Kemendikbud ternyata tidak siap menerima kritik dan menganggap guru harus siap menerima kurikulum 2013 yang masih harus disempurnakan. Saran menunda atau ada yang bahkan menolak kurikulum ini sudah tidak dianggap lagi. Jadi jelas terlihat bahwa guru bukan pemain inti, dan pemerintahlah yang terbukti menjadi pemain inti dengan pendekatan kekuasaan.
Adalah pembohongan publik yang mengatakan para guru sudah siap dengan kurikulum baru. Kenyataan di lapangan guru belum siap dan belum tahu bentuk kurikulum 2013. Jadi alangkah baiknya pemerintah menunda lebih dulu kurikulum 2013 agar peserta didik tak menjadi korbannya.
Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang disosialisasikan dengan pendekatan kekuasaan dan bukan akademik. Keprofesionalan guru diabaikan. Tolak kurikulum yang belum dikaji secara ilmiah, lalu ucapkan bismillah untuk menolak kurikulum 2013 atau menundanya sampai siap pakai dan disempurnakan. Awasi uang rakyat 2,49 trilyun dari koruptor intelektual dan berpendidikan tinggi.
Anggota DPR RI Komisi X Bidang pendidikan mengatakan bahwa mereka belum menyetujui anggaran kurikulum yang diminta kemendikbud. Padahal di media pak Mendikbud, M. Nuh bilang DPR sudah setuju. Bukankah ini kebohongan publik namanya?
Hal yang terasa dipaksakan adalah ketika Mendikbud mengatakan dari sisi konsep dan materi kurikulum 2013 sangat bagus dibandingkan kurikulum sebelumnya. Benarkah? Wong yang bilang bagus yang bikin kok!, hehehe.
Nusa Putra menuliskan dalam artikelnya. Kurikulum boleh berganti, bahkan setiap hari. Tetapi gurulah yang akan menentukan apakah ia mau menggunakan kurikulum itu atau mengembangkan programnya sendiri. Paling tidak selama ini secara empiris mazhab guru bisa membuktikan keyakinannya bahwa guru yang menentukan.
Coba Perhatikan sudah berapa kali kurikulum berubah, dan cermati apa yang terjadi dalam proses pembelajaran di kelas. Ternyata kebanyakan guru keadaannya mirip sebuah syair lagu pop Indonesia Dian Pisesa yaitu aku masih seperti yang dulu………
Oleh karena itu para penganut mazhab guru percaya, bila hendak meningkatkan mutu pendidikan mulailah dari meningkatkan mutu guru, kutukulum eh kurikulum menyusul. Bukan sebaliknya, perbaiki kurikulum dulu baru urusi guru. Mereka yakin usaha dengan model seperti ini insya Allah akan gagal. Lihat saja fakta empiris pendidikan kita, sudah berapa kali kita mengganti kurikulum, apakah pendidikan kita meningkat mutunya?
Lalu apa pendapat facebooker tentang hal ini?
-
Dian Kelana Kalau dibatalkan menterinya nggak jadi punya tabungan pensiunan OmJay
-
Wijaya Kusumah Bang dian bisa aja hehehe
-
Salmi Supriatin · 5 mutual friendsah itumah udah biasa mana pernah pendapat, saran apalagi kritikan guru diterima di negeri ini
-
Mulyadi Tenjo lagian yg berani “openi” thdp kurikulum baru ini kebanyakan cuma guru non pns pa, pdhl yg kebingungan kan justru guru pns…dan kita juga tentunya.
-
Bunda Amy Dheadwiva ya…begitulah setiap kebijakan sering tidak mendengarkan pendapat rakyat, padahal dalam kurikulum 2013 pelaksana inti ya guru..
-
Iha Ikha Itulah indonesia om salah satu budaya pejabatnya ga bisa terima kritikan dan masukan dari mana2 apalagi yg berkaitan dengan akan terhambatnya uang yg akan mereka terima nantinya, bahkan wakil rakyat kita yg terhormat aja, kalau udah liat uang yg tadinya mungkin akan mempertimbangkan suara hati rakyatnya atau guru2 yg bersuara tentng kurikulum 2013 ini bisa balik mennyerang guru atau rakyatnya dan setuju dengan apa yg di pesan oleh penguasa…
-
Rizal EnsyaMada Ndak juga. .
Kita lihat KBK yang digantikan dengan KTSP. Lumayan dana ganti kurikulum bisa renovasi sekolah -
Masdar Padmanagari Benar sekali. Kalau menurut Menteri, tapi kalau menurut guru mungkin ga yang terbaik
-
Astutiana Sugiastuti Buktikan…menghitung hari diberlakukannya kur 2013.
-
Setyo Purnomo Antara pedagang dan makelar itu bahasanya kurang lebih sama-lah … hahaha…
-
Sutarsa Asa · Friends with Johan Wahyudi and 1 otherMemang betul lebih baik dari sisi menteri,tp bukan lebih baik dr sisi materi pembelajaran…
-
- Marno Fauzan Kata orang yang terlibat dalam penyusunan di tingkat atas/elite pun belum siap/paham dengan kurikulum baru itu, bagaimana dengaan guru. pembohongan lagi.
-
A Muzi Marpaung ada banyak alasan mengapa kurikulum 2013 layak untuk ditolak. pertama, ia dibuat tidak berdasarkan kajian ilmiah. kajian yang dilakukan oleh PUSKUR selama beberapa tahun sebatas merekomendasikan revisi terhadap KTSP. jadi, perombakan total kurikulum murni kebijakan politik. Kedua, bahan uji publik yang dipublikasikan oleh kantor KEMDIKBUD sebatas file powerpoint yang berisi uraian global, tidak menyertakan KI dan KD. Di sini masalahnya, KD pada kurikulum 2013 ini banyak yang tidak bernalar. hubungan antara KI dan KD tampak dipaksakan sudah banyak yang menyampaikan ini baik melalui media publik resmi maupun tak resmi. Ketiga kurikulum tematik-integratif yang diusung oleh kurikulum 2013 sesungguhnya tidaklah tematik, apalagi integratif. yang terjadi adalah campur-campur saja. peleburan IPA dan IPS ke dalam Bahasa Indonesia dan Matematika dilakukan dengan semangat sekadar tempel. Keempat, kurikulum baru ini mengabaikan keragaman Indonesia yang membentang dari Sabang hingga Merauke. Semua anak di negeri ini akan belajar materi yang sama. Silabusnya sudah dibuatkan oleh pusat untuk semua daerah. Kebijakan ini akan melemahkan posisi Indonesia di masa datang. Jika kita hendak bersaing dengan dunia global, maka salah satunya adalah dengan seksama melihat apa yang kita punya. Masih banyak alasan yang lain.
-
Salmi Supriatin · 5 mutual friendssepertinya malu mengakui kesalahan dan kekurangan serta kelemahan itu merupakan gengsi apalagi untuk meminta maaf, tidak kaliye. itu tanda suatu kesombongan yang luar biasa parah deh
Salam Blogger Persahabatan
Omjay
4 thoughts on “Kemendikbud Ternyata Tidak Siap Dikritik”