Selama 2 hari ini (6-7 Juli 2011) semua guru dan karyawan di lingkungan Labschool Jakarta Yayasan Pendidikan Universitas Negeri Jakarta (UNJ) diwajibkan mengikuti Lokakarya. Kegiatan lokakarya ini dilaksanakan di gedung auditorium Labschool Jakarta lantai 3.
Ada 2 pembicara yang memberikan pengetahuannya hari ini. Pertama Prof. Dr. H. Arief Rahman, M.Pd (Penasehat Labschool UNJ), dan kedua bapak Arvan Pradiansyah (Managing Director) dari Institut for Leadership & Life Management (ILM) Jakarta.
Saya akan membagi tulisan saya kali ini ke dalam dua bagian. Pertama akan saya sharingkan materi pak Arief yang luar biasa, dan kedua akan saya sharingkan materi Mas Arvan yang juga tak kalah luar biasanya dengan materi pak Arief. Bagi saya kedua nara sumber sangat baik dalam menyampaikan materinya. Oleh karena materi keduanya baik, maka saya ingin bagikan kepada anda teman-teman guru, dan semoga bermanfaat.
Judul materi pak Arief adalah membangun lembaga pendidikan yang sehat. Beliau memulainya dengan sebuah sesi tanya jawab yang mengundang para peserta yang hadir untuk aktif menyampaikan pendapatnya.
Pak Arief bertanya kepada guru bahasa Indonesia apa arti lokakarya, dan didapatlah jawaban yang aneka rupa tapi intinya sama. Ada yang mengatakan pertemuan ilmiah, tempat bertemunya para pakar, berpikir ilmiah yang berdasarkan teori ilmiah, pertemuan antar para ahli/pakar di bidangnya, dan lain-lain.
Pak Arief juga bertanya tentang arti karakter kepada para hadirin, dan beliau mengatakan bahwa karakter itu adalah ciri khas atau watak seseorang. Ciri khas itulah yang membuat orang itu ketahuan bohong atau jujur. Guru yang berkarakter sangat diperlukan saat ini.
Beliau meminta kami menuliskan pendapat tentang skala prioritas (mana yang lebih penting). Skala prioritas ini telah diteliti di 12 negara maju di bidang pendidikan.
Ada 10 pernyataan yang beliau tuliskan, dan kami diminta menilai yang paling penting dari 10 pilihan itu dengan memberi nilai 10 (sepuluh) untuk yang paling penting, dan seterusnya. Hal yang paling tidak penting (atau yang dianggap paling rendah kepentingannya diberi nilai 1 (satu). Kesepuluh pernyataan itu adalah sbb:
- Setia dan perhatian kepada persoalan pribadi sesama kawan ……….
- Disiplin yang sehat ……….
- Perhatian pimpinan terhadap masa depan karyawan dan guru ……….
- Menjamin kelangsungan saya bekerja ……….
- Kemajuan tempat bekerja ……….
- Kondisi/Fasilitas dari tempat bekerja ……….
- Gaji/pendapatan baik dan cukup untuk keperluan sehari-hari dan masa depan keluarga ……….
- Partisipasi seluruh karyawan dan guru dalam perkembangan tempat saya bekerja ……….
- Penghargaan atas prestasi kerja ……….
- Pekerjaan yang menarik dan menyenangkan ……….
Kami diminta mendiskusikannya ke dalam kelompok kecil, dan saling beragumentasi dengan pilihan tertinggi dan terendah yang kami pilih. Terjadilah diskusi interaktif di antara kelompok kami masing-masing. Kamipun dibatasi oleh waktu untuk mendiskusikannya. Ternyata sampai waktu berakhir, kami belum menemui kata sepakat untuk memilih urutan yang pas sesuai dengan pilihan masing-masing.
Pak Ariefpun akhirnya memberikan kami kunci jawaban untuk memberikan nilai skala prioritas. Bila kita tipe manajer, maka kita akan memilih kemajuan tempat bekerja (nomor 5) sebagai pilihan tertinggi (nilai 10). Sedangkan mereka yang bertipe Supervisor akan memilih penghargaan atas prestasi kerja sebagai pilihan tertingggi (nilai 10), dan bagi mereka yang memiliki tipe pekerja akan memilih gaji (nomor 7) sebagai pilihan tertinggi (nilai 10).
