Bicara tentang pendidikan, maka kita akan berbicara sangat luas sekali cakupannya. Namun bicara soal pendidikan berbasis digital, kayaknya menarik dan membuat pikiran saya melayang jauh untuk melihat kembali apa yang sudah saya lakukan. Ikut berrkontribusi dalam pendidikan berbasis digital demi kemajuan bangsa di era globalisasi. Teknologi informasi (TI) telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat dunia, tak terkecuali di Indonesia
Pendidikan berbasis digital saat ini sudah mulai banyak digunakan oleh para praktisi pendidikan seperti guru dan dosen. E-learning adalah salah satu contoh dari produk pendidikan berbasis digital. Dengan pemanfaatan e-learning dalam pembelajaran membuat belajar tak lagi di dalam ruangan kelas, tetapi di luar kelas. Para guru dan dosen bisa menggunakan moodle atau blog sebagai media pembelajaran. Bisa juga menggunakan jejaring sosial seperti facebook dan twitter untuk berinteraksi dengan peserta didiknya.
Undang undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) menegaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Sisdiknas bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat , berilmu cakap, kreatif , mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Sebelum kita melangkah lebih jauh, kita defenisikan dahulu apa itu pendidikan berbasis digital. Pendidikan berbasis digital adalah pendidikan yang menggunakan media elektronik sebagai alat bantu untuk meningkatkan mutu pembelajarannya. alat bantu ini adalah produk dari Teknologi Informasi dan Komunikasi atau disingkat TIK. Dari produk TIK ini lahir TIK untuk pendidikan yang dapat dikembangkan menjadi jaringan internet dan intranet.
Pendidikan berbasis digital itu pada dasarnya sederhana. Kita bisa menggunakan media elektronik yang sederhana. Tak harus mahal, tapi sesuai dengan apa yang dibutuhkan. Contohnya, ketika seorang guru membutuhkan data siswa, maka data itu dapat diperoleh dengan cara-cara digital.
Lembaga riset dan analis Gartner bahkan memproyeksikan pada 2020 sekitar 60 persen lembaga pendidikan akan mentransformasi seluruh sistemnya secara online. Dengan demikian akan terlihat jelas bahwa pendidikan berbasis digital sangat diperlukan saat ini. Dengan 165 ribu sekolah dari tingkat SD hingga SMA dan 4.500 perguruan tinggi, Indonesia berpotensi besar untuk maju menuju sekolah era digital.
Dengan sistem operasi aopensource yang murah dan gratis, para guru dapat membuat jaringan intranet di sekolah dengan sebuah server yang dirakit sendiri sejhingga berbiaya murah. Untuk hal ini, seklah bisa berdiskusi dengan pakar internet pak Onno W Purbo melalui email onno@indo.net.id.
Digitalisasi pada sekolah memungkinkan setiap orang dapat berkomunikasi dan berinteraksi serta membangun jaringan dengan sekolah lain atau individu lain diseluruh dunia. Sedangkan jaringan kerja-sama bisa intra- sekolah ;meliputi siswa, orang tua siswa, guru-staf dan kepala sekolah. Ekstra sekolah hubungan jaringan kerjasama antar sekolah-instansi terkait dan dunia usaha. Oleh karena itu jaringan internet yang ada di sekolah diusahakan dengan kecepatan maksimal sehingga aksesnya cepat dan memudahkan kita saling berinteraksi dengan dunia luar.
Seiring dengan pesatnya perkembangan Information Communication Technology (ICT), sudah saatnya sekolah memanfaatkan ICT sebagai sarana pelayanan dan penopang kegiatan pendidikan di wilayah kerja masing masing. Sekolah dapat menyusun system informasi pendidikan dengan mudah dan praktis melalui program computer berbasis internet .
Dengan demikian sekolah dapat menerapkan aplikasi internet dengan sasaran peningkatan layanan prima pendidikan, terutama dari sisi waktu dan efektivitas. Sekaligus dapat mendukung System Informasi Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) tertutama dalam implementasi pembelajaran, manajemen kelas, mendukung monitoring, evaluasi, pelaporan, kebijakan strategis, perencanaan, penganggaran, dan kerja sama dengan pihak lain.
Ketika sekolah sudah men “digitalisasi” dirinya diharapkan semakin terus mengikuti perkembangan ICT sehingga dapat memberdayakan SDM dan Mutu siswa. Mengingat ICT memiliki dampak besar terhadap perubahan ekonomi, perilaku, struktur organisasi dan strategi yang diterapkan sekolah.
Pendidikan berbasis digital sebaiknya mampu menguatkan jaringan intranet sekolah lebih dahulu, baru kemudian jaringan internet. Dengan begitu, biaya akses internet dapat ditekan, dan sekolah dapat menikmati akses internet cepat dengan biaya murah. Kerjasama dengan pihak sponsor, tentu akan membantu sekolah dari sisi pembiayaan.
Pendidikan berbasis digital harus diimbangi dengan tersedianya SDM tenaga pendidik yang profesional, dan ini telah menjadi program dari organisasi ikatan guru TIK PGRI (IGTIK-PGRI) dalam pelatihan-pelatihan berbasis ICT, dimana guru harus melek internet dan mampu menulis. Bahkan saya telah mengajak para guru untuk memiliki blog sendiri. One Teacher, One Blog. Satu Guru, Satu Blog. emu blog guru terkoneksi ke jaringan elearning sekolah masing-masing.
Salam Blogger Persahabatan
Omjay
Pingback: Pendidikan Digital (Tulisan Omjay 8 tahun lalu) | Labschool Jakarta