Peningkatan Kompetensi Mengajar Melalui Konsep Metaforming

Dalam postingan saya terdahulu, saya sudah mempostingkan tentang Cara Meuju Berpikir Ilmiah yang telah disampaikan oleh bapak Prof. Dr. H. Arief Rachman, M.Pd. Kali ini saya akan melanjutkan kepada materi ibu Prof. Dr. Conny R. Semiawan yang berhubungan dengan konsep metaforming.
 
Dalam presentasi Ibu Conny, beliau memulainya dengan materi Pengembangan Learning Environment dimana guru harus mampu membuat lingkungan belajar yang mengundang. Oleh karena itu, guru harus bisa mengembangkan kreativitas anak dari satu tujuan. Mampu mengubah mind set (cara berpikir)/struktur otak anak untuk mampu mengembangkan berpikir secara kreatif peserta didiknya.
 
Metaphorming berasal dari transcending yang mampu membuat peserta didik berpikir tentang kata-kata untuk mencapai tujuan dan bermanfaat dalam proses mengkaji, meningkatkan pengalaman belajar, meningkatkan komunikasi, dan mencari cara baru untuk menemukan sesuatu.
 
Dalam pembelajaran harus ada umpan balik sehingga terjadi proses dua arah, dimana guru memberi, dan siswa menerima materi. Namun, dalam pelaksanaannya sering terjadi hanya satu arah saja, dimana guru terlalu asyik memberikan materi dan siswa sibuk dengan dirinya sendiri. Tak terjadi umpan balik, dan proses pembelajaranpun hanya satu arah. Hal itulah yang sering terjadi pada sekolah-sekolah kita.
Setiap manusia memiliki potensi unik. Potensi itu bisa lebih dari satu karena setiap manusia adalah pribadi yang berpikir, memiliki keyakinan, dan berkebutuhan. Sehingga wajar saja bila manusia dalam hidupnya memiliki ciri khas untuk melakukan umpan balik di antara sesama manusia. Manusia mampu menjelajahi dan membuat hubungan sehingga antara satu hubungan dengan hubungan lainnya saling berkaitan.
Sebagai contoh:
Dari kata yang bersifat alfabetis (abjad) manusia mampu menghubungkan satu kata dengan kata yang lainnya sehingga bisa saling berhubungan,  seperti kata-kata di bawah ini:
  • A= Akhlak
  • B= Budi Pekerti
  • C= Cerdas
  • D= Disiplin
  • E= Empati
  • F= Fleksibel
  • G= Genius

Dari kumpulan kata-kata di atas, mampu membentuk hubungan antara kata satu dengan kata lainnya sehingga mengandung arti yang bisa dipahami oleh sesama manusia itu sendiri yang melakukan umpan balik.

Mengapa Kita Harus Berpikir Kreatif?

Pertanyaan itulah yang disampaikan Prof Conny dan membuat kami berpikir keras untuk menjawabnya. Dari jawaban-jawaban itu, ternyata ada persamaan yang dimiliki oleh manusia dan ada perbedaan. Banyak persamaan dan ada pula perbedaan. Hal itu dipicu oleh cara berpikir manusia yang divergen dan konvergen.

Dalam konsep berpikir divergent, dari satu pertanyaan akan menyebar menjadi beberapa jawaban yang semuanya benar dan saling berhubungan, sedangkan dalam konsep berpikir konvergent, dari beberapa pertanyaan yang ada akan menyatu menjadi sebuah jawaban yang sama. Intinya adalah divergent menyebar, dan konvergent menyatu.

Dalam konsep berpikir divergent dan konvergent harus ada keseimbangan dimana manusia menyadari kapan dia sebagai makhluk sosial dan kapan manusia itu sebagai makhluk individual.

Prof Conny mengatakan bahwa setiap anak atau individu dilahirkan dengan banyak potensi, dan setiap anak akan memiliki perbedaan potensi itu. Guru harus mampu mengembangkan potensi unik itu. Di sinilah konsep metaphorming berperan dalam menyatukan kata menjadi bermakna. Seperti ulat yang berproses menjadi kepompong lalu menjelