Sabtu pagi, 7 april 2012 saya berangkat ke markas kaskus di jl rasuna said kav 6 jakarta. Tidak sulit menemukan markas kaskus dan perjalananpun berjalan mulus.
Sesampai di kantor kaskus sudah banyak kompasianer dan kaskuser yg hadir. Mereka hendak melihat langsung para finalis stand comedy sesion 2. Ada beberapa wajah yg saya kenal, tapi ada juga wajah baru yg saya kenal. Sayapun bersalaman dengan mereka memperkenalkan diri.
Di kantin kaskus, kami menunggu. Sambil menikmati snack dengan kardus berwarna hijau dan bertuliskan komando. Teman-temen bilang ini adalah snack perusahaannya eko patrio. Sayapun lsg melahap habis snack yg terdiri dari roti brownis, lontong dan kue risol segitiga. Sambil menikmati kue itu, saya ditemani oleh mbak mela, admin kompasiana yg baru.
Sambil menunggu, saya baca di facbook, dan twitter tiket suju diserbu oleh penggemarnya. Wah ramai banget beritanya karena mereka gak kebagian tiket. Padahal harga tiketnya cukup mahal juga buat saya yg berprofesi sbg guru. Mending uangnya buat beli buku atau uang jajan kedua putri saya. Tapi, bila sdh sreg di hati, walaupun tiketnya mahal, tetap juga dicari. Sebab suju memang memikat hati. Terutama anak-anak remaja kita.
Kenapa kita tak menghebatkan diri sendiri saja? Seperti para finalis stand up comedy yang terpilih dari daerahnya masing-masing. Saya melihat para finalis stand up comedy adalah para anak muda yg tak kalah mutunya dengan suju. Hanya saja mereka blm dipoles dan memiliki marketing yang kuat dari group boyband asal korea ini. Mereka harus terus diasah dan mengasah diri dalam dunia komedi. Banyak menghibur orang dari banyolan-banyolannya yang segar. Itulah bentuk kreativitas seni tawa masa kini yg tidak hanya mampu mengundang tawa, tapi decak kagum para penontonnya.seperti apa yang kita tonton di malam final stand up komedi sesi 1 beberapa hari lalu.
Suju dan stand up comedy jelas berbeda. Suju bernyanyi sambil menari. Sedangkan stand up comedy lebih kepada menari kata dan kemampuan komedian dalam menyanyikan irama hati sehingga mampu mengeluarkan joke-joke yg segar. Mengundang tawa pendengarnya meskipun setengah mati sang komedian mencari kata dan merangkainya menjadi kalimat humor yg membuat orang terpingkal-pingkal dibuatnya.
Mulai dari penampilan kemal sampai irawan saya menemukan kreativitas masing-masing dalam mengembangkan tema yg ada menjadi tawa pemirsa yg lepas dan tak dipaksakan.
Seandainya para finalis stand up comedy ini lebih terkenal dari suju, mungkin akan sulit bertemu dengan mereka. Kita akan kesulitan bertemu dengan kemal, jessica, ari, gilang, gery, boris, dika, isman, ade, agung, yuli, dan irawan.
Saya menyaksikan satu persatu lawakan mereka. Entah kenapa masih ada yang belum sreg di hati. Mungkin jam terbang mereka yang membuat saya belum menemukan keunikan mereka secara utuh.
Kemal yang berwajah arab, dan jessica yang berwajah china membuat saya sempat kagum dengan penampilan mereka. Apalagi ketika jessica mengatakan kalau “memek” itu artinya merengek dalam kamus kbbi.
Ari wibowo yang banyak bicara seputar pengacara membuat saya bangga karena saya disebutnya sebagai anggota fpi. Mungkin karena wajah saya yang mirip habib riziq, hehehe.
Gilang bhaskoro yang selalu pakai beha dibelakang namanya mengundang tawa. Rambutnya yang kriting adalah efek dari terlalu banyak makan indomie. Maklumlah anak kost yg lebih suka indomie rasa rendang. Katanya orang bank itu keterlaluan pada para nasabahnya. Masa ballpoint aja pakai diikat pakai tali, seolah gak percaya sama nasabahnya. Padahal kita sbg nasabah percaya penuh pada pihak bank, hehehe.
Dika yang berasal dari kelompok pecinta vespa lebih banyak bercerita tentang geng anak vespa yang sangat perhatian, kreatif dan solider. Saya sempat tertawaketika mendengarkannya.
Masih banyak banyolan lain dari finalis stand up comedy yang lucu dari gery, borisn yuli, dan irawan. Mereka tampil dgn gayanya masing-masing.
Sewaktu melihat shooting penampilan yuli memperkenalkan diri, saya sempat mewawancarai komedian putri ini. Orangnya cantik dan berasal dari surabaya. Tepatnya dari malang. Namun gadis mungil ini ternyata berasal dari kalimantan timur.
Dari hasil wawancara itu saya menjadi tahu sedikit tentang proses perekutan finalis stand up comedy di berbagai daerah. Yuli ternyata lebih lucu di atas oanggung ketimbang diwawancara. Saya lihat joke-joke segar yang dikeluarkannya mampu memikat hati para penontonnya.
Akhirnya, tiket suju yang diserbu dan penampilan finalis stand up comedy sesi 2 membuat saya belajar bahwa tidak mudah mencapai kesuksesan bagi mereka yg ingin bergerak di dunia hiburan. Kreativitas tinggi dan imajinasi yg di luar kebiasaan membuat mereka hebat dan terkenal seperti panji dan raditya dika. Kini saatnya menghebatkan diri sendiri, dan tidak membuang energi percuma hanya untuk jumpa sang idola. Stand up comedy adalah salah satu kreativitas anak muda negeri ini untuk menghebatkan diri. Bagaimana menurut anda?
Salam blogger persahabatan
Omjay