Saatnya Ramai-ramai Menggugat Ujian Nasional

siswa

Sudah saatnya kita ramai-ramai menggugat ujian nasional demi kemajuan bangsa yang lebih baik. UN bukanlah alat yang tepat untuk evaluasi di negeri ini, dan kembalikan saja alat evaluasi itu kepada guru di sekolah. Guru harus dipercaya untuk membuat sendiri alat evaluasinya, dan pemerintah berkewajiban melatih guru untuk membuat alat evaluasi yang baik. Itu yang seharusnya dilakukan. Saatnya, uang negara tepat sasaran, dan bukan menjadi proyek pejabat kemdikbud.

Tentu untuk bisa seperti itu diperlukan kebesaran hati para pejabat kemdikbud menerima kritik dan masukan yang baik dari masyarakat. Tujuan yang baik akan menjadi tidak baik manakala pendekatan yang dilakukan adalah pemaksaan. Pemerintah seharusnya belajar banyak dari kejadian-kejadian yang terjadi di lapangan. Ujian nasional ternyata banyak mengundang masalah. Buku Hitam Ujian Nasional menjadi salah satu buktinya. Sampai saat ini belum ada buku putih Ujian Nasional yang dibuat oleh pakar pendidikan yang mengatakan bahwa ujan nasional itu bagus. Anda bisa bertanya kepada Prof Iwan Pranoto, Guru Besar Matematika ITB.

Dengan semakin banyaknya masalah, semestinya membuat pemerintah sadar bahwa ujian nasional yang dilakukan pemerintah tak berdampak baik buat peserta didik. Mereka menjadi korban kebijakan politik dari kemdikbud dan pada akhirnya mereka akan berteriak lantang untuk menolak ujian nasional. Bila ini terjadi, maka pemerintah akan tak bisa berbuat apa-apa.

Ketika Gubernur DKI Jakarta, Jokowi mengatakan kepada siswa SMA di Jakarta bahwa dia tak setuju dengan adanya  Ujian Nasional, Semua siswa berteriak “SETUJU” agar ujian nasional tidak ada. Kitapun yakin, kalau semua siswa ditanyakan seperti itu, pasti mereka akan mengatakan tak setuju adanya ujian nasional. Sayang, sedikit sekali pejabat seperti Jokowi yang mengerti dan memahami bahwa pemerintah telah salah dalam melaksanakan kebijakan ujian nasional. Tahun ini adalah pelaksanaan ujian nasional yang terburuk sepanjang sejarah pelaksanaan ujian nasional. Pemerintah harus kesatria mengakuinya.

Saatnya kita ramai-ramai menggugat ujian nasional. Jangan korbankan anak bangsa demi nafsu pejabat yang tidak memahami dunia pendidikan secara mendalam. Kami para guru lebih tahu apa yang sesungguhnya terjadi. Ketika pemerintah sudah tak percaya lagi kepada guru, lalu kepada siapa pemerintah mau percaya?

Salam Blogger Persahabatan

Omjay

https://wijayalabs.com

by

Teacher, Trainer, Writer, Motivator, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, Simposium, Workshop PTK dan TIK, Edupreneurship, Pendidikan Karakter Bangsa, Konsultan manajemen pendidikan, serta Praktisi ICT. Sering diundang di berbagai Seminar, Simposium, dan Workshop sebagai Pembicara/Narasumber di tingkat Nasional. Dirinya telah berkeliling hampir penjuru nusantara, karena menulis. Semua perjalanan itu ia selalu tuliskan di http://kompasiana.com/wijayalabs. Omjay bersedia membantu para guru dalam Karya Tulis Ilmiah (KTI) online, dan beberapa Karya Tulis Ilmiah Omjay selalu masuk final di tingkat Nasional, dan berbagai prestasi telah diraihnya. Untuk melihat foto kegiatannya dapat dilihat dan dibaca di blog http://wijayalabs.wordpress.com Hubungi via SMS : 0815 915 5515/081285134145 atau kirimkan email ke wijayalabs@gmail.com atau klik hubungi omjay yg disediakan dalam blog ini, bila anda membutuhkan omjay sebagai pembicara atau Narasumber.

4 thoughts on “Saatnya Ramai-ramai Menggugat Ujian Nasional

  1. Setuju!

    Dan ini akan kami mulai dengan mempostingnya melalui blog sekolah kami. Untuk selanjutnya perlu digulirkan pak, dalam seminar, dan komunitas, dan media massa.

    Ayo galang guru gugat UNAS!

    • Maaf saya kurang setuju dengan pendapat di atas.Jangan mudah membubarkan sesuatu yang tidak sesuai harapan,cari dulu akar masalahnya dan perbaiki.Menurut saya UN ataupun UNAS sangat penting sebagai tolok ukur keberhasilan metode pengajaran, bagus atau tidaknya kurikulum,dan pemetaan sekolah.Namanya proses belajar mengajar harus diuji keberhasilannya secara nasional.Kalau tidak ada ujian berarti tidak ada target. Kalau tidak ada target,buat apa sekolah?Yang harus diberantas bukan UN ataupun UNAS nya tetapi ketidakjujuran di dalamnya. Ketidakjujuran,itulah akar masalahnya. Ketidakjujuran para pejabat makan uang anggaran, ketidakjujuran para pengawas UN/UNAS yang tidak profesional/pura-pura tidak tahu, kecurangan guru/sekolah dalam mark up nilai,kecurangan siswa yang menyontek. Ketidakjujuran harus kita berantas dengan tindakan tegas, perangkat hukum yang jelas,dan aparat yang disiplin.
      Kalau ingin menjadi bangsa yang besar,hargai dan upayakanlah kejujuran.

  2. Maaf saya kurang setuju dengan pendapat di atas.Jangan mudah membubarkan sesuatu yang tidak sesuai harapan,cari dulu akar masalahnya dan perbaiki.Menurut saya UN ataupun UNAS sangat penting sebagai tolok ukur keberhasilan metode pengajaran, bagus atau tidaknya kurikulum,dan pemetaan sekolah.Namanya proses belajar mengajar harus diuji keberhasilannya secara nasional.Kalau tidak ada ujian berarti tidak ada target. Kalau tidak ada target,buat apa sekolah?Yang harus diberantas bukan UN ataupun UNAS nya tetapi ketidakjujuran di dalamnya. Ketidakjujuran,itulah akar masalahnya. Ketidakjujuran para pejabat makan uang anggaran, ketidakjujuran para pengawas UN/UNAS yang tidak profesional/pura-pura tidak tahu, kecurangan guru/sekolah dalam mark up nilai,kecurangan siswa yang menyontek. Ketidakjujuran harus kita berantas dengan tindakan tegas, perangkat hukum yang jelas,dan aparat yang disiplin.
    Kalau ingin menjadi bangsa yang besar,hargai dan upayakanlah kejujuran.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.