Survei Ke Hutan Mangrove, Muara Gembong, Bekasi

Tim Survey Amprokan Blogger Berangkat Menuju Hutan Mangrove

Tim Survey Amprokan Blogger Berangkat Menuju Hutan Mangrove

Minggu, 5 Juni 2011 tim panitia amprokan blogger 2011 (AB2011) melakukan survei ke hutan Mangrove Muara Gembong, Bekasi Utara. Survei ini dilakukan untuk mewujudkan konsep acara AB2011 yang disampaikan oleh mas Amril (penasehat be-blog) dalam milis komunitas blogger bekasi (be-blog).

Omjay dkk di Perahu Sewaan Menuju Hutan mangrove

Omjay dkk di Perahu Sewaan Menuju Hutan mangrove

Kami pun berangkat untuk melihat dari dekat hutan Mangrove yang kurang terkelola dengan baik. Dengan melihat hotel  eh hutan Mangrove secara langsung, diharapkan para blogger di Indonesia menjadi lebih peduli dengan keadaan hutan kita yang berada di pinggir pantai.

Akibat Abrasi, rumah penduduk banyak yang hancur

Akibat Abrasi, rumah penduduk banyak yang hancur

Diharapkan pada acara amprokan blogger nanti (17-18 September 2011), kita lebih mengenal laut, dan hutannya yang harus dipelihara untuk menghindari abrasi dan tsunami. Lebih dari 3 km daratan kita  di Muara Gembong Bekasi habis terkikis oleh abrasi, dan kurangnya partisipasi masyarakat melestarikan hutan mangrove.

teman-teman tim Survey ke Hutan Mangrove Muara Gembong

teman-teman tim Survey ke Hutan Mangrove Muara Gembong

Kami berangkat dari Bekasi Cyber Park (BCP) Pukul 08.30. Bersama dengan tim survey yang terdiri dari Omjay, Yandi, Ilham, Yuli, Mas Lanang, Bang Komar, dan Mizwar.

Rombongan siap berangkat

Rombongan siap berangkat

Rombongan kami berangkat menyusuri jalan Bekasi Utara yang panjang dan berlubang. Rasanya jauh banget perjalanan ini, dan nampaknya panitia harus berhitung plus minusnya bila ingin menyelenggarakan acara amprokan blogger 2011 di lokasi yang jauh dari pusat kota ini.

yandi, mas lanang, dan Yuli

yandi, mas lanang, dan Yuli

Kami menempuh jarang sekitar 78 km dari Bekasi. Hal itu kami ketahui dari petunjuk batas kilo meter yang dipasang sepanjang jalan menuju Muara Gembong. Sekitar Pukul 14.00 rombongan kami tiba di Muara Gembong, Bekasi Utara. Kami dibantu oleh pak Amirudin dan pak Kesra untuk sampai ke lokasi Hutan Mangrove menggunakan perahu kecil.

Sekolah kejar paket C yang dikelola Bang Komar, cs

Sekolah kejar paket B dan C yang dikelola Bang Komar, cs

Sebelum kami menuju Muara Gembong, kami mampir dulu ke sekolah paket B dan C yang dikelola oleh Bang Komar Cs, di daerah Babelan Bekasi Utara. Saya kagum dengan para guru yang mau mewakafkan ilmunya untuk berbagi ilmu kepada teman-teman pemuda di daerah babelan Bekasi ini. Para pemuda di daerah ini memiliki semangat yang  tinggi untuk melanjutkan pendidikan.

Bang Komar dan Peserta Didiknya

Bang Komar dan Peserta Didiknya

Setelah memberikan sedikit motivasi kepada teman-teman di sekolah paket B dan C ini, kami langsung melanjutkan perjalanan dengan menggunakan mobil Avanza hitam (tahun 2010) yang dikemudikan oleh Mas Lanang. Sedangkan mobil Toyota pik up hiluk yang dikemudikan oleh bang Komar dititipkan di sekolah ini.

Omjay dan mas Lanang bersama dgn tim pengajar sekolah paket B dan C

Omjay dan mas Lanang bersama dengan tim pengajar sekolah paket B dan C

Bekasi Utara adalah daerah yang diusulkan oleh masyarakat asli Bekasi untuk dimekarkan menjadi kabupaten baru. Oleh karena itu, diperlukan SDM-SDM tangguh dan kuat agar Bekasi Utara siap menjadi kabupaten baru yang bertujuan lebih mensejahterakan masyarakatnya. Daerah ini terkenal dengan penghasil minyak terbesar dengan ratusan barel per harinya. Demikian menurut bang Komar yang menjadi Sekjen pemekaran Bekasi Utara.

Tim Survey Berangkat menuju Hutan Mangrove

Tim Survey Berangkat menuju Hutan Mangrove, Muara Gembong, Bekasi

Seumur hidup, saya baru kali ini ke daerah Muara Gembong. Tempat ini lebih dekat ke Tanjung Priok daripada ke bekasi kota. Dibutuhkan waktu sekitar 1 (satu) jam dari pelabuhan tanjung priok ke daerah ini. Masyarakatpun lebih suka bepergian ke Tanjung Priok daripada ke Pusat kota Bekasi.

