Pak Nuh, Mendikbud RI sudah mengatakan bahwa mereka yang menolak kurikulum 2013 adalah bukan pemain inti. Jadi mendikbud menganggap guru bukanlah sebagai pemain inti dalam kurikulum baru. Hanya Muhhammadiyah, NU, dan BPK yang dianggap pemain inti, serta para pengelola sekolah. Beritanya ada di sini.
Tentu pernyataan ini sangat menyepelekan peran guru. Kita tahu bahwa kurikulum tidak akan pernah berjalan dengan baik tanpa peran guru di dalamnya. Jadi semakin terlihat bahwa guru hanya dianggap sebagai pemain cadangan dalam kurikulum. Guru hanya dianggap “kacung” yang harus mengerjakan apa yang diperintahkan penguasa dengan pendekatan kekuasaan.
Oleh karena itu, Yuk ramai-ramai kita tolak kurikulum 2013 dengan menanda tangani petisi dan mosi tidak percaya kepada pemerintah di sini, dan di sana.
Sebelum tanggal 10 April 2013, sudah harus ada gerakan yang kuat untuk menolak atau menunda pemberlakuan kurikulum 2013. Sebab bila kurikulum baru ini dipaksakan akan berdampak buruk kepada dunia pendidikan indonesia. Kondisi guru yang belum siap, dan pelatihan guru yang kurang terlayani dengan baik menjadi sebab kurikulum ini kurang dipahami oleh para guru.
Solusinya adalah tunda dulu selama setahun dan lakukan penelitian secara ilmiah dan dapat dipertanggungjawabkan validitasnya. Penelitian haruslah dilakukan oleh lembaga yang memiliki kredibilitas tinggi.
Pendekatan kekuasaan dan pokoknya harus diterapkan tanpa mendengarkan masukan khalayak ramai akan membuat peserta didik kita menjadi korban. Selamatkan anak didik kita dan percayalah bahwa tujuan yang baik pasti akan berakhir baik ketika yang dilakukan adalah dengan cara-cara yang baik.
Mari kita duduk bersama dan tak ada lagi istilah menang kalah. Sebab hal yang kita ingin lakukan adalah demi kemajuan pendidikan di indonesia.
Wahai para anggota DPR, dengarkan jeritan rakyat dan dengarkanlah suara guru yang tak bisa tegas bersuara karena mereka takut dengan arogansi birokrasi di negeri ini.
Otak dari pendidikan memang kurikulum. Tapi ruh dari pendidikan adalah guru. Mendikbud dengan kurikulum 2013 jelas menginginkan guru hanya sebagai operator dan robot pembelajaran saja.
Harus diakui bahwa kebanyakan guru gagal berkreasi lewat KTSP. Namun, bagaimanapun KTSP telah menyadarkan guru akan hak-haknya dalam menentukan arah pendidikannya sendiri. Tiba-tiba kesadaran itu dirampas oleh kurikulum 2013. Kalau alasannya adalah ketidakmampuan guru dalam merumuskan kurikulum, harusnya guru diberdayakan.
Salam Blogger Persahabatan
Omjay
11 thoughts on “Ketika Guru Tak Dianggap Pemain Inti Dalam Kurikulum”