan ini bercerita mengenai orang frustasi yang memilih untuk mengakhiri hidupnya. Tapi kalau sudah tahu isinya, kebanyakan orang akan berpikiran setuju dengan apa yang di pikirkan si remaja. Mungkin ada juga yang berpikiran sama dengan ibu si remaja, karena melepaskan orang yang sangat di cintai itu sangat tidak mudah untuk di lakukan.
    Sekian pendapat saya. Topik kali ini benar-benar sangat menarik.

  35. TIO 8D

    orang yang kita cintai merupakan pembrian tuhan yang tidak satupun orang dapat menciptakannya.walaupun begitu semua ini hanyalah pemberian dari tuhan yang terbatas waktunya dengan kata lain hanyalah pinjaman dari tuhan.karena hanya pinjaman suatu saat tuhan akan mengambilnya kembali sehingga kematian pasti datang.bukannya membenarkan kematian yang terbaik, tapi ingat bahwa tuhan mencabut nyawa manusia melalui banyak hal bisa kecelakaan, musibah , pembunuhan ,dll.jadi jika ia mati karena kecelakaan maka sebenarnya tuhanlah yang mencabut nyawanya melalui kecelakaan bukannya keputusan keluarga itu sendiri, karena semua yang terjadi pasti ada campur tangan dari tuhan baik kecelakaan itu maupun keputusan yang dibuat keluarga tersebut.sekian pendapt dari saya,maaf jika ada tidak berkenan bagi yang membaca pendapat saya ini.dan mohon maaf jika saya hanya bisa bercomment,karena sekali lagi saya hanya manusia dan saya hanya mengutarakan pendapat saya, sekali lagi saya minta maaf dan trut prihatin bagi setiap orang yang memiliki hubungan dengannya.

  36. Rafi Madani 8C

    Menurut saya,Pendapat keluarga besar ttg pencabutan alat alat rumah sakit di tubuh ayahnya adalah keputusan yang benar.Kenapa?ada saat dimana kita harus merelakan sesorang yang kita sayangi pergi meninggalkan dunia yang fana ini.mungkin memang sakit melihat orang yang kita sayangi pergi,tapi lebih sakit lagi bila kita melihat seseorang yang kita sayangi terbujur kaku dengan harapan hidup yang terbilang sedikit.Lagipula hati dia akan lebih sakit lagi bila dia hidup dalam keadaan tidak normal.Lagipula saya yakin bahwa Allah punya rencana sendiri dan membuat kematian menjadi pelajaran bagi kita semua.Sekian pendapat saya.
    “Cukuplah maut sebagai pelajaran (guru) dan keyakinan sebagai kekayaan. (HR. Ath-Thabrani)”

  37. Rayhan Rizqy R

    menurut saya kematian itu adalah takdir tuhan. mungkin dibalik penyakit kita ada rahasia tuhan yang tidak ketahui. mungkin bagi kita itu buruk tapi belum tentu kata tuhan itu buruk bisa saja baik

  38. M Raihan K

    menurut saya ini sangatb bagus mungkin untuk di beberapa situasi, contohnya seperti ini, itu merupakan hal yang baik karena, apakah kita kasihan melihat saudara atau kerabat terbaring lemas diatas kasur rumah sakit? Nah, jadi lebih baik kita harus merelakan membantu saudara kita. kita tidak dapat berbuat apapun karena ini adalah takdir dari Allah. Mungkin memang bagi keluarga yang mengalami situasi ini akan menjadi susah. Apabila, orang akan mati, ia pasti sudah ditakdirkan untuk mati. Dan, kita harus bisa merelakan dia dan berusaha dengan mendoakannya. Meski begitu, manusia harus tetap sepenuhnya menyadari bahwa penentu kematian adalah Allah.

  39. Rayhan Rizqy R

    Penyakit dan Kematian itu adalah Takdir yang diberikan tuhan. kita tidak boleh menyesali atau putus asa dengan keadaan itu. menurut saya jika ada orang yang sedang sakit atau orang yang disayanginya mati harusnya tersenyum dan tetap bersemangat,karena kejadian itu adalah ujian tuhan

  40. Putri ars 8C

    kematian bisa saja menjadi problematis. tapi, kadang kita harus juga merelakan orang yang kita sayang agar mereka tidk menderita. kata kata “lebih baik mati, hidup g guna” itu memang terdengar putus asa. tetapi jika dia dibiarkan hidup hidupnya tersiksa, mungkin lebih baik kita relakan saja. tetapi di sisi lain, mungkin kita tidak siap merelakan mereka. jadi intinya saya setuju dengan artikel ini. kematian bisa jadi problematis.

