Guru adalah agen Perubahan
Saya sempat tercenung dan merenung ketika membaca blog favorit yang merupakan salah satu juara e-learning dari Pustekkom Depdiknas RI. Dedi Dwitagama. Isinya tentang seorang siswa yang merasa beruntung mendapatkan kepala sekolah baru.
===================
Begini isi tulisannya :
“aku merasa sekarang sekolah ku sangat berubah, seakan semangat yang dulu tertidur sekarang terbangun dan membuat ku sangat semangat.
kenapa yah ??
kedatangan pa DEDI DWITAGAMA sebagai Kepala sekolah yang baru di SMKN 36 Membuat suasana tampak berubah, terus semangat…”
aku pun merasakan perubahan yang mendasar. terutama bagi aku dan Teman-temanku II TKJ. sebelumnya aku tak terlalu suka dengan bloging browsing dan berbagi informasi di dunia maya. aku biasanya bosen dan tak ada yang menarik, paling saat aku ingin download lagu saja aku browsing.
Tapi sekarang berbeda,
pak DEDI mengenalkan kami tentang Facebook dan Blog, walaupun aku sih sudah pernah coba facebook dan blog. sebelumnya sudah beberapa kali aku membuat blog dan facebook tapi tetap saja aku merasa bosan. tapi sekarang aku tahu manfaat dari facebook dan dengan blog aku bisa berbagi dan belajar. terima kasih pa DEDI
tak hanya sampai disitu…
Guru-guru sekarang lebih menghargai INTERNET, karna sebelumnya mereka hanya berfikir bahwa internet hanya menghancurkan anak bangsa.
sekarang kami bisa lebih dekat dengan guru-guru dan semuanya walaupun berada di tempat yang jauh.
===================
Membaca isi tulisan siswa di atas, saya pun mengacungkan jempol buat seorang guru yang bernama dedi dwitagama. Dia telah berhasil menjadi seorang guru yang membawa perubahan bagi sekolah yang dipimpinnya. Dia telah berhasil menjadi manager yang baik.
Guru adalah agen perubahan. Di manapun guru berada dia harus dapat membawa perubahan bagi masyarakat di sekelilingnya. Dia harus mampu menjadi motivator dan fasilitator bagi anak didiknya agar mampu menguasai ilmu pengetahuan yang terus berkembang. Karena itu belajar sepanjang hayat jelas harus dilakukan terus menerus oleh seorang guru. Jangan sampai ada guru yang benar-benar “jadul” di tengah derasnya arus informasi dan komunikasi ini.
Saya jadi teringat, ketika saya menjadi finalis lomba karya tulis IMTAK tingkat nasional di tahun 2005. Teman sekamar saya adalah seorang guru dari Aceh. Dia mampu menjadi finalis lomba karena memiliki semangat yang tinggi. Di sekolahnya tak ada komputer. Karena semua barang yang ada di sekolah itu sudah habis dibawa Tsunami. Jadi bila beliau mau mengetik laporan penelitiannya, dia harus ke kota yang jaraknya puluhan kilometer. Perjuangannya dalam menuliskan apa-apa yang telah dilakukannya ke dalam bentuk karya tulis telah menghantarkannya menjadi juara dalam lomba karya tulis IMTAK yang diselenggarakan oleh Depdiknas RI.
Beliau kini telah menjadi kepala sekolah di daerah asalnya. Dalam tulisannya itu beliau menceritakan bagaimana murid-muridnya belajar tanpa fasilitas yang memadai. Mirip cerita film “laskar pelangi” yang heboh itu.
Sebagai seorang guru, beliau sanggup menjadi agen perubahan bagi sekolahnya. Dia tak diam saja melihat kekurangan fasilitas yang ada di sekolahnya. Dia kembangkan sumber daya alam yang ada. Dia bikin alat peraga yang menarik sebagai media pembelajarannya. Anakpun senang dan mendapatkan ilmu pengetahuan baru dari sang guru itu.
Sayangnya, tak banyak guru-guru seperti ini. Masih banyak guru-guru kita yang belum menjadi agen perubahan. Oleh karena itu, melalui tulisan ini saya mengajak para guru untuk bersama-sama menjadi agen perubahan di sekolah kita masing-masing.
Tantangan yang kita hadapi semakin besar. Beribu masalah terjadi dalam dunia pendidikan kita. Sebagai agen perubahan kita diharapkan sanggup mengatasi persoalan-persoalan itu. Sudah saatnya kita melihat dunia ‘luar’ yang akan mengajak kita ke arah yang lebih baik. Salah satunya, dengan menjadi Blogger dan mengelola blognya dengan baik.