Sambil menikmati sarapan pagi di railway restoran hotel kuta station saya menuliskan cerita ini. Bahagia rasanya bisa pergi berlibur ke bali bersama keluarga tercinta. Impian saya untuk berlibur bersama keluarga tahun ini terwujud sudah. Meskipun harus melalui kesabaran yang luar biasa. Kesabaran ternyata berbuah kebahagiaan.
Saya tak pernah mengira perjalanan kami sekeluarga dan rombongan sekolah ke Bali menjadi berliku-liku. Kemacetan total di jalan tol menuju bandara Sukarno Hatta membuat kami terpaksa menginap di sekolah di hari pertama, dan di hotel Ibis pada hari kedua.
Wuih sebuah pengalaman yang membutuhkan kesabaran. Hampir saja saya emosi karena tak jelas kapan akan mendapatkan pesawat terbang yang dijanjikan oleh pihak maskapai garuda dan travel yang melayani kami. Padat sekali jadwal penerbangan sehingga hanya sekitar 10 orang saja yang bisa berangkat di hari kedua penantian kami.
Tentu saja sebagian rombongan kami menjadi emosi dan mulai terlihat menahan amarah. Anak-anak terlihat sudah mulai gelisah dan galau. Namun istriku selalu mengingatkan untuk bersabar. Ini adalah bagian dari skenario Allah. Manusia merencanakan Allah menentukan. Walaupun jadwal keberangkatan ke bali sudah fix, bila Allah berkendak lain, maka kita harus bersabar diri menerimanya.
Selama seharian menunggu pesawat garuda Indonesia Airways yang bisa menerbangkan kami, saya isi waktunya dengan membaca, sambil mengupdate status facebook, dan menjawab email. Ada email yang membahagiakan. Panitia education award bank syariah mengabarkan akan segera mentransfer hadiah sebesar 10 juta kepada saya sebagai guru terfavorit 3 dalam hut bsm syariah yg ke-13. Tentu saya bersyukur, di saat menunggu pesawat terbang ada kabar gembira datang.
Ketika matahari mulai terbenam, pihak travel dan manajemen garuda mengabarkan bahwa kami tidak bisa terbang ke Bali. Sebagai konsekwensinya kami diinapkan di hotel Ibis mangga dua. Pihak garuda menjanjikan bahwa baru besok pagi ada pesawat berbadan besar yang bisa membawa rombongan kami. Kecewa dan bahagia bercampur jadi satu. Kamipun berdoa semoga besok dilancarkan segala urusannya.
Pagi sekali semua anggota rombongan sudah siap di bus masing-masing menuju bandara. Kami semua berdoa kembali agar dimudahkan segala urusan pada hari ini. Alhamdulillah, perjalanan menuju bandara SUTA sangat lancar sekali. Sekitar pukul 07.00 wib kami sudah berada di bandara suta kembali.
Rupanya, kesabaran kami masih diuji kembali. Pesawat yang akan kami tumpangi baru bisa berangkat siang hari sekitar pukul 11.30 wib. Itu artinya kami harus menunggu lagi hampir selama 5 jam. Kesabaran kami sedang diuji kembali. Untunglah semua anggota rombongan menerima dgn senang hati ketika pihak garuda. Mengabarkan bahwa kita akan naik pesawat berbadan lebar boeing 747-400. Sebuah pesawat yang pernah saya tumpangi ketika dulu melaksanakan umrah ke ke tanah suci.
Selama 5 jam menunggu, saya tergelitik dengan petugas palang merah indonesia. Mereka berteriak lantang sambil menawarkan sumbangan pmi kepada para calong penumpang pesawat terbang. Hebat sekali mereka. Tetap tersenyum walaupun tdk banyak Org berhenti utk menyumbangkan sebagian rezekinya. Kesabaran mereka dalam menanti para dermawan perlu diacungi dua jempol.
Tak terasa waktu 5 jam berlalu begitu saja. Anak-anak sangat bergembira ketika pesawat yg akan kami tumpangi diumumkan. Kami pun segera masuk pesawat berbadan lebar boeing 747-400. Anak pertama saya intan segera mendokumentasikannya melalui kamera canon 1000d yang dibawanya. Narsis dulu akh!
- Omjay di depan PESAWAT Boeing 747-400
Bahagia rasanya berada di dalam pesawat besar ini. Jadi terasa pergi umrah lagi. Saya pun berdoa semoga tahun depan bisa pergi bersama keluarga ke tanah suci. Kesabaran ternyata berbuah kebahagiaan.
Salam blogger persahabatan
Omjay
https://wijayalabs.com
One thought on “Kesabaran Berbuah Kebahagiaan”