Materi Menulis dari Pipit Senja di Pelatihan Guru Menulis

Omjay dan Pipit Senja di Taman Ismail Marzuki

Omjay dan Pipit Senja di Taman Ismail Marzuki

Kumpulan Kesalahan (silahkan di download)

Kumpulan Kesalahan Dalam Tulisan Kita

  1. Serangan Kata yang Sama

Biasanya serangan kata yang sama kita gunakan untuk kata ganti atau kata sambung.

Perhatikan contoh paragraph di bawah ini:

  • Serangan kata ganti yang sama

Hari ini aku berencana akan pergi ke kantor pos. Aku melangkahkan kakiku keluar rumah. Awalnya cuaca cerah, tak kusangka di tengah jalan hujan turun dengan derasnya mengguyur tubuhku. Rambutku, kepalaku, dan seluruh tubuhku terguyur air hujan. Baju baruku, tas kesayanganku, jam tangan mahalku, juga sepatu ketsku basah terkena air – 12 kata ‘Aku/ku’-

Bandingkan dengan:

Hari ini aku berencana akan pergi ke kantor pos. Kulangkahkan kaki keluar rumah. Awalnya cuaca cerah, tak kusangka di tengah jalan hujan turun dengan derasnya mengguyur tubuh. Rambut, kepala, dan seluruh tubuh terguyur air hujan. Baju baru, tas kesayangan, jam tangan mahal, juga sepatu kets basah terkena air – 3 kata ‘Aku/ku’-

 

  • Serangan Kata Sambung yang sama

Saya ingin membuat karangan, lalu saya berpikir jenis tulisan seperti apa yang tepat untuk saya. Saya lalu mencari ide. Setelah mendapatkan ide ceritanya, lalu saya kembali berpikir bagaimana karangan saya bisa menjadi tulisan yang enak dibaca. Lalu saya putuskan untuk menciptakan konflik yang menarik, lalu tak lupa menambahkan humor segar. Setelah saya menuliskannya, lalu saya meminta teman-teman membaca lalu memberi kritikan agar tulisan saya berikutnya bisa lebih bagus lagi.

 

Perbaiki sendiri dengan pilihan kata Anda:

Saya ingin membuat karangan, saya berpikir jenis tulisan seperti apa yang tepat untuk

saya. Saya mencari ide. Setelah mendapatkan ide ceritanya, saya kembali berpikir bagaimana karangan saya bisa menjadi tulisan yang enak dibaca. Saya putuskan untuk menciptakan konflik yang menarik tak lupa menambahkan humor segar. Setelah saya menuliskannya, saya meminta teman-teman membaca memberi kritikan agar tulisan saya berikutnya bisa lebih bagus lagi.

  1. Tanda Baca yang Salah atau Berlebihan

Banyak penulis yang berlebihan menggunakan tanda baca atau salah menggunakan tanda baca, sehingga mengurangi kualitas tulisan.

Kesalahan umum yang sering muncul di antaranya:

  • Terlalu banyak titik

Sebaiknya titik tidak lebih dari tiga kalaupun memang perlu, tanda tanya dan tanda seru tak perlu lebih dari satu.

Apa………..? (salah)

Apa…??? (salah)

  • Titik setelah tanda baca lainnya

Setelah tanda tanya atau tanda seru, tidak perlu titik lagi.

  • Pergi, kamu!. (salah)
  • Apa kabar?. (salah)
  • Titik di luar tanda kutipan

Jika ada kalimat dalam tanda kutip, titik berada dalam tanda kutip.

Kakak bilang, “Saya akan pergi sebentar lagi”. (salah)

Kakak bilang, “Saya akan pergi sebentar lagi.” (benar)

  • Ada jeda antara kalimat dan tanda baca

Kamu mau ke mana ? (salah karena ada jeda antara kata terakhir dan tanda tanya)

Kamu mau ke mana? (benar)

  • Dll

 

  1. Opening yang Tidak Menarik

Pada suatu hari, di sebuah desa….

 

Bandingkan dengan:

 

Praaang…! Suara piring pecah itu memecah keheningan pagi desa kami. Seperti biasa, suara barang hancur akan disusul dengan suara tangisan mengiba dari anak itu dan suara bentakan bahkan pukulan dari si Ayah.

 

  1. Miskin Kosakata

Perbanyak kosa kata untuk menghindari kebosanan.

 

  • Contoh:

Awalnya dia tak sengaja melihatku saat kami berpasasan di stasiun. Dalam kereta, dia terus melihatku. Meski malu, aku juga ikut melihatnya. Dan kami saling melihat.

 

Bandingkan dengan:

Awalnya dia tak sengaja melihatku saat kami berpasasan di stasiun. Dalam kereta, dia terus memperhatikanku. Meski malu, aku juga ikut meliriknya. Dan kami saling memandang.

 

  • Contoh:

“Apa kabar?” kata Tasya.

“Baik,” kata Wati.

“Hei, Semua!” kata Cindy yang baru datang.

 

Bandingkan dengan:

“Apa kabar?” tanya Tasya.

“Baik,” jawab Wati.

“Hei, Semua!” sapa Cindy yang baru datang.

 

  1. Kalimat Terlalu Panjang

Kalimat yang terlalu panjang bisa di pisah menjadi beberapa kalimat agar tidak membingungkan pembaca.

 

Contoh:

Hari yang melelahkan saat aku harus berlari menuju sekolah karena motor yang biasa kukendarai mogok di tengah jalan akibat aku jarang memanaskan mesinnya sebelum dipakai setiap hari, belum lagi aku sering membawa motor itu menyebrangi sungai kecil di belakang rumah sambil berkecipakan air bersama teman-teman.

 

Bandingkan dengan:

Hari yang melelahkan saat aku harus berlari menuju sekolah. Motor yang biasa kukendarai mogok di tengah jalan, akibat aku jarang memanaskan mesinnya sebelum dipakai setiap hari. Belum lagi, aku sering membawa motor itu menyebrangi sungai kecil di belakang rumah. Di sungai dangkal itu biasanya aku menuntun motor sambil berkecipakan air bersama teman-teman.

 

Kumpulan Kesalahan Dalam Tulisan Kita

  1. Serangan Kata yang Sama

Biasanya serangan kata yang sama kita gunakan untuk kata ganti atau kata sambung.

Perhatikan contoh paragraph di bawah ini:

  • Serangan kata ganti yang sama

Hari ini aku berencana akan pergi ke kantor pos. Aku melangkahkan kakiku keluar rumah. Awalnya cuaca cerah, tak kusangka di tengah jalan hujan turun dengan derasnya mengguyur tubuhku. Rambutku, kepalaku, dan seluruh tubuhku terguyur air hujan. Baju baruku, tas kesayanganku, jam tangan mahalku, juga sepatu ketsku basah terkena air – 12 kata ‘Aku/ku’-

 

Bandingkan dengan:

Hari ini aku berencana akan pergi ke kantor pos. Kulangkahkan kaki keluar rumah. Awalnya cuaca cerah, tak kusangka di tengah jalan hujan turun dengan derasnya mengguyur tubuh. Rambut, kepala, dan seluruh tubuh terguyur air hujan. Baju baru, tas kesayangan, jam tangan mahal, juga sepatu kets basah terkena air – 3 kata ‘Aku/ku’-

 

  • Serangan Kata sambung yang sama

Saya ingin membuat karangan, lalu saya berpikir jenis tulisan seperti aa yang tepat untuk saya. Saya Lalu mencari ide. Setelah mendapatkan ide ceritanya, lalu saya kembali berpikir bagaimana karangan saya bisa menjadi tulisan yang enak dibaca. Lalu saya putuskan untuk menciptakan konflik yang menarik lalu tak lupa menambahkan humor segar. Setelah saya menuliskannya, lalu saya meminta teman-teman membaca lalu memberi kritikan agar tulisan saya berikutnya bisa lebih bagus lagi.

 

Perbaiki sendiri dengan kata anda sendiri:

Saya ingin membuat karangan, saya berpikir jenis tulisan seperti aa yang tepat untuk

saya. Saya mencari ide. Setelah mendapatkan ide ceritanya, saya kembali berpikir bagaimana karangan saya bisa menjadi tulisan yang enak dibaca. saya putuskan untuk menciptakan konflik yang menarik tak lupa menambahkan humor segar. Setelah saya menuliskannya, saya meminta teman-teman membaca memberi kritikan agar tulisan saya berikutnya bisa lebih bagus lagi.

  1. Tanda Baca yang Salah atau Berlebihan

Banyak penulis yang berlebihan menggunakan tanda baca atau salah menggunakan tanda baca, sehingga mengurangi kualitas tulisan.

Kesalahan umum yang sering muncul di antaranya:

  • Terlalu banyak titik

Sebaiknya titik tidak lebih dari tiga kalaupun memang perlu, tanda tanya dan tanda seru tak perlu lebih dari satu.

Apa………..? (salah)

Apa…??? (salah)

  • Titik setelah tanda baca lainnya

Setelah tanda tanya atau tanda seru, tidak perlu titik lagi.

  • Pergi, kamu!. (salah)
  • Apa kabar?. (salah)
  • Titik di luar tanda kutipan

Jika ada kalimat dalam tanda kutip, titik berada dalam tanda kutip.

