KETIKA GURU RINDU PTK…(Bagian ke-1)
Oleh : Mubaroh,SPd.,M.Pkim
(Guru MAN Cianjur/Peserta Aktif pada Workshop PTK Balitbang Kemenag RI 2011)
Guru rindu PTK (Penelitian Tindakan Kelas) sebenarnya bukan hanya dirasakan oleh sekelompok guru yang belum pernah melaksanakan PTK, akan tetapi dimimpikan juga oleh semua guru yang sudah PTK sekalipun. Mengapa demikian ? Kemudian apa yang menjadi kendala sehingga sampai dirindukan atau sulit berjumpa dengan situasi yang dianggap layak sebagai langkah PTK? Beberapa point yang penulis dapatkan dari buku Mengenal Penelitian Tindakan Kelas Karya Wijaya Kusumah ini mungkin dapat menambah wawasan kita untuk mendekati langkah menuju PTK dan terus PTK.
Penelitian sebenarnya sangat baik jika memang kita rindukan, apalagi sebagai pegawai di lingkungan Kementerian Agama karena masalah penelitian di dalam Islam sangat diperintahkan oleh Al-Quran “Katakanlah (Wahai Muhammad) TELITILAH apa-apa yang ada di langit dan di bumi…(Q.S:Yunus:101). Makna kata TELITILAH sangat berbeda-beda kedalamannya dibenak setiap manusia. Akan tetapi tidak pernah menutup peluang untuk sebuah pengamalan dari kata TELITILAH itu, sehingga perintah Allah SWT yang satu ini (TELITILAH ..) dapat terus berkembang sesuai ketinggian Ilmu dan Teknologi di antara manusia. Bahkan semua bidang kehidupan, termasuk bidang pendidikan, pembelajaran, dan tindakan-tindakan di dalamnya.
Guru sebagai insan pilihan yang setiap hari bersama-sama dengan para siswanya tentu saja merupakan komponen dunia terpenting buat merekayasa masa depan lebih baik. Guru yang bekerja dilandasi seperangkat peraturan seperti PP RI No 74 Tahun 2008 Tentang Guru, menjadi sangat indah manakala tindakan-tindakannya dapat direncanakan, dilaksanakan, direkam ,direfleksi, dicatat, dan dilaporkan sebagai karya PTK-nya. Pentingnya penelitian ini karena banyak sekali manfaatnya terutama bagi guru di sekolah.
Beberapa diantaranya adalah PTK akan membuat guru menjadi lebih peka, dan tanggap terhadap dinamika pembelajaran, membuat kinerja guru meningkat dari konvensional menjadi profesional, diupayakan terus agar pembelajaran yang dilakukannya dapat memperbaiki proses dan hasil belajar, membuat guru menjadi semakin terasah kreativitas dan daya inovasinya dalam mengadopsi teori, metode dan teknik suatu pembelajaran bahkan lebih dari itu guru akan dapat menemukan potensi unik yang dimiliki oleh para siswanya. Dan tentu saja karena penelitian ini pada prinsipnya tidak pernah mengganggu proses pembelajaran.
Sedemikian indah dan pentingnya PTK, namun ironis karena di lapangan hal ini menjadi sangat langka bahkan akhirnya menjadi kendala bagi guru PNS dalam mengurus kepentingan akan kenaikan pangkatnya ( kompas, Jumat,27 Maret 2010). Kendala itu menurut Wijaya Kusumah disebabkan karena kemampuan guru dalam membuat KaryaTulis Ilmiah masih lemah, padahal Karya Tulis Ilmiah menjadi syarat naik pangkat ( Data BKN 2009, sekitar 1,4 juta guru yang berstatus PNS, umumnya berada di pangkat III/A – III/D yang jumlahnya mencapai 996.926 guru. Golongan IV ada 336.601 guru, dengan rincian golongan IV/A sebanyak 334.184 guru, golongan IV/B berjumlah 2.318 guru, gol. IV/C sebanyak 84 guru, & gol. IV/D ada 15 guru). Artinya dari “Ratusan ribu” guru golongan IV/A hanya “Dua-ribuan” guru yang beranjak ke IV/B ke atas (sekitar 0,7% saja)
Jika data-data tersebut menjadi bahan evaluasi bersama untuk mengetahui ada masalah utama apa yang perlu kita benahi, maka kita akan temukan bahwa khususnya dunia guru perlu terus ditingkatkan cara atau pengetahuan membuat proposal penelitian, menulis laporan penelitian, membuat makalah dari laporan yang sudah dituliskan, membiasakan diri membangun tradisi penelitian, menghindari “calo KTI” ketika akan mengurus kenaikan tingkat/golongan, tidak menjiplak begitu saja apa lagi merasa nyaman sebagai plagiator. (Bersambung).
Salam Blogger Persahabatan
Omjay
https://wijayalabs.com
Menulislah terus setiap hari dan perhatikan apa yang terjadi
One thought on “KETIKA GURU RINDU PTK…(Bagian ke-1)”