Bagaimana Caranya Bisa Menulis?

Seorang guru Bahasa Indonesia bertanya kepada Kakek Jay. Bagaimana caranya agar bisa menulis yang Enak dibaca? Pertanyaan itu muncul ketika Kakek Jay memberikan materi GURU IDEAL di SMP Perguruan Cikini, Menteng Jakarta Pusat, pada 29 Juni tahun 2011. Kakekpun pun langsung menjawabnya dengan mengatakan, ” Menulislah setiap hari dan perhatikan apa yang terjadi”.

Menulis bukanlah pekerjaan susah bila kita sudah terbiasa melakukannya. Hal yang susah adalah bila tulisan kita sudah berbau ilmiah. Kita mesti mencari acuan teoritis untuk mendukung apa yang dituliskan. Dengan begitu keilmiahan tulisan benar-benar berdasarkan data, dan fakta yang bisa dibuktikan kebenarannya.Itulah yang Kakek Jay rasakan ketika harus menyusun laporan Penelitian seperti tesis, dan disertasi.

 

Dalam rapat kerja guru di SMP Perguruan Cikini itu, Kakek Jay mengatakan bahwa Ki Hajar Dewantara  (tokoh pendidikan Indonesia) bisa terkenal sampai saat ini karena menulis. Banyak tulisannya dibukukan, dan pemikirannya sangat menginspirasi orang banyak hingga saat ini. Oleh karena itu, salah satu ciri guru ideal adalah dia sanggup menuliskan apa yang dikerjakannya, dan mengerjakan apa yang telah dituliskannya. Keteladanan, Kesabaran, dan Kejujuran menjadi suatu hal yang mutlak bila kita ingin menjadi guru ideal.

Agar para guru bisa menulis, sempatkan waktu setiap harinya untuk menulis. Dengan begitu, ada pesan yang dituliskan setiap harinya. Ada pemikiran dari dalam diri yang bisa ditularkan untuk orang lain. Hal itulah yang Kakek Jay lihat dari sosok Ki Hajar Dewantara yang hari kelahirannya dijadikan sebagai hari pendidikan nasional.

 

Kalau sekarang ini banyak guru tak bisa menulis ya wajar saja. Sebab menurut informasi dari Prof .dr. Fasli Jalal, wakil mendiknas pada kongres Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) di Asrama haji Pondok Gede yang saya ikuti sore harinya (setelah dari Percik), jumlah guru yang tidak mampu menulis cukup banyak. Khususnya mereka yang mentok di golongan IVA.

Lebih dari 625.000 guru belum bisa naik pangkat, karena terhambat oleh karya tulis ilmiah (KTI) yang belum dilaporkan, dan dituliskan oleh para guru. Sedih juga saya mendengar laporan pak wakil mendiknas ini. Saya pun menjadi terpicu untuk berbagi ilmu menulis kepada teman-teman guru.

Kembali kepada topik bagamana caranya bisa menulis? Untuk bisa menulis, Ya rajin-rajin saja menulis, dan belajar dari mereka yang sudah berhasil dari dunia tulis menulis. Dari situ akan anda dapatkan kesulitan, dan kemudahan menyatu menjadi satu. Dengan begitu, menulis menjadi sebuah tantangan tersendiri dan, pada akhirnya akan menjadi hobi. Saya belajar menulis secara otodidak, dan banyak belajar kepada mereka yang sudah hebat dalam dunia tulis menulis seperti kang Yudhistira, Teh Pipiet Senja, Mbak Linda Jalil, mbak Mariska Lubis, kang Pepih Nugraha, Budiman Hakim, dan lain-lain.

Cara jitu agar bisa menulis adalah tulislah yang ringan-ringan saja dulu. Misalnya tentang pengalaman pribadi, dan atau tuliskan apa yang sedang kita lakukan seperti Kakek Jay saat ini. Sambil menulis, Kakek Jay menemani Berlian (anak Kedua saya) makan siang. Dia lahap banget makan nasi sama bakwan. Kami membeli gorengan bakwan itu tadi pagi di tukang nasi uduk dekat rumah. Heeem…. lezat banget tuh bakwan. Kakek Jay pun ikutan melahapnya.

Jadi, menulis itu jangan pernah dianggap susah. Berpikirlah yang mudah-mudah saja. Bila alam bawah sadar kita mengatakan mudah, maka kitapun akan dimudahkan dalam menulis. Tetapi kalau belum-belum kita sudah mengatakan susah, ya pasti kesusahan atau kesulitan yang kita dapatkan. Ada saja segudang alasan yang datang tiba-tiba, dan menyebabkan kita tak mampu untuk menulis.

Menulis adalah pekerjaan semua orang. Semua orang pasti pernah menulis. Hanya isinya saja yang berbeda. Ada yang isinya super ilmiah, dan ada juga yang isinya alamiah seperti Kakek Jay ini.  Tulisannya mengalir begitu saja dan tanpa beban ketika menuliskannya. (padahal sih sebenarnya sambil promosi, hehehe).

 

Dalam bagian akhir presentasi di SMP Perguruan Cikini waktu itu, Kakek Jay sampaikan kepada teman-teman guru, bahwa menulis harus menjadi kegiatan rutin kita. Itulah, bila ingin menjadi guru ideal. Apalagi di tahun ajaran baru yang akan datang ini. Tentu kita harus menuliskan kembali administrasi pembelajaran seperti RPP, Silabus, Program Semester, dan Program Tahunan. Tentu kita melakukan itu tidak sekedar mengganti tanggal dan tahun saja, tetapi membuat administrasi pembelajaran yang jauh lebih baik lagi dari tahun-tahun sebelumnya dengan cara membaca, dan menuliskannya kembali.

Salam Blogger Persahabatan

Guru Blogger Indonesia

Omjay/Kakek Jay

Blog https://wijayalabs.com

by

Teacher, Trainer, Writer, Motivator, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, Simposium, Workshop PTK dan TIK, Edupreneurship, Pendidikan Karakter Bangsa, Konsultan manajemen pendidikan, serta Praktisi ICT. Sering diundang di berbagai Seminar, Simposium, dan Workshop sebagai Pembicara/Narasumber di tingkat Nasional. Dirinya telah berkeliling hampir penjuru nusantara, karena menulis. Semua perjalanan itu ia selalu tuliskan di http://kompasiana.com/wijayalabs. Omjay bersedia membantu para guru dalam Karya Tulis Ilmiah (KTI) online, dan beberapa Karya Tulis Ilmiah Omjay selalu masuk final di tingkat Nasional, dan berbagai prestasi telah diraihnya. Untuk melihat foto kegiatannya dapat dilihat dan dibaca di blog http://wijayalabs.wordpress.com Hubungi via SMS : 0815 915 5515/081285134145 atau kirimkan email ke wijayalabs@gmail.com atau klik hubungi omjay yg disediakan dalam blog ini, bila anda membutuhkan omjay sebagai pembicara atau Narasumber.

5 thoughts on “Bagaimana Caranya Bisa Menulis?

  1. desmiwati zubir

    kapan lo om Jay ke padang pariaman..
    guru di sana mau juga info om Jay dalam berbagi …
    guru harus pandai menulis…ditunggu lo om Jay..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.