Mohon kiranya kawan-kawan yang membaca tulisan ini membantu kami. Mata pelajaran TIK dihapuskan dalam struktur kurikulum 2013. Lalu kemudian dijadikan bimbingan TIK sesuai dengan permendikbud nomor 45 tahun 2015. Generasi penerus bangsa ini butuh pelajaran yang mengajarkan kepada mereka akan arti pentingnya dasar-dasar yang kuat untuk menancapkan pemahaman kepada mereka akan arti penting Etika dan Moral pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).
Dari hasil survei di facebook group komunitas guru TIK dan KKPI, mayoritas guru dan siswa menginginkan mata pelajaran TIK kembali sebagai mata pelajaran. Selama ini, bimbingan TIK masih mengundang banyak persoalan di sekolah dan komunitas guru TIK dan KKPI hanya minta regulasi dari kemdikbud agar mata pelajaran TIK di SD, SMP, dan SMA sudah ada lagi di tahun pelajaran 2016/2017. Juga mata pelajaran KKPI di SMK yang namanya diganti menjadi simulasi digital.
Alasan pemerintah menghilangkan mata pelajaran ini di antaranya pembelajaran sudah seharusnya berbasis TIK (alat bantu guru dalam mengajar), bukan TIK sebagai mata pelajaran khusus yang harus diajarkan. Jadi mereka beranggapan tidak perlu ada mata pelajaran TIK.
Selain itu, jika TIK masuk struktur kurikulum nasional maka pemerintah berkewajiban menyediakan laboratorium komputer untuk seluruh sekolah di Indonesia, dan pemerintah tidak sanggup untuk mengadakannya, belum lagi banyak sekolah yang belum teraliri listrik.
Menurut para guru TIK, jika TIK dianggap akan memberatkan pemerintah karena implikasinya pemerintah harus menyediakan sarana dan prasarananya maka terkesan pemerintah ingin lepas dari tanggung jawab karena anggaran pendidikan yang mencapai 20 persen sudah tinggi. Pemerintah pusat harus bekerjasama dengan pemerintah daerah untuk mewujudkan setiap sekolah memiliki komputer dan internet. Dana itu sebenarnya ada, asalkan benar-benar dibelanjakan untuk kepentingan peserta didik di sekolah.
Selain itu, dengan adanya TIK sebagai mata pelajaran, maka pemerintah secara tidak langsung akan dipaksa untuk membangun infrastruktur listrik dan mengalirkannya hingga pedesaan. Dengan demikian Indonesia akan maju semakin pesat. Terbukti program kerja pemerintah agar ujian nasional berbantuan komputer akan semakin berjalan baik, sebab semua sekolah akan bisa mengikutinya. Semua guru bisa melek TIK dan kemudian ikut terlibat mengajarkannya kepada peserta didik. Indonesia butuh banyak pemandu di bidang TIK. Pemandu itu seharusnya ada dalam mata pelajaran TIK seperti dalam kurikulum 2006. Bukan sebagai bimbingan TIK, karena UU guru dan dosen hanya mengenal Guru kelas, guru mata pelajaran, dan guru Bimbingan Konseling (BK).
Perlu dicermati bahwa keberadaan mata pelajaran TIK selama kurun waktu 10 tahun terakhir membawa perubahan besar terhadap wajah pendidikan dan menjadi pemicu akselerasi sistem pembelajaran di Indonesia. Sekarang ini sudah mulai banyak siswa melek tik dan harus diakui masih 76 % angkatan kerja kita yang lulus SD dan SMP. Adalah sebuah kebutuhan dan keharusan bila TIK terus dikembangkan oleh pemerintah agar bisa dinikmati oleh angkatan muda Indonesia. Dari mata pelajaran TIK akan kita mulai kemandirian TIK sebagai bangsa.
Usulan pak Onno W Purbo (Pakar TIK di Indonesia) dalam suratnya ke mendikbud terdahulu adalah penguatan pondasi pendidikan yang terkait TIK:
- Mata Pelajaran TIK tetap di pertahankan. Lebih baik lagi jika di kembangkan untuk menunjang transformasi seluruh sekolah menjadi e-learning / e-school.
- Ubah isi mata pelajaran TIK menjadi penunjang explorasi pengetahuan siswa. Dengan kondisi yang ada di sekolah terutama di daerah, tidak mungkin kita mengandalkan guru-guru mata pelajaran normal untuk membantu explorasi pengetahuan berbasis TIK.
- Saran saya, ubah isi TIK dari skill menggunakan komputer menjadi keterampilan untuk explorasi pengetahuan, seperti, simulasi berbagai bidang ilmu, akses ke e-library, online learning menggunakan moodle, dll.
- Berdayakan guru TIK agar mendukung explorasi pengetahuan & e-learning berbasis open source. Proses transformasi sekolah menjadi sekolah berbasis TIK hanya dimungkinkan jika kita memberdayakan dengan baik guru TIK.
- Kita perlu menyiapkan modul sekolah berbasis TIK dan Training of Trainer bagi para guru TIK bahkan menyekolahkan mereka ke jenjang yang lebih tinggi
Banyak mahasiswa dan dosen TIK di perguruan tinggi memberikan masukan agar TIK dikembalikan sebagai mata pelajaran lagi, dan materinya diperbaharui supaya bisa digunakan sebagai dasar di perguruan tinggi. Sehingga saat di perguruan tinggi, mereka tidak lagi belajar dari nol. Terutama tentang materi computer programing atau coding. Siswa jangan hanya dipersiapkan menjawab soal-soal Ujian nasional yang terkadang menjenuhkan. Persiapan ujian nasional haruslah menyenangkan.
Seorang guru curhat di facebook group kogtik.
“1 Dari 3 ruang tuk CBT / UNBK telah SIAP
sampai sampai anak anak ngga boleh menggunakannya
#gagalfaham”
Guru tersebut curhat karena lab komputer tidak boleh digunakan untuk pelajaran TIK dan hanya dipakai untuk persipan ujian nasional berbasis komputer. Tentu ini mendapatkan reaksi keras dari kami guru TIK di Indonesia.
“Justeru itu Oom .. .. .. Pelajaran TIK ngga boleh ke Lab karena Lab nya sedang dipersiapkan tuk UNBK katanya .. .”
“Lab Komputer harus bisa dpakai untuk kegiatan belajar mengajar mata pelajaran tik, akses internet kbm mapel lain & try out cbt dgn cara change ip setting fr static to dhcp vv. Jangan lupa pakai server moodle sbg cbt server nu/ uh, uts, uas, to nya.” begitulah salah seorang guru ikut bantu menjelaskan.
Di koran kompas dituliskan:
UN Berbasis Komputer di 4.468 Sekolah
Persiapan Ujian Nasional (UN) 2016 yang dijadwalkan 4-7 April 2015 untuk jenjang SMA/SMK/MA sudah berjalan. Khusus UN berbasis komputer, 4-12 April, ujian akan dilakukan di 1.030 SMP/MTs, 1.324 SMA/MA, dan 2.114 SMK. Total sekolah yang menggunakan ujian berbasis komputer mencapai 4.468 dengan jangkauan 929.000 murid. Hal itu dikemukakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan, Senin (1/2), dalam rapat kerja dengan Komisi X DPR di Jakarta. Kepala Pusat Penilaian Pendidikan Kemdikbud Nizam menambahkan, hari ini master soal dikirim ke percetakan. Adapun untuk ujian perbaikan, 22 Februari-5 Maret, peserta ujian sudah bisa melihat tempat ujian. Jumlah peserta mencapai 69.690 orang. Murid yang berada di kabupaten/kota yang tak ada sekolah penyelenggara UN berbasis komputer dan UN perbaikan bisa memilih sekolah di kabupaten/kota lain terdekat. (LUK)
Mohon kemdikbud memperhatikan himbauan kami. Program bimbingan TIK kami pastikan tidak akan berjalan mulus, sebab hasil survey kami menunjukkan mayoritas guru tik menghendaki adanya mata pelajaran tik dan bukan bimbingan tik. Mohon segera kembalikan mata pelajaran TIK dan KKPI dalam struktur kurikulum 2013. Save TIK dan KKPI harga mati adalah slogan kami. Kita harus belajar dari presiden Obama dengan statemennya sebagai berikut.
Sebagian besar peserta didik menyayangkan apabila mapel tik dihilangkan dalam kurikulum, karena satu satunya pembelajaran yang efektif adalah dalam mata pelajaran yang terstruktur dan materinya bisa diberikan secara sistematik. Yuk kita sukseskan gerakan nasional kembalikan matpel tik di kurikulum 2013 dengan mengupload foto-foto siswa belajar computer disekolah masing masing melalui twitter dan media social lainnya.
Seorang siswa menuliskan komentar di blog omjay:
Sebagai siswa saya sangat tidak setuju dengan kurikulum ini, karena pelajaran TIK dihapuskan dari mata pelajaran , seharusnya pemerintah melihat dampak baik dari TIK dan mendukung sepenuhnya bukan malah mengilangkan dan menghapuskannya di dalam kurikulum. Saya sangat setuju dengan sikap yang dilakukan oleh guru-guru TIK dalam mempertahankan TIK sebagai mata pelajaran.
Adapun keputusan pemerintah terdahulu yang menghapuskan mata pelajaran TIK dari struktur kurikulum secara tidak langsung telah berdampak pada ketersediaan perangkat komputer di sekolah. Sejak kebijakan yang mengundang polemik tersebut dikeluarkan, tidak sedikit laboratorium komputer yang dimiliki oleh sekolah-sekolah berubah fungsi menjadi ruang kelas maupun gudang. Akibatnya, pengadaan perangkat komputer pun tidak lagi menjadi prioritas sekolah sehingga kegiatan evaluasi belajar berbasis TIK seperti yang diharapkan oleh pemerintah sangat sulit untuk dilaksanakan. (Ramdan Hamdani, penulis)
Salam Blogger Persahabatan
Omjay
5 thoughts on “Kembalikan TIK Sebagai Mata Pelajaran Lagi”