Jokowi Dipuji, PKS Dimaki

Jokowi-1

Jokowi sedang dipuja-puji, dan PKS sedang dicaci-maki di sini. Hal itulah yang saya ketahui setelah berinteraksi di rumah sehat ini. Lucu juga yah! Jadi ingat sewaktu pak JK dipuja-puji di sini, dan ibu Megawati dicaci-maki. Namun dalam pemilihan presiden, ternyata ibu Megawati lebih populer daripada pak JK.

Itulah dinamika politik. Kita tidak pernah tahu pasti apa yang terjadi. Sama halnya ketika Jokowi mencalonkan diri menjadi gubernur DKI. Banyak orang yang ragu bahkan meragukan kemampuannya. Kampanye hitampun dibuat. Seolah-olah Jokowi tak memiliki kehebatan apapun. Jokowi dianggap orang yang harus dihambat karirnya agar tak maju menjadi orang nomor satu di DKI Jakarta.

Tapi politik terus berubah. Jokowi ternyata disukai media. Bukan karena Jokowi memiliki tim media yang tangguh, tetapi ini dikarenakan kepribadian Jokowi yang sangat sederhana. Banyak orang menulis tentangnya tanpa dibayar. Saya pun termasuk blogger yang menuliskan tentang Jokowi dan tanpa bayaran satu senpun.

PKS sedang dicaci-maki saat ini. Bisa jadi kondisi itu akan berubah seiring dengan dinamika politik di tanah air. Teruslah berbuat kebaikan dan teruslah mengkampenyakan diri sebagai partai yang solid. Bila nanti di pengadilan ada kader atau mantan ketua PKS LHI tak bersalah, bisa jadi caci-maki itu menjadi pujian. PKS akan menjadi partai harapan. Partai yang diharapkan bangsa Indonesia dengan kejujurannya. Media pun lambat laun akan berpihak kepada partai ini.

Kita tentu tahu duit 4 milyar di dalam kardus yang menghebohkan. Duit itu diberikan kepada Nazarudin (mantan anggota DPR komisi III) atas perintah tersangka korupsi Djoko Susilo. Publik tentu marah besar ketika tahu bahwa masih ada korupsi di negeri ini, dan melibatkan partai besar di dalamnya. Kita ingin hukum ditegakkan seadil-adilnya. Koruptor harus dimiskinkan. Bukan semakin nyaman di penjara sana.

Namun, publik tiba-tiba diam ketika media tak mempersoalkannya. Publik justru malah bereaksi keras dengan PKS yang belum tentu bersalah. Inilah Indonesia, keadilan terkadang belum menyentuh semua kalangan. Apa yang dituliskan Yudhi Latif di koran kompas, 28 Mei 2013 tentang keadilan untuk PKS nampaknya hanya menjadi angin lalu buat KPK. Semoga ini menjadi pembelajaran berharga buat bangsa ini.

Jokowi dipuji, PKS dimaki. Itulah yang terjadi saat ini. Kita lihat saja apa yang sesungguhnya terjadi. Partai besar dengan jumawa asyik bersantai ria. Kader-kadernya yang terduga korupsi masih menghirup udara segar dengan fasilitas mewahnya. Inilah wajah Indonesia. Bahkan Susno Duaji yang sudah divonis bersalah oleh pengadilan dan mendekam dalam penjara, masih bisa menikmati nasi padang, dan sate madura yang lezat. Beliau masih bisa tertawa lepas dan tak merasa bersalah. Luar biasa! Masih ada hukum rimba di negeri ajaib ini. Tapi lihatlah apa yang terjadi, ketika ada orang yang maling ayam. Boro-boro bisa makan sate ayam, wajah hitam lebampun menjadi potretnya di koran-koran.

Salam blogger persahabatan

Omjay

https://wijayalabs.com

by

Teacher, Trainer, Writer, Motivator, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, Simposium, Workshop PTK dan TIK, Edupreneurship, Pendidikan Karakter Bangsa, Konsultan manajemen pendidikan, serta Praktisi ICT. Sering diundang di berbagai Seminar, Simposium, dan Workshop sebagai Pembicara/Narasumber di tingkat Nasional. Dirinya telah berkeliling hampir penjuru nusantara, karena menulis. Semua perjalanan itu ia selalu tuliskan di http://kompasiana.com/wijayalabs. Omjay bersedia membantu para guru dalam Karya Tulis Ilmiah (KTI) online, dan beberapa Karya Tulis Ilmiah Omjay selalu masuk final di tingkat Nasional, dan berbagai prestasi telah diraihnya. Untuk melihat foto kegiatannya dapat dilihat dan dibaca di blog http://wijayalabs.wordpress.com Hubungi via SMS : 0815 915 5515/081285134145 atau kirimkan email ke wijayalabs@gmail.com atau klik hubungi omjay yg disediakan dalam blog ini, bila anda membutuhkan omjay sebagai pembicara atau Narasumber.

6 thoughts on “Jokowi Dipuji, PKS Dimaki

  1. Politik merusak bangsa.Semestinya PKS tidak menjadi partai politik namun menjadi organisasi masyarakat saja sehingga bisa menentukan sikap sendiri.Jika menjadi partai politik kadangkala harus berkoalisi dengan partai politik lain yang tidak sama visi dan misinya,suatu saat menjadi bumerang yang menghancurkan.Di seluruh Indonesia PKS selalu siap membantu rakyat dengan pengobatan gratis,les gratis untuk murid SD-SMA,pelatihan wirausaha gratis,dll.

    • Khalid

      Kan organisasi masyarakat udah banyak, contoh Muhammadiyah, NU, dll jd PKS mengambil peran yg lain..

      teori mana yg mengatakan politik merusak bangsa?? Yg pastinya klo ga ada politik ga bakal ada negara.

      PKS menang atau kalah insya Allah akan terus melayani masyarakat..

      • Teori politik merusak bangsa adalah teori koalisi Pak.Partai yang berkoalisi seakan kehilangan jati diri,tidak boleh bersikap kritis dan tidak boleh berbeda sikap dari partai induknya. Jika bersikap kritis dimusuhi partai lainnya.Lihat saja PKS yang tidak menyetujui kurikulum 2013 dan tidak menyetujui kenaikan BBM karena kebijakan itu tidak menguntungkan bagi rakyat,PKS dicaci maki oleh Demokrat. Lihat,simak, cermati,dan baca ocehan Ruhut Sitompul dari Demokrat yang sungguh memerahkan telinga dan menyakiti hati.
        Di seluruh Indonesia saya menilai PKS sangat konsisten memajukan rakyat dengan berbagai gerakan kemasyarakatan.Di seluruh Indonesia PKS selalu siap membantu rakyat dengan pengobatan gratis,les gratis untuk murid SD-SMA,pelatihan wirausaha gratis, pasukan siaga bencana dll. Itu dilakukan PKS secara kontinyu/rutin.Nah,mana ada partai yang sangat memperhatikan rakyat seperti ini?Sampai sekarang hanya PKS yang bisa.Salut untuk PKS.

  2. M. Shodiq

    Pak Wijaya ….tulisan anda begitu indah dan enak dibaca ini menandakan bahwa anda adalah orang yg suka menulis, I like it

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.