Kakak bilang, “Saya akan pergi sebentar lagi”. (salah)

Kakak bilang, “Saya akan pergi sebentar lagi.” (benar)

  • Ada jeda antara kalimat dan tanda baca

Kamu mau ke mana ? (salah karena ada jeda antara kata terakhir dan tanda tanya)

Kamu mau ke mana? (benar)

  • Dll

 

  1. Opening yang Tidak Menarik

Pada suatu hari, di sebuah desa….

 

Bandingkan dengan:

 

Praaang…! Suara piring pecah itu memecah keheningan pagi desa kami. Seperti biasa, suara barang hancur akan disusul dengan suara tangisan mengiba dari anak itu dan suara bentakan bahkan pukulan dari si Ayah.

 

  1. Miskin Kosakata

Perbanyak kosa kata untuk menghindari kebosanan.

 

  • Contoh:

Awalnya dia tak sengaja melihatku saat kami berpasasan di stasiun. Dalam kereta, dia terus melihatku. Meski malu, aku juga ikut melihatnya. Dan kami saling melihat.

 

Bandingkan dengan:

Awalnya dia tak sengaja melihatku saat kami berpasasan di stasiun. Dalam kereta, dia terus memperhatikanku. Meski malu, aku juga ikut meliriknya. Dan kami saling memandang.

 

  • Contoh:

“Apa kabar?” kata Tasya.

“Baik,” kata Wati.

“Hei, Semua!” kata Cindy yang baru datang.

 

Bandingkan dengan:

“Apa kabar?” tanya Tasya.

“Baik,” jawab Wati.

“Hei, Semua!” sapa Cindy yang baru datang.

 

  1. Kalimat Terlalu Panjang

Kalimat yang terlalu panjang bisa di pisah menjadi beberapa kalimat agar tidak membingungkan pembaca.

 

Contoh:

Hari yang melelahkan saat aku harus berlari menuju sekolah karena motor yang biasa kukendarai mogok di tengah jalan akibat aku jarang memanaskan mesinnya sebelum dipakai setiap hari, belum lagi aku sering membawa motor itu menyebrangi sungai kecil di belakang rumah sambil berkecipakan air bersama teman-teman.

 

Bandingkan dengan:

Hari yang melelahkan saat aku harus berlari menuju sekolah. Motor yang biasa kukendarai mogok di tengah jalan, akibat aku jarang memanaskan mesinnya sebelum dipakai setiap hari. Belum lagi, aku sering membawa motor itu menyebrangi sungai kecil di belakang rumah. Di sungai dangkal itu biasanya aku menuntun motor sambil berkecipakan air bersama teman-teman.

 

 

Kumpulan Kesalahan Dalam Tulisan Kita

  1. Serangan Kata yang Sama

Biasanya serangan kata yang sama kita gunakan untuk kata ganti atau kata sambung.

Perhatikan contoh paragraph di bawah ini:

  • Serangan kata ganti yang sama

Hari ini aku berencana akan pergi ke kantor pos. Aku melangkahkan kakiku keluar rumah. Awalnya cuaca cerah, tak kusangka di tengah jalan hujan turun dengan derasnya mengguyur tubuhku. Rambutku, kepalaku, dan seluruh tubuhku terguyur air hujan. Baju baruku, tas kesayanganku, jam tangan mahalku, juga sepatu ketsku basah terkena air – 12 kata ‘Aku/ku’-

 

Bandingkan dengan:

Hari ini aku berencana akan pergi ke kantor pos. Kulangkahkan kaki keluar rumah. Awalnya cuaca cerah, tak kusangka di tengah jalan hujan turun dengan derasnya mengguyur tubuh. Rambut, kepala, dan seluruh tubuh terguyur air hujan. Baju baru, tas kesayangan, jam tangan mahal, juga sepatu kets basah terkena air – 3 kata ‘Aku/ku’-

 

  • Serangan Kata sambung yang sama

Saya ingin membuat karangan, lalu saya berpikir jenis tulisan seperti aa yang tepat untuk saya. Saya Lalu mencari ide. Setelah mendapatkan ide ceritanya, lalu saya kembali berpikir bagaimana karangan saya bisa menjadi tulisan yang enak dibaca. Lalu saya putuskan untuk menciptakan konflik yang menarik lalu tak lupa menambahkan humor segar. Setelah saya menuliskannya, lalu saya meminta teman-teman membaca lalu memberi kritikan agar tulisan saya berikutnya bisa lebih bagus lagi.

 

Perbaiki sendiri dengan kata anda sendiri:

Saya ingin membuat karangan, saya berpikir jenis tulisan seperti aa yang tepat untuk

saya. Saya mencari ide. Setelah mendapatkan ide ceritanya, saya kembali berpikir bagaimana karangan saya bisa menjadi tulisan yang enak dibaca. saya putuskan untuk menciptakan konflik yang menarik tak lupa menambahkan humor segar. Setelah saya menuliskannya, saya meminta teman-teman membaca memberi kritikan agar tulisan saya berikutnya bisa lebih bagus lagi.

