Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh hikmah. Banyak ceramah Ramadhan diberikan di bulan ini, dan disampaikan oleh para dai dan ustadz. Banyak hikmah diperlihatkan, dan banyak kisah dituliskan, diceritakan, dan difilmkan. Tidak terkecuali kisah keluarga kami. Dengan seorang istri dan dua orang anak menemani. Itulah mengapa saya ingin sekali bercerita tentang istriku dan bulan suci Ramadhan. Sebab banyak kisah dan cerita ingin kuceritakan kepada pembaca. Akupun mengambil judul “Istriku dan bulan suci Ramadhan”.
Selama bulan suci Ramadhan, istriku tak pernah lelah melayani kami semua anggota keluarganya. Setiap kali waktu makan sahur, pasti istriku akan bangun lebih dulu. Dia sudah sibuk di dapur menyiapkan makanan sahur. Selalu saja terhidang makanan lezat di meja makan keluarga. Begitupun sebaliknya, di saat waktu berbuka puasa. Pasti istrikulah orang yang paling sibuk di rumah.
Istriku memang pintar sekali memasak. Tak heran bila akupun menjadi doyan makan. Tubuhku yang dulu”langsing” kini menjadi “langsung”.Sebab istriku gak bisa “mengurusiku”. Istriku hanya bisa “menggemukiku” dengan berbagai masakan lezatnya. Hmmm, anda pasti akan mencoba masakan buatan istriku, dan akan ketagihan bila sudah mencicipinya. hehehe.
Itulah istriku dengan menu masakannya. Selalu saja ada inovasi baru yang dibuatnya. Farah queen akan kalah olehnya. Tak heran bila Intan dan Berlian keduaku anakku sangat suka masakan mamanya. Masakan istriku memang tiada duanya. Bila ada lomba memasak, pastiah istriku yang akan menjadi juaranya. hehehe
Aku bersyukur kepada Allah memiliki seorang istri yang pintar sekali memasak, Tiada hari tanpa masakan lezat terhidang di atas meja. Selalu saja ada makanan nikmat yang mengundang selera. Itu semua berkat kehebatan istriku dalam memasak. Dia mampu mengolah bahan makanan menjadi makanan yang sehat dan bernilai gizi tinggi. Tak salah bila aku sebagai suaminya selalu memujinya.
Selain pintar memasak, istriku juga pintar mengaji. Bila istriku sudah mengaji, suaranya indah sekali terasa di telinga dan masuk ke dalam hati. Istriku mampu membaca ayat-ayat suci Al -Qur’an dengan tartil. Jarang kutemui ada kesalahan membaca yang terdengar di telingaku.
Kulihat, bacaan qurannya di bulan suci ramadhan sudah hampir tamat. Itu kulihat dari pembatas buku yang diselipkannya di dalam Al-Quran yang dibaca istriku setiap harinya. Istriku selalu menyempatkan diri membaca kalam Ilahi.
Istriku dan bulan suci Ramadhan membuatku bersyukur diberikan seorang istri yang sholekhah. Dia mampu menjaga harta suaminya dengan baik, dan melayani kami semua dengan sepenuh hatinya. Tak pernah sedikitpun kudengar keluhan di bibirnya.
Semua pekerjaan rumah dikerjakannya dengan penuh keikhlasan hati. Kamipun saling berbagi pekerjaan di rumah sehingga pekerjaan ibu rumah tangga yang disandang istriku tak membuat istriku terlalu letih dan lelah. Sebab kami semua tahu pekerjaan ibu rumah tangga adalah pekerjaan yang tiada habisnya. Terima kasih istriku, dan mari kita gapai Ramadhan tahun ini untuk sama-sama meningkatkan kualitas diri.
Salam Blogger Persahabatan
Pingback: Syukur Terhening | CATATAN HATI | bijak.net