Sabtu, 7 September 2013, saya kembali mengajar mata kuliah Olimpisme untuk mahasiswa jurusan pendidikan matematika dan pendidikan kimia bilingual. Saya memulainya dengan memberikan hadiah buku untuk mahasiswi yang menjawab kuis melalui sms dengan cepat dan benar pada kuliah perdana. Alhamdulillah, terpilihlah seorang pemenangnya.
Pada pertemuan kuliah kedua ini materinya adalah:
- Sejarah Olimpiade Kuno
- Filosofi Olimpiade Kuno
- Kuis dan Tugas Individu
- Mengapa Perhelatan Olimpiade begitu populer di dunia ?
- Mengapa menjadi peserta dan juara Olimpiade (olimpian) merupakan impian dan target prestasi tertinggi bagi setiap atlit ?
- Mengapa Sebagai penyelenggara Olimpaide menjadi target strategis dan kebanggaan sebuah Bangsa/Negara?
Ketiga jawaban pertanyaan itu akan diulas dalam tulisan ini secara panjang lebar. Mohon sabar membacanya ya, hehehe.
“Sejarah dan Filosofi Olimpiade Kuno”
Olimpiade adalah suatu ajang yang sangat populer di dunia. Suatu negara akan merasa bangga ketika dapat terlibat dalam ajang tersebut entah sebagai peserta, bahkan sebagai tuan rumah dari ajang tersebut. Lalu darimana sebenarnya olimpiade tersebut berasal?
Berawal dari ditemukannya prasasti peninggalan kebudayaan kota Olimpia oleh bangsa Jerman pada akhir abad 19 yang menceritakan tentang festival olahraga sebagai salah satu perhelatan dalam keagamaan untuk menyembah dewa Zeus. Festival tersebut diadakan setiap 4 tahun sekali dan berlangsung selama 5 hari. Para atlet yang menjadi peserta festival itu sendiri adalah para pria yang bertelanjang bulat, hal itu dimaksudkan untuk menjaga kesucian festival tersebut. Selain itu, untuk menjaga kesucian festival tersebut, selama festival berlangsung, segala hal yang berbau permusuhan dihentikan dan dilarang.
Para pemenang akan dihadiahi mahkota yang terbuat dari daun zaitun dan diberi gelar pahlawan oleh sukunya. Mereka sangat dihormati, sehingga ketika mereka lewat di suatu tempat yang sedang berlangsung perang maka perang tersebut akan langsung dihentikan. Itulah kehebatan dan keunikan dari para pemenang olimpiade kuno di Yunani. Penghormatannya bisa lebih tinggi dari panglima perang negara manapun.
Namun, pada tahun 393 AD, olimpiade dihentikan oleh kerajaan Kristen. Lalu pada tahun 426 AD, Raja Theodore II menghancurkan kota Olimpia. Selain itu Kota Olimpia hancur & hilang juga akibat bencana alam.
- Lomba diselenggarakan setiap 4 tahun sekali di sebuah stadion yang berkapasitas 40.000 (300M X 200 M) di dekat sungai Kladeios dan berlangsung selama 5 hari.
- Para atlit melakukan lomba dengan bertelanjang bulat, dimaksudkan untuk menjaga kesucian festival
- Peserta dan penonton yang diizinkan berpartisipasi hanyalah kaum pria.
FILOSOFI DAN NILAI OLIMPIADE KUNO
- Menjaga kesucian diri dalam bertanding
- Kekuatan, kebugaran, ketrampilan dan mental yang sehat diutamakan
- Semangat untuk berprestasi
- Kejujuran dalam pertandingan
- Saling menghargai
- Terciptanya perdamaian
- Terjalinnya kompromi dan kesepakatan antar suku
- Penghargaan tertinggi bagi yang berprestasi
- Peningkatan ekonomi
- Suka Cita
PLATO
“Olahraga bukanlah tujuan akhir, tetapi sebagai alat untuk menjadi orang yang hebat”
Socrates
“Badan yang kuat dan sehat merupakan penjaga yang baik bagi manusia”
ARISTETOLES
“Kesehatan pikiran tergantung kesehatan jasmani”
Pandangan Beberapa Filusuf Dunia Yang Sejalan Dengan Filofofi Olahraga Dalam Olimpiade Kuno
Socrates telah menganjurkan agar orang selalu menjaga kondisi badannya, karena menurut pandangannya, “badan yang kuat dan sehat merupakan penjaga yang baik bagi manusia.”
Plato mengemukakan bahwa ”Olahraga bukanlah tujuan akhir, tetapi sebagai alat untuk menjadikan manusia menjadi orang yang sehat”. Plato juga percaya bahwa kebahagiaan seseorang ataupun masyarakat selalu tergantung dari hasil pendidikan yang tugasnya bukan dibebankan kepada orang tua saja, (tetapi juga menjadi tanggung jawab sekolah dan masyarakat, pendidikan)
Aristoteles berpendapat bahwa ”Kesehatan pikiran selalu tergantung dari kesehatan badan, maka olahraga hendaknya menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari pendidikan.
Mangku Negoro VI dalam Serat Whedatama mengatakan ” Orang yang segar badannya, otot dan tulang sumsum yang tertata kuat akan menjadi tempat bersemayamnya jiwa yang mapan, dan hati menjadi tenang. Tenangnya hati membuat orang merasa tentram”
Negara yang menyelenggarakan olimpiade akan mempunyai sebutan sebagai Negara yang modern, dan memiliki budaya tinggi. Hal ini dapat terlihat dari pemutaran video yang saya putarkan kepada mahasiswa dari olimpiade kuno sampai modern. Kami melakukan kilas balik dan mengambil hikmah dari penyelenggaraan olimpiade.
Olimpisme adalah dasar fundamental dan filosofi kehidupan yang mencerminkan dan mengkombinasikan keseimbangan antara jasmani (badan yang sehat) dan rohani (kemauan, moral dan kecerdasan) serta mengharmonikan antara kehidupan keolahragaan, kebudayaan dan pendidikan, sehingga dengan demikian dapat diciptakan keselarasan kehidupan yang didasarkan pada kebahagiaan dan usaha yang mulia, nilai nilai pendidikan yang baik dan penghargaan pada perinsip perinsip etika yang baik pula
Visi Olimpisme adalah menempatkan olahraga dimana saja sebagai wahana pembentukan manusia secara utuh yang harmonis dalam usaha membangun suatu masyarakat yang damai dengan saling menghormati. Untuk kepentingan ini gerakan olahraga berusaha secara sendiri-sendiri ataupun bekerjasama dengan organisasi yang terkait menciptakan kegiatan-kegiatan dalam usaha membangun perdamaian yang abadi. (Tercantum Dalam Piagam Olimpiade)
GERAKAN OLIMPIADE MODERN
Seorang mahasiswa saya menuliskan dalam blognya di http://arbi-dest.blogspot.com/2013/09/olimpisme-2.html:
Ide Olimpiade Pierre De Coubertin’s
- Mengajak negara-negara didunia untuk bersama menghidupkan kembali nilai & kegiatan Olimpiade sebagai solusi mengatasi krisis sosial, politik akibat dari konflik dan permasalahan di berbagai & antar Negara .
- Kegiatan Olimpiade diharapkan dapat memberikan inspirasi dan semangat persaudaraan dalam upaya membangun resolusi perdamaian untuk mengatasi kekacauan yang terjadi di seluruh dunia
- Untuk maksud tersebut dan agar pelaksanaan aktifitas pergerakan olimpiade berjalan secara terpadu dan berkesinambungan di seluruh dunia maka ditetapkan piagam olimpiade (Olympic Charter)
KESIMPULAN
Olimpisme merupakan nilai-nilai universal dalam kehidupan karena;
- Mengajarkan pembinaan pribadi manusia secara terpadu antara fisik, jiwa, pikiran/akal
- Memacu upaya peningkatan kualitas hidup yang lebih baik (citius,altius dan fortius)
- Mendorong sikap dan karakter hidup mulia (kesempurnaan, respek dan persahabatan)
- Dilakukan melalui proses /aktivitas yang luhur yakni ; olahraga, kebudayaan dan pendidikan
Oleh karena itu, Olimpisme sangat perlu disebarluaskan, secara Nasional dari mulai bangku kuliah sampai sekolah maupun di rumah.
Usai pemaparan materi, saya sebagai fasilitator memberikan kuis dan pertanyaan yang harus dijawab peserta secara tertulis. Bentuk pertanyaannya sebagai berikut:
- Jelaskan mengapa Olimpiade begitu bernilai bagi bangsa-bangsa di Yunani saat itu ?
- Sebutkan dan jelaskan (sesuai pandangan pribadi) , nilai-nilai penyelenggaraan olympiade kuno yang merupakan nilai-nilai universal.
- Bangsa Indonesia juga memiliki nilai dan budaya yang luhur, sebutkan dan jelaskan nilai-nilai yang memiliki kemiripan dengan budaya bangsa Yunani tersebut.
Foto perkuliahan bisa dilihat di facebook saya di sini. Resume kegiatan kuliah olimpisme dapat juga dibaca di blog http://atieksulis.blogspot.com/
Kuliah Olimpisme di hari kedua, ditutup dengan acara makan siang bersama. Happy deh!
Materi kuliah secara lengkap silahkan di download di sini. Bila anda belum bergabung di twitter omjay bisa follow me di @wijayalabs.
7 thoughts on “Mengajar Kuliah Olimpisme di FMIPA Kampus B UNJ”