  1. Tanda Baca yang Salah atau Berlebihan

Banyak penulis yang berlebihan menggunakan tanda baca atau salah menggunakan tanda baca, sehingga mengurangi kualitas tulisan.

Kesalahan umum yang sering muncul di antaranya:

  • Terlalu banyak titik

Sebaiknya titik tidak lebih dari tiga kalaupun memang perlu, tanda tanya dan tanda seru tak perlu lebih dari satu.

Apa………..? (salah)

Apa…??? (salah)

  • Titik setelah tanda baca lainnya

Setelah tanda tanya atau tanda seru, tidak perlu titik lagi.

  • Pergi, kamu!. (salah)
  • Apa kabar?. (salah)
  • Titik di luar tanda kutipan

Jika ada kalimat dalam tanda kutip, titik berada dalam tanda kutip.

Kakak bilang, “Saya akan pergi sebentar lagi”. (salah)

Kakak bilang, “Saya akan pergi sebentar lagi.” (benar)

  • Ada jeda antara kalimat dan tanda baca

Kamu mau ke mana ? (salah karena ada jeda antara kata terakhir dan tanda tanya)

Kamu mau ke mana? (benar)

  • Dll

 

  1. Opening yang Tidak Menarik

Pada suatu hari, di sebuah desa….

 

Bandingkan dengan:

 

Praaang…! Suara piring pecah itu memecah keheningan pagi desa kami. Seperti biasa, suara barang hancur akan disusul dengan suara tangisan mengiba dari anak itu dan suara bentakan bahkan pukulan dari si Ayah.

 

  1. Miskin Kosakata

Perbanyak kosa kata untuk menghindari kebosanan.

 

  • Contoh:

Awalnya dia tak sengaja melihatku saat kami berpasasan di stasiun. Dalam kereta, dia terus melihatku. Meski malu, aku juga ikut melihatnya. Dan kami saling melihat.

 

Bandingkan dengan:

Awalnya dia tak sengaja melihatku saat kami berpasasan di stasiun. Dalam kereta, dia terus memperhatikanku. Meski malu, aku juga ikut meliriknya. Dan kami saling memandang.

 

  • Contoh:

“Apa kabar?” kata Tasya.

“Baik,” kata Wati.

“Hei, Semua!” kata Cindy yang baru datang.

 

Bandingkan dengan:

“Apa kabar?” tanya Tasya.

“Baik,” jawab Wati.

“Hei, Semua!” sapa Cindy yang baru datang.

 

  1. Kalimat Terlalu Panjang

Kalimat yang terlalu panjang bisa di pisah menjadi beberapa kalimat agar tidak membingungkan pembaca.

 

Contoh:

Hari yang melelahkan saat aku harus berlari menuju sekolah karena motor yang biasa kukendarai mogok di tengah jalan akibat aku jarang memanaskan mesinnya sebelum dipakai setiap hari, belum lagi aku sering membawa motor itu menyebrangi sungai kecil di belakang rumah sambil berkecipakan air bersama teman-teman.

 

Bandingkan dengan:

Hari yang melelahkan saat aku harus berlari menuju sekolah. Motor yang biasa kukendarai mogok di tengah jalan, akibat aku jarang memanaskan mesinnya sebelum dipakai setiap hari. Belum lagi aku sering membawa motor itu menyeberangi sungai kecil di belakang rumah. Di sungai dangkal itu biasanya aku menuntun motor sambil berkecipakan air bersama teman-teman. (Surabaya, Evatya Luna)

 

by

Teacher, Trainer, Writer, Motivator, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, Simposium, Workshop PTK dan TIK, Edupreneurship, Pendidikan Karakter Bangsa, Konsultan manajemen pendidikan, serta Praktisi ICT. Sering diundang di berbagai Seminar, Simposium, dan Workshop sebagai Pembicara/Narasumber di tingkat Nasional. Dirinya telah berkeliling hampir penjuru nusantara, karena menulis. Semua perjalanan itu ia selalu tuliskan di http://kompasiana.com/wijayalabs. Omjay bersedia membantu para guru dalam Karya Tulis Ilmiah (KTI) online, dan beberapa Karya Tulis Ilmiah Omjay selalu masuk final di tingkat Nasional, dan berbagai prestasi telah diraihnya. Untuk melihat foto kegiatannya dapat dilihat dan dibaca di blog http://wijayalabs.wordpress.com Hubungi via SMS : 0815 915 5515/081285134145 atau kirimkan email ke wijayalabs@gmail.com atau klik hubungi omjay yg disediakan dalam blog ini, bila anda membutuhkan omjay sebagai pembicara atau Narasumber.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.