Pesan Ayah dan Ibu: jangan Pernah kau Sisakan Nasi

Setelah bermalam di Cipanas Garut, kami sekeluarga berkunjung ke tempat saudara di Cibiuk Garut. Alhamdulillah perjalanan dari Cipanas menuju Cibiuk lancar. Kami tak melalui jalan kota, tetapi kami melewati jalan desa yang tembus langsung ke Limbangan. Sepanjang perjalanan, banyak sekali kami temui padi yang mulai menguning di sawah dan siap panen. Pemandangan alam yang indah sepanjang jalan kami temukan. Allahu Akbar, betapa indahnya wajah desaku ini.

1376402280522968451
Betapa Indahnya wajah Desaku (Dokumentasi Omjay)

Di Cibiuk, kami diajak makan siang dengan sayur toge, tahu goreng, dan ayam goreng. Tak ketinggalan pula sambal cibiuk dan ketimunnya. Wow, nikmat sekali rasanya. Nasi liwet yang dimasak enak sekali. Anak-anak saya lihat sampai nambah 3 kali. Sayapun juga tak ketinggalan. Sudah 2 piring tak terasa. Sambal Cibiuk menambah selera makan siang kami. Saya sampai menangis karena kepedesan. Alhamdulillah.

Sambil makan itu, tuan rumah mengingatkan jangan sampai menyisakan nasi. Sebab kasihanilah petani yang sudah susah payah menanamnya. Kita wajib bersyukur dan mensyukurinya dengan tidak menyisakan nasi. Artinya, jangan pernah sisakan nasi. Kalau sudah diambil ke dalam piring, maka harus dihabiskan. Tak boleh ada nasi yang terbuang. Sekiranya perut tak muat, jangan mengambil nasi terlalu banyak. Ambil saja sedikit demi sedikit. Itulah yang diajarkan dalam agama islam.

Petuah itu ternyata bukan petuah sembarangan. Saudara kami itu kini sudah berusia 93 tahun karena tak pernah menyisakan nasi dalam hidupnya. Nasi yang beliau ambil ke dalam piring, selalu habis dimakannya. Itulah yang menyebabkannya panjang umur dan sehat selalu. Selain itu, pola makan harus diatur. Jangan makan terlalu banyak, dan setelah makan jangan langsung tidur. Badan harus banyak bergerak agar kalori yang masuk ke dalam tubuh menjadi energi gerak.Kamipun foto bersama setelah makan siang.

IMG02596-20130813-1314

Jangan pernah sisakan nasi membuat saya teringat kembali dengan lagu Nia Daniati yang populer itu.

“Ibu dan bapak dulu berpesan, jangan pernah kau siasakan nasi. Masih beribu banyak tangan meminta”…

Lirik Lagu nia daniaty bukalah hatimu

ibu dan bapa dulu berpesan
jangan pernah kau sisakan nasi
masih seribu tangan meminta
tidak semuanya sama nasi

bukakanlah jendela dan pintu
bila kau lihat terbit matahari
bukakanlah pintu hatimu
bila kau dengar suara yang merintih

aku ingin bertanya aku siapa yang punya
tangan ini meminta tiada yang perduli
aku tak tahu apa ayah dan ibu mendengarnya
akupun merindukan belas kasih darimu

kain yang bekas jangan dibuang
masih banyak yang tak tahan dingin
kalau sebelas kasih dan sayang
kan selusin yang lelah menghampiri

sumber: http://www.liriklagu77.com/n/nia-daniaty_2343/bukalah-hatimu_14983.html

Salam Blogger Persahabatan

Omjay

https://wijayalabs.com

by

Teacher, Trainer, Writer, Motivator, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, Simposium, Workshop PTK dan TIK, Edupreneurship, Pendidikan Karakter Bangsa, Konsultan manajemen pendidikan, serta Praktisi ICT. Sering diundang di berbagai Seminar, Simposium, dan Workshop sebagai Pembicara/Narasumber di tingkat Nasional. Dirinya telah berkeliling hampir penjuru nusantara, karena menulis. Semua perjalanan itu ia selalu tuliskan di http://kompasiana.com/wijayalabs. Omjay bersedia membantu para guru dalam Karya Tulis Ilmiah (KTI) online, dan beberapa Karya Tulis Ilmiah Omjay selalu masuk final di tingkat Nasional, dan berbagai prestasi telah diraihnya. Untuk melihat foto kegiatannya dapat dilihat dan dibaca di blog http://wijayalabs.wordpress.com Hubungi via SMS : 0815 915 5515/081285134145 atau kirimkan email ke wijayalabs@gmail.com atau klik hubungi omjay yg disediakan dalam blog ini, bila anda membutuhkan omjay sebagai pembicara atau Narasumber.

One thought on “Pesan Ayah dan Ibu: jangan Pernah kau Sisakan Nasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.