Hari ini, 5 Oktober adalah hari ulang tahun Tentara Nasional Indonesia (TNI). Hari dimana setiap tahunnya prajutit TNI merayakannya. Ada rasa bangga kepada tentara kita. Mereka siap sedia membela negara kita dengan sapta marga dan sumpah prajuritnya. Sebagai keluarga besar TNI, dan besar dalam lingkungan TNI, khususnya TNI Angkatan Laut (AL) omjay mengucapkan dirgahayu TNI yang ke-65.
TNI lahir dari rakyat, besar untuk rakyat, dan berkorban untuk rakyat. Oleh karena itu, omjay sebagai rakyat mendukung penuh reformasi yang dilakukan oleh TNI agar menjadi lebih baik dan professional. Mampu menjalankan tugasnya dengan baik serta dilengkapi pula dengan system persenjataan yang memadai.
Tentara kita tak boleh kalah dengan negara lainnya. Apalagi dengan Negara tetangga kita. Bila kita sampai kalah atau keok, wilayah kita yang luas ini satu persatu akan diambil oleh Negara yang memiliki tentara dan persenjataan yang modern. Mereka akan mampu menguasai kelemahan lawan, sebab peralatan mereka sudah jauh lebih baik dengan system satelit dan radar yang mampu mengintai lawan dari jarak yang sangat jauh.
Saat ini, Indonesia membutukan tentara yang bukan hanya berbadan tegap, tetapi mampu berpikir cerdas dalam suasana cepat. Melakukan tindakan kilat sehingga lawan akan lari tunggang langgang dengan strateginya yang jitu. Indonesia harus memiliki tentara hebat dan kembali dijuluki sebagai macan Asia.
Sebagai seorang guru yang sudah melihat para peserta didiknya berhasil menjadi tentara, omjay sering bertanya kepada mereka. “Apa yang akan kau berikan untuk bangsa dan negaramu setelah menjadi tentara?” Lalu mereka menjawab dengan gagahnya dan membuat hati ini berdecak kagum dan bangga kepada mereka. “Saya akan serahkan jiwa raga saya untuk kejayaan Indonesia”.
TNI sekarang ini tidak lagi seperti dulu pada saat jaman kemerdekaan. Dulu kita tahu siapa musuh kita. Kita tahu kepada siapa bambu runcing diarahkan. Kita pun tahu bahwa penjajah harus diusir dari bumi Indonesia. Tetapi kini, jaman sudah berubah, TNI harus mengikuti perkembangan cepat seiring dengan bergeraknya roda politik di negeri ini.
TNI harus netral dan tidak berpihak kepada kepentingan politik manapun. Keberadaannya harus menjadi soko guru bagi profesi lainnya. TNI harus mampu mengawal negeri ini dari kehancuran. Merajut nusantara yang terdiri dari beribu pulau dan beraneka suku bangsa.
TNI tak boleh lengah menjaga keutuhan nusantara dan harus siap sedia menjaga keutuhan wilayah Indonesia, dari Sabang sampai Merauke. Oleh karena itu, keberadaan TNI di setiap daerah wajib didukung sebab mereka harus senantiasa berada dekat dengan rakyat. Mereka harus menyatu dengan rakyat dengan segala problematika yang dihadapinya.
Namun sayang, keberadaan TNI kita kurang didukung oleh peralatan modern. Masih banyak peralatan kuno yang dimiliki oleh TNI dalam melaksanakan operasionalnya di lapangan. Kita tentu masih melihat alat-alat tempur TNI yang sudah berumur. kekuatan TNI kita masih lemah, dan ini harus terus diberdayakan dan jangan dibiarkan.
Bila hal itu terus dibiarkan, saya khawatir TNI kita menjadi TNI yang lemah dalam hal sistem persenjataan yang modern. Sebab saat ini kita dihadapi bukan hanya perang phisik saja, tetapi juga perang persenjataan dari negara tetangga lainnya. Kita tak bisa hanya mengandalkan peralatan seadanya untuk menggempur musuh. Banyak negara yang telah memiliki kelengkapan persenjataan yang modern dan membuat kita berdecak kagum.
Memang, di masa kemerdekaan dulu, bambu runcing mampu mengalahkan senjata api modern. Memang di jaman pak karno dulu tentara kita menang melawan penjajah meski peralatan perang terbatas. Tetapi kini, di saat-saat teknologi tinggi memiliki peran penting, kita tak bisa hanya mengandalkan otot semata, kecerdasan otak jelas harus dimiliki oleh seorang tentara.
Kita bisa belajar, bagaimana perang antara Irak dan Amerika Serikat. Tentara Amerika yang didukung oleh teknologi tinggi, mampu dengan cepat menaklukan Irak.
Para petinggi negeri, presiden dan DPR harus mampu memberikan dana besar untuk TNI kita. Anggaran TNI harus besar. Anggaran itu bukan digunakan untuk berperang mencaplok negara tetangga, tetapi anggaran itu digunakan untuk mendukung TNI dalam menjalankan tugas profesionalnya dengan baik. Menjaga wilayah Indonesia dari ancaman musuh.
TNI angkatan laut, harus diberi peralatan tempur yang memadai. Kapal perang yang bagus dan hebat harus dimiliki oleh tentara angkatan laut kita. Luasnya laut Indonesia yang lebih luas dari daratannya mengharuskan TNI AL bekerja lebih baik dengan sarana dan prasarana modern. Begitupun dengan angkatan udara kita. Pesawat-pesawat tempur harus kita miliki. Kita pun harus mendidik para penerbang muda agar mampu menerbangkan pesawat tempur dengan persenjataannya yang modern. Kecelakaan pesawat terbang TNI AU belakangan ini membuat kita belajar, bahwa pesawat kita sudah dimakan usia.
Sementara itu, angkatan darat harus mampu menjadi pasukan infantri yang menjaga perbatasan wilayah kita dengan penuh kesiap siagaan. TNI AD harus menjadi tentara profesional yang mampu menyerang lawan dengan cepat, dan dengan gerakan tak terlihat. Cepat menggempur musuh yang ingin menguasai ibu pertiwi. Pasukan kopasus, dan Kostrad harus terus dilatih agar menjadi pasukan elit dari TNI AD.
TNI kita adalah TNI dambaan rakyat. Dia harus besar seiring dengan harapan rakyat. TNI tak boleh digiring untuk kepentingan-kepentingan kelompok tertentu.
Di jaman orde baru, kita telah melihat bagaimana TNI diperalat oleh rezim orde baru untuk mempertahankan kekuasaan. Kini di jaman reformasi sekarang ini, TNI harus netral dan berani menindak pemimpin yang tak berpihak kepada kepentingan rakyat. Sudah selayaknya TNI menjadi pengayom rakyat.
Dirgahayu TNI-ku, dan kami bangga memiliki tentara sepertimu. Teruslah berlatih dan berlatih. Lebih baik mandi keringat di saat latihan daripada mandi darah di Medan pertempuran. Bravo tentaraku. Karena engkau Indonesia Jaya.
NB: Kupersembahkan tulisan ini untuk para peserta didikku yang telah mencapai cita-citanya menjadi tentara nasional Indonesia.
Salam Blogger Persahabatan
Omjay