  41. menurut saya, teks ini bagus, lebih baik mereka semua merelakan kematian ayahnya. karena walaupun jika ayahnya tetap hidup, dia tidak akan bisa berpikir seperti manusia normal. kematian memang keputusan Allah SWT, tetapi apadaya jika ayahnya terus merasa kesakitan? dan kita juga harus percaya bahwa setiap kejadian punya tujuan

  42. menurut saya, artikel ini sangat menginspirasi dan menyedihkan di aktu yang sama. penggunaan bahasanya excellent! Walaupun ceritanya sedikit cliche, kata-kata yang digunakan sangat menginspirasi orang-orang untuk melepaskan orang-orang yang mereka cintai untuk yang terbaik.

  43. Rachmania Utamk 8A

    Menurut saya lebih baik penopang hidup ayahnya di cabut saja. Karena penopang hidup itu hanya membuang-buang uang, lebih baik uang itu digunakan untuk kelangsungan hidup keluarga ayah tersebut, daripada membuangnya kepada sang ayah yang belum tentu bangun ataupun jika ia bangun dia tidak bisa berfungsi seperti manusia normal.

  44. irza 8a

    Saya setuju dengan artikel omjay yang berjudul “lebih baik mati. Hidup juga tidak berguna” Menurut saya kematian bisa menjadi solusi untuk orang yang terkena penyakit parah terlalu lama. Daripada orang itu menderita terlalu lama sehingga ia harus tinggal dirumah sakit untuk jangka waktu lama dan terus-terusan mendapat penyakit yang membuat hidupnya tidak nyaman lebih baik mati. Di masalah seperti ini. Yaitu seorang remaja putra yang terlihat putus asa karena ayahnya yang koma di rumah sakit, serta ekonomi keluarga yang mulai menurun. Saya setuju mayoritas suara yang ditentukan keluarga besarnya. Walaupun berat yang harus dihadapi keluarganya tapi itulah jalan terbaik. Ceritanya sangat sedih tapi ada nasehatnya yaitu seberapun kita mau Allah yang selalu menentukan Kematian memang hal yang paling menydeihkan dan menyakitkan bagi keluarga yag ditinggalkan kematian itu bisa membuat kita kehilangan orang yang berharga sangat disayangkan orang yang baik berumur pendek Orang mati pasti punya tujuan untuk mati walaupun dia terlihat mati sia-sia tapi sebenarnya orang itu punya tujuan.

  45. K'B X PRWN

    Kematian memang hal yang paling menydeihkan dan menyakitkan bagi keluarga yag ditinggalkan kematian itu bisa membuat kita kehilangan orang yang berharga sangat disayangkan orang yang baik berumur pendek Orang mati pasti punya tujuan untuk mati walaupun dia terlihat mati sia-sia tapi sebenarnya orang itu punya tujuan.

  46. irza 8a

    Kematian memang hal yang paling menydeihkan dan menyakitkan bagi keluarga yag ditinggalkan kematian itu bisa membuat kita kehilangan orang yang berharga sangat disayangkan orang yang baik berumur pendek Orang mati pasti punya tujuan untuk mati walaupun dia terlihat mati sia-sia tapi sebenarnya orang itu punya tujuan.Kadang kita harus melepaskan seseorang yang kita cinta, “lebih baik mati, hidup gak guna” merupakan kata yang menyedihkan untuk diucapkan walau kadang itu merupakan kata yang pas untuk mendeskripsikan sesuatu. Seperti cerita ini, walau menyedihkan namun kata itu merupakan tindakan yang lebih baik dilakukan. Sepertinya kematian merupakan jalan terbaik, keputusan sang ibu yang tidak ingin sang ayah mati sangat disayangkan, beda dengan mayoritas anggota keluarga ini. Jika ayahnya bangun dari koma, ia tidak akan bisa menjalani hidup normal seperti biasa karena cedera otak parah yang dia alami. Kematian merupakan jalan terbaik yang diambil oleh mereka, jika ingin derita ayahnya berhenti. sang ayah juga kasihan harus memakai alat-alat medis dengan jangka panjang, dan juga biayanya tidak murah. Sekian dari saya.

  47. Laqisya Phillianova Gintings

    Saya Laqisya dari 7E

    saya sangat suka blog yang berjudul ” lebih baik mati ” karena sangat inspiratif dan memberi pelajaran dalam hidup.

Leave a Reply to Abraham Alqurano Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.