Dari skala prioritas itu, kami para peserta menjadi tahu di posisi mana kami berada. Di posisi Manajer, Supervisor, atau pekerja. Kami pun mendapatkan penjelasan yang gamblang tentang bagaimana caranya agar kita mulai beralih dari posisi pekerja ke supervisor dan dari supervisor ke manajer.
Terus terang saya mendapatkan pembelajaran penting dari skala prioritas ini, dan saya pun menjadi tahu mana yang paling penting dan harus saya kedepankan terlebih dahulu sebagai seorang pemimpin atau manajer. Dengan begitu saya bisa membangun lembaga pendidikan yang sehat. Itulah inti dari pesan yang disampaikan oleh pak Arief Rachman yang saya tangkap.
Pak Arief juga meminta kami untuk memilih 8 (delapan) faktor dari 13 (tiga belas) faktor yang membantu kesuksesan seseorang, yaitu:
- Prestasi
- Integritas
- Kecerdasan
- Fleksibilitas
- Konsisten
- Toleransi kepada ketidaksempurnaan
- Kedudukan
- Rasa tanggung jawab
- Kebersamaan
- Keadilan
- Kemauan belajar
- Kemampuan memperbaiki diri
- Ketangguhan keyakinan
Mendengarkan ceramah atau presentasi materi dari pak Arief sungguh menarik. Kami digiring untuk menemukan faktor yang tidak memuaskan, seperti:
- Kebijakan (policy)
- Supervisi (supervision)
- Kondisi (condisition)
- Hubungan (relation)
- Gaji (salary)
- Status (status)
- Jaminan (facilities)
- Kehidupan pribadi (personal-life)
Kami pun menjadi tahu faktor-faktor yang memuaskan untuk membangun lembaga pendidikan yang sehat yaitu:
- Prestasi
- pengakuan
- Pekerjaan
- Tanggungjawab
- Pengembangan
- Kemajuan
Oleh karena itu ada watak yang perlu dikembangkan untuk membangun lembaga pendidikan yang sehat yaitu:
- Fleksibel
- Keterbukaan
- Ketegasan
- Berencana
- Percaya diri/mandiri
- Toleransi
- Disiplin
- Berani ambil resiko
- Orientasi kepada masa depan dan penyelesaian tugas
- Bertaqwa.
Pak Arief menjelaskannya satu persatu dengan gamblang, dan membuat kami memahami arti pentingnya sebuah lembaga pendidikan yang sehat.
Pak Arief juga menambahkan bahwa Arah produk profesional masyarakat kerja yang sehat adalah:
- Kemajuan
- Kemandirian
- Kesejahteraan/kemakmuran
- Keadilan
- Kebijaksanaan
- Religius/kental keagamaan
- Kemerdekaan yang bertanggungjawab
- Keteraturan cara berfikir dan bekerja produktif dalam berkarya
- Memberdayakan diri secara optimal
Dari hal di atas, beliau menjelaskan bahwa tak ada manusia yang tidak saling membutuhkan (interdipendensi). Oleh karenanya, manusia dituntut untuk mampu bekerjasama dan berkolaborasi agar mampu menjadi masyarakat madani seperti apa yang pernah dilontarkan oleh Prof. Dr. BJ. Habibie ( Mantan Presiden RI).
Akhirnya, saya harus memberikan apresiasi kepada pak Arief Rachman yang enerjik, dan memberikan kami pencerahan baru di acara lokakarya tahun ini. Selalu saja ada yang baru dari tokoh pendidikan Indonesia ini, dan semoga apa yang beliau sampaikan menjadi energi kami di tahun ajaran baru ini. (bersambung)
Salam Blogger Persahabatan
Omjay
6 thoughts on “Membangun Lembaga Pendidikan yang Sehat (1)”