Forum idekita mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Jakarta (UNJ), mengundang saya untuk menjadi pembicara dan memberikan materi dengan tema “menulis akses menuju eksistensi”pada Sabtu, 26 Mei 2012 di Aula Perpustakaan UNJ. Kegiatan ini diberi nama Planeducation 2012, yang di kop suratnya tertuliskan tema besar,” Buku, Kegalauan Guru, dan Masa Depan Bangsa”. Sebuah tema yang sangat menarik sekali untuk dibicarakan. Apalagi didiskusikan oleh teman-teman mahasiswa yang tergabung dalam kegiatan kemahasiwaan yang bernama forum ide kita.
Di dalam Term of Reference (TOR) yang diberikan kepada saya, panitia meminta saya memberikan materi yang berisi:
- Motivasi pendidik dalam mempertahankan keinginan menulis
- Panduan membuat dan mengembangkan tulisan kreatif
- Kendala yang dapat membuat tidak termotivasi menulis
- Hal-hal yang harus dipersiapkan untuk penulisan
- Simulasi menulis kreatif
Cukup kelimpungan juga saya mendapatkan TOR yang super ini. Saya takut tak bisa memuaskan audienceatau peserta yang hadir dalam kegiatan ini. Saya khawatir apa yang saya sampaikan sangat bertolak belakang dengan teori yang ada dalam buku-buku panduan menulis. Apalagi menulis kreatif versi saya yang sulit dicari referensinya. Mungkin para pakar ilmu menulis akan bilang saya ngawur. Tapi tak apalah ngawur karena benar akan jauh lebih baik daripada tidak berbuat apa-apa atau membuat akhirnya tidak mampu menulis. Sebab menulis menurut saya bukan hanya sebagai akses menuju eksistensi diri, tapi lebih dari itu.Menulis bagi saya adalah mencapai keabadian.
Setidaknya, bila besok saya dipanggil oleh sang pemilik langit dan bumi serta isinya, ada 8 buku yang sudah saya tuliskan. Saya membuat 3 buku pelajaran TIK untuk SMP, 1 buah buku pengayaan untuk siswa SMP, dan 4 buah buku motivasi untuk mahasiswa, guru, dan khalayak ramai. Kedelapan buku itu sudah beredar secara nasional, dan dapat anda lihat di blog pribadi saya di https://wijayalabs.com.
Sebagai seorang pendidik, saya harus memotivasi diri saya sendiri untuk mampu menulis. Keinginan menulis itu bukan hanya sekedar keinginan, tetapi langsung saya praktikkan. Saya menulis, dan membaca setiap hari. Ada bahan bacaan yang saya baca untuk mendukung tulisan saya. Jadi tidak asal tulis, dan kemudian saya sebarkan dalam dunia maya.
Motivasi yang kuat dalam mempertahankan keinginan menulis membuat saya menyusun sebuah buku untuk dibaca khalayak ramai, “Menulislah setiap hari, dan buktikan apa yang terjadi”. Isi Buku ini adalah merupakan kumpulan tulisan saya di kompasiana, dan blog pribadi saya lainnya di dunia maya. Dengan membuat buku tentang menulis, saya berharap ada panduan bagi para penulis pemula untuk mempertahankan keinginan menulis. Setidaknya saya sudah berbuat sekaligus mencontohkan pengalaman nyata saya, sehingga apa yang saya tuliskan bukanlah sesuatu hal yang teoritis, tetapi langsung praktik di lapangan dan lengkap dengan hasil yang didapat. Tak salah bila banyak blogger menuliskan resensinya secara sukarela seperti tulisan mbak Ani berta di sini. Beliau sangat terinspirasi setelah membaca buku yang saya susun, dan diterbitkan oleh penerbit indeks.
Menulis merupakan sebuah kegiatan yang sangat bermanfaat. Salah satu manfaat dari menulis adalah sebagai sarana pertukaran informasi yang efektif dan efisien. Lewat sebuah tulisan bisa didapatkan banyak orang yang menjadi pembacanya bandingkan bila kita hanya berbicara saja, informasi yang kita sampaikan hanya diterima oleh orang yang mendengar pembicaraan kita saja. Terlebih lagi tulisan adalah sebuah bentuk fisik sehingga dimungkinkan untuk diperbanyak dan memudahkan untuk disebarluaskan agar lebih banyak lagi orang yang membacanya.
Banyak sekali panduan membuat dan mengembangkan tulisan kreatif yang bisa kita dapatkan dari buku bacaan atau mencari informasinya di internet. Salah satu contohnya adalah tips jitu untuk mulai menulis yang dapat anda baca di http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2011/05/29/tips-jitu-untuk-mulai-menulis/ karya Mochammad Firdaus Agung.
Banyak kendala yang akan ditemui dan membuat anda tidak termotivasi menulis. Kendala terbesar yang saya alami adalah dari diri saya sendiri. Saya sudah memvonis diri saya tidak bisa menulis pada saat itu. Bahkan saya sempat dicemooh banyak orang dan diminta untuk berhenti menulis ketika saya mengeluarkan mantra ajaib saya, “menulislah setiap hari, dan buktikan apa yang terjadi”.
Bila kita tak tahan mental, dan tidak mau belajar dengan banyak membaca tulisan orang lain, maka anda tidak akan pernah mendapatkan tulisan yang berkualitas. Anda hanya menulis, tetapi tidak diimbangkan dengan proses membaca. Pada akhirnya orang akan bosan membaca tulisan anda yang itu-itu saja. Itulah sebuah kritikan yang saya alami sendiri ketika saya asyik hanya menulis tanpa membaca tulisan orang lain sebagai bahan referensi.
Motivasi menulis akan didapatkan ketika kita membaca karya tulis orang lain, dan akan lebih terasa bahagia bila kita dapat bertemu langsung dengan penulisnya. Apalagi bila di buku itu ada tanda tangan penulisnya secara langsung. Sesuatu yang sangat mahal sekali harganya. Tak akan bisa dibeli dari toko buku manapun yang ada di dunia. Kecuali, bila sang penulis memang sudah punya niat menandatangani langsung 5000 buku yang dicetaknya dari penerbit, hehehe.
Ada beberapa hal yang harus disiapkan oleh seseorang agar mampu dan mulai menulis.
Pertama, dia harus punya tekad dan kemauan yang kuat. Tanpa tekad dan kemauan yang kuat, mustahil kita bisa menulis sesuatu yang bisa menginspirasi orang lain. Dimana ada kemauan disitu ada jalan.
Kedua, banyak membaca. Pengertian membaca di sini bukan hanya buku bacaan saja, tetapi anda dapat membaca dan memperhatikan keadaan di sekitar. Dari situ anda akan menemukan inspirasi yang sangat orisinil. Apalagi bila anda terbiasa membawa catatan kecil untuk mencatat apa yang anda lihat atau baca.
Ketiga, menulis itu pada hakekatnya menyampaikan pesan. Jadi tulislah sesuatu yang sederhana saja. sesuatu yang mudah dimengerti oleh pembaca. Dengan begitu tulisan yang dibuat akan mengalir bagai air yang terjun dari atas ke bawah. Anda tidak akan pernah kehabisan ide dalam menulis karena menulis seperti layaknya kita berbicara.
Keempat, menulis itu sebuah keterampilan dan bukan bakat. Jadi bila anda ingin bisa menulis, ya banyak-banyaklah menulis dan terus berlatih menulis. Jangan malu bila ditertawakan orang, dan jangan ragu tulisan anda tidak dibaca oleh banyak orang. Terus saja menulis, dan rasakan manfaat dari apa yang dituliskan. Semakin banyak anda menulis, maka semakin banyak anda tahu kelemahan dan kekuatan anda dalam menulis. Tak ada seorang pun penulis yang kini jadi terkenal tanpa melalui proses menulis dan terus menulis. Jangan pernah berhenti untuk menulis bila anda ingin menjadi seorang penulis handal.
Aku membaca, karena aku ada. Aku menulis karena aku ingin berbagi dari apa yang telah aku baca. Tanpa terasa menulis akan membuatmu menemukan jalan menuju eksistensi diri. Teruslah berbagi, dan rasakan pahala yang terus mengalir dari apa yang anda tuliskan.
Salam Blogger Persahabatan