Ahad, 27 Mei 2012 pak Munif Chatib hadir di Islamic Center Bekasi. Beliau memberikan materi Gurunya manusia. Menjadikan semua anak istimewa dan semua anak juara.
Saya diminta oleh panitia untuk mendampingi beliau sebagai moderatornya. Bagi saya ini sebuah sejarah dalam kehidupan saya sebagai seorang guru. Saya bisa duduk bersama satu panggung dengan pakar multiple intelegences di Indonesia.
Dalam presentasi awalnya, pak Munif mengingatkan kepada peserta bahwa seminar selalu luntur atau hilang paradigmanya karena tidak tahu caranya mempertahankan komitmen. Oleh karena itu, komitmen guru sangat penting untuk terus belajar dan memperbaiki diri. Harus disadari, unsur penting menuju guru profesional adalah kemauan guru untuk terus belajar.
Penulis buku best seller “Sekolahnya manusia dan gurunya manusia” ini sangat bersahaja dan sangat rendah hati sekali. Berada di samping beliau membuat saya serasa belajar langsung dengan maha guru yang sangat bijaksana melihat segala persoalan manusia.
Beliau mengatakan ada 3 kekuatan besar dalam pembelajaran guru, yaitu : paradigma, cara, dan komitmen. Ketiga kekuatan itu akan membuat guru selalu menemukan paradigma baru dalam pembelajaran, cara mengatasi masalah dalam pembelajaran, dan mampu tetap komitmen apapun tantangan dan rintangan yang ada di depan mata. Tantangan terbesar bagi seorang guru bukanlah orang lain, tetapi dirinya sendiri yang belum menemukan harta karun dalam dirinya.
Guru adalah seniman tingkat tinggi yang akan menemukan harta karun dari peserta didiknya. Di Hinduism kastanya Pandhita, guru harus mampu menjadi seniman tingkat tinggi. Dengan begitu mereka akan menjadi guru kreatif dan menginspirasi teman guru lainnya.
Runtuhkan penghalang, “Anak ini nakal, anak ini bandel”. Guru harus meruntuhkan penghalang itu dengan kalimat-kalimat positif dan membuat anak menjadi juara. Ayo pilih sekolahnya manusia, dan anak kita bukan robot.
Zaman sekarang kita perlu memotret kemampuan anak-anak yang seluas samudra. Cari potensi anak dan temukan harta karun yang ada di dalamnya. Guru harus menjadi penyelam ulung agar harta karun yang tersimpan di dalam samudra itu bisa diangkat ke permukaan.
Munif Chatib sangat mempercayai konsep “setiap anak adalah bintang”. Tidak ada anak yang tidak baik, dan tidak ada pula anak yang tidak pintar. Ketika kita memperlakukan anak sebagai bintang, maka akan lunturlah konsep-konsep negatif yang menempel dalam diri anak-anak kita. Ubahlah penilaian negatif kita menjadi penilaian positif.
Munif Chatib juga mengajak kita para guru dan orang tua untuk membuka 5 bingkisan terindah bagi anak, dan peserta didik kita. Kelima bingkisan itu adalah:
- Bintang
- Samudra
- Harta Karun
- Penyelam
- Bakat
Guru dan orang tua harus membuka kelima bingkisan itu agar anak menjadi juara. Bisa gak kita melihat anak kita semuanya juara, cerdas, menjadi bintang, apapun keadaannya itu? Setiap orang adalah Masterpiece.
Salam Blogger Persahabatan
Omjay
One thought on “Munif Chatib: Setiap Orang adalah Masterpiece”