Seringkali banyak orang tua terlupa. Pendidikan untuk putra-putri kita bukan hanya didapat dari sekolah. Mereka juga harus mendapatkannya dalam kelurga dan lingkungan sekitarnya. Itu artinya, ada 3 pendidikan yang akan mereka lalui, yaitu pendidikan di sekolah, pendidikan di rumah, dan pendidikan dalam lingkungan masyarakat.
Porsi atau prosentase untuk pendidikan dalam keluarga seharusnya lebih banyak dari pendidikan di sekolah atau masyarakat. Namun sayangnya, banyak orang tua yang terlalu menggantungkan pendidikan putra-putrinya hanya melalui pendidikan sekolah saja. Padahal seharusnya tidaklah demikian. Pendidikan dalam keluarga harus lebih besar porsinya dari pendidikan lainnya. Hal itulah yang saya rasakan sendiri sebagai orang tua.
Baru saja saya disadarkan dengan kejadian yang saya alami sendiri. Ketika usai sholat berjamaah di rumah, saya mengecek bacaan Al-Quran anak-anak saya. Sungguh saya kecewa dibuatnya. Kedua putri saya (Intan (14 tahun), dan Berlian (9 tahun)) tak satupun yang lancar membaca Al-Quran. Sebagai orang tua saya telah lalai dalam mengajarkan Al-Quran sebagai kalam Ilahi. Saya pun tak mengecek lagi apakah mereka rajin mengaji atau tidak saking sibuknya. Setelah saya berdialog dengan mereka, saya menjadi tersadarkan bahwa saya terlalu sibuk mengajari anak orang lain, dan sementara anak sendiri kurang terperhatikan.
Anak bungsu saya Berlian mengatakan, “Ayah terlalu sibuk sih ngurusin anak orang, eh anak sendiri terlupakan deh!” Muka saya langsung memerah dan tersadarkan dengan ucapan anak saya itu.
Subhanallah, Allahu Akbar! Sudah lama sekali kami tak membaca Al-Quran secara bersama-sama. Biasanya setelah sholat berjamaah atau minimal seminggu sekali kami berkumpul untuk mengaji. Saya tak menyalahkan istri, justu saya lebih menyalahkan diri sendiri. Pekerjaan di rumah mengurusi anak-anak juga bukan pekerjaan yang bisa dianggap enteng. Solusinya adalah kita sebagai suami istri harus saling melengkapi dalam mendidik putra-putri sendiri. Pendidikan dalam keluarga harus dicontohkan oleh ayah dan ibunya.
Semestinya, para orang tua harus menyadari bahwa pendidikan dalam keluarga itu amatlah penting. Saya menjadi teringat dengan diri saya sendiri ketika dibesarkan dengan ayah dan ibu. Mereka mendidik kami dengan penuh keteladanan, dan tak lupa mengecek bacaan Al-Quran anak-anaknya. Dari keenam anaknya, tak satupun yang buta huruf Al-Quran dan semuanya sudah khatam dalam membaca Al-Quran dan memahami isinya. Itulah buah dari didikan ayah dan ibu.
Didikan ayah dan ibu bukan sebatas persoalan di atas saja. Ayah dan ibu juga sangat memperhatikan pendidikan kami di sekolah. Bila ayah atau ibu tak bisa mengajarkannya, biasanya mereka memanggil guru untuk datang ke rumah. namun kalau tak bisa, kami sendiri yang mencari gurunya dan ayah menitipkan amplopnya kepada saya untuk diberikan kepada guru yang mengajari kami. Bagi ayah dan ibu, menuntut ilmu itu penting, dan alhamdulillah semua kami kini sudah berumah tangga dan menyelesaikan sekolahnya. bahkan 2 orang putra-putrinya sudah menyelesaikan jenjang pascasarjana di perguruan tinggi negeri.
Selain mendapatkan pendidikan di rumah dan sekolah, saya juga banyak mendapatkan pendidikan di masyarakat. Waktu itu saya aktif dalam kegiatan karang taruna dan remaja masjid. Banyak ilmu kemasyarakatan saya dapatkan. Tak heran kemudian ketika saya kuliah banyak teman-teman yang memberikan saya amanah untuk memimpin organisasi kemahasiswaan. namun dari semua itu, pendidikan dalam keluargalah yang lebih berperan dalam perjalanan hidup saya.
Wahai orang tua! Jangan lupakan pendidikan dalam keluarga. Jagalah diri dan keluargamu serta lingkunganmu dari siksa api neraka. Itulah pesan dari Allah dalam Kitab Suci kita umat Islam. Al Quranul Karim. Bacalah surat Luqman dan perhatikan bagaimana Luqman membesarkan putra-putrinya dalam pendidikan keluarga.
Salam blogger persahabatan
Omjay
https://wijayalabs.com
3 thoughts on “Wahai Para Orang Tua! Jangan Lupakan Pendidikan Dalam Keluarga”