Rombongan Tiba di Kawasan Hutan mangrove

Rombongan Tiba di Kawasan Hutan mangrove

Kami berhenti sebentar di kawasan hutan Mangrove ini, dan mulailah kami mengambil gambar untuk membuat video perjalanan kami, dan meminta pendapat dari pak Darman yang menjadi Guide kami ke lokasi. Teman-teman dari be-blog merasa tertantang untuk melihat lebih dekat kondisi hutan.

Banyak pelajaran penting kami dapatkan hari ini. Terutama tentang pembangunan daerah pinggir pantai yang kurang terjamah oleh pemerintah daerah kabupaten Bekasi. Kamipun semakin menyadari bahwa hutan di pinggir pantai sangat penting untuk menghindari abrasi dan menangkap gejala tsunami.

utan mangrove di Muara Gembong yang harus dilestarikan

utan mangrove di Muara Gembong yang harus dilestarikan

Terima kasih atas kepercayaan ketua komunitas blogger bekasi (Mas Aris Heru Utomo) yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk melaksanakan survey ini. Nampaknya perlu diskusi panjang untuk membawa pasukan blogger Indonesia ke lokasi hutan Mangrove yang menantang. Mari kita diskusikan pada rapat panitia, hari Rabu, 8 Juni 2011 pukul 19.00 WIB di Food Cort  BCP. Semoga banyak panitia AB2011 yang bisa hadir.

Pak darman menjelaskan tentang Kehidupan Masyarakat Muara Gembong

Pak Darman menjelaskan tentang Kehidupan Masyarakat Muara Gembong

Salam Blogger Persahabatan

Omjay

https://wijayalabs.com

by

Teacher, Trainer, Writer, Motivator, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, Simposium, Workshop PTK dan TIK, Edupreneurship, Pendidikan Karakter Bangsa, Konsultan manajemen pendidikan, serta Praktisi ICT. Sering diundang di berbagai Seminar, Simposium, dan Workshop sebagai Pembicara/Narasumber di tingkat Nasional. Dirinya telah berkeliling hampir penjuru nusantara, karena menulis. Semua perjalanan itu ia selalu tuliskan di http://kompasiana.com/wijayalabs. Omjay bersedia membantu para guru dalam Karya Tulis Ilmiah (KTI) online, dan beberapa Karya Tulis Ilmiah Omjay selalu masuk final di tingkat Nasional, dan berbagai prestasi telah diraihnya. Untuk melihat foto kegiatannya dapat dilihat dan dibaca di blog http://wijayalabs.wordpress.com Hubungi via SMS : 0815 915 5515/081285134145 atau kirimkan email ke wijayalabs@gmail.com atau klik hubungi omjay yg disediakan dalam blog ini, bila anda membutuhkan omjay sebagai pembicara atau Narasumber.

10 thoughts on “Survei Ke Hutan Mangrove, Muara Gembong, Bekasi

  1. Salam.
    Survey yg menarik.
    Mirip yang saya lakukan yahun lalu bersama mas Irfan dan mbak Ajeng.
    Tahun ini lebih menarik karena ada acara naik perahunya.
    Tahun lalu kendala u ke BekUt adalah alat angkut untuk membawa ratusan orang ke lokasi.
    Kalau naik livina 2 jam lebih, klau naik bis bisa dia kali lipatnya.

    Salam sehati

  2. Salam.

    Rupanya komentar saya melalui Ipad2 gak masuk ke sini ya?
    Mungkin masuk spam atau bisa juga tidak terupload dengan baik, karena saya nulisnya sambil otw ke Jakarta.

    Intinya, hari Rabu nanti kit arapatkan barisan untuk melihat plus minus acara ini. Terutama dari seksi tarnsportasi (Mas Irfan?), bagaimana memobilisasi ratusan orang ke lokasi acara.

    Atau ada model lain lagi, untuk menampilkan hasil survey ke peserta #AB2011.

    Salam sehati

  3. Dear AB2011,
    Salam kenal, dan urung nimbrung.
    Saya lahir di sebuah desa “Leuwi-Orok” Kec Parungkuda Sukabumi Jabar. Di belakang rumah saya ada kali mengalir jernih, tempat saya dan kawan-kawan seusia menghabiskan setengah hari sisa waktu pulang sekolah SD, untuk bermain dan berenang sampe sore sekitar tahun 60 an. Di sungai ini juga terkadang tempat kami memancing ikan bessama. Hobi berenang dan mancing ini terbawa samapi kini. Kebetulan ada rejeki, istri dinas di luar negeri, dan saya ikut mendampingi (turis=turut istri). Ceko dengan ibukota Praha, sama dengan kampungku saat kecil ada sungainya. Sehubungan dengan penyalurah hoby saya, ternyata untuk mancing tidak semudah berenang. Izin mancing oleh pemda akan di keluarkan per jengkal wilayah dan biaya relatif murah apabila sudah memiliki surat anggota club mancing. Nah surat anggota mancing ini dikelola oleh LSM yang biaya setahunnya tidak murah dan persyaratannya tidah mudah. Sekarang saya di Brusel sma saja dengan Praha. Maksud saya ide ini kenapa tidak diterapkan di Bekasi. Ini akan menjadi masukan yang potensial guna mendanai kegiatan semacam kegiatan anda diatas.
    Salam sehati.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.