Dalam kegiatan seminar hasil penelitian kompetitif penyelenggaraan pendidikan agama islam tentang PTK, ada 10 orang guru dari daerah di Indonesia yang diminta datang ke Jakarta untuk mempresentasikan hasil penelitiannya. Saya diminta untuk membaca, dan memberikan masukan tentang laporan hasil PTK yang sudah mereka buat.
Selain saya yang menjadi nara sumber, ada nara sumber lainnya yang diminta untuk mengoreksi hasil PK kesepuluh guru itu, yaitu bapak Prof. Dr. H. Abdul Azis Albone, M.Si (guru Besar UNJ), dan Drs. H. Soemanto, M.Pd (Peneliti Depag) dengan moderator bapak Dr. Hayadin, M.Pd dan Drs. Ahmaduddin dari Litbang Depag.
Ada sepuluh orang guru yang diminta mempresentasikan hasil PTK-nya, yaitu:
1. Tatik Pudjiani, S.Ag. M.Si (SMPN 1 Purworejo)
2. Drs. Aip Syahida (SMPN 99 Jakarta)
3. Wahyu, S.Ag, M.Pd.I (SMPN 6 Surabaya)
4. Eti Rosmayati, S.Ag (MTs Negeri I Tasikmalaya)
5. Zainul Anwar, S.Pd.I
6. H. Muh. Basri, S.Ag, S.Pd.I, MA
7. Afridal, S.Ag (Mts Negeri I Medan)
8. Ali Afandi, S.Ag, M.Ag.
9. Mambaul Ulum, S.Si (MTs Negeri Kediri II)
10. Yunita, S.Pd, M.Pd (MTs Negeri 2 Palembang)
Senang sekali bisa berbagi pengalaman dan pengetahuan tentang ilmu PTK kepada mereka. Hasil penelitian mereka sangat bagus sekali, walaupun masih ada perbaikan di sana-sini. Hal itu telah mereka sadari, karena keterbatasan-keterbatasan yang mereka miliki dalam menjalankan tugas sebagai guru.
Sebagai seorang narasumber PTK dan juga berprofesi sebagai guru, saya pun merasakan betapa nikmat dan indahnya melaksanakan PTK. Namun demikian, banyak tantangan dan hambatan yang kita temui di lapangan dalam pelaksanaan PTK itu. Di antara hambatan itu, seringkali kita tak memiliki kemampuan untuk menuliskan laporan PTK yang sudah kita lakukan. Kita terlalu asyik dengan action, dan melupakan research. Padahal dalam PTK yang dipentingkan adalah prosesnya, dan hasil pelaksanaan siklus yang harus bermakna dan harus ada kejelasan dan solusinya dalam pelaksanaan pembelajaran.
PTK adalah penelitian kualitatif, dan bukan kuantitatif. Prosesnya harus dijelaskan dengan cara deskriptif dan dijelaskan oleh guru dengan gaya bercerita, sehingga dapat dikatakan bila PTK itu adalah cerita guru yang telah berhasil melaksanakan proses pembelajarannya menjadi lebih baik dari sebelumnya. Oleh karenanya, PTK yang dilakukan haruslah sistemik yang dimulai dari atar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.
Intinya PTK ada di siklus. Setiap guru harus mampu merencanakan, melaksanakan, dan mengamati apa yang terjadi lalu melakukan refleksi diri. Semua hal yang dilakukan itu dicatat prosesnya dan dilaporkan dalam bentuk PTK, sehingga bisa dibaca oleh guru lainnya.
Akhirnya, kegiatan presentasi malam ini menyadarkan saya akan pentingnya PTK bagi guru agar dapat meningkatkan kinerjanya sebagai guru, dan meningkatkan mutu pendidikan. Dengan melakukan PTK para guru akan melakukan refleksi diri dan terus menerus memperbaiki cara mengajarnya dan menemukan inovasi baru dalam pembelajaran.
Salam Blogger Persahabatan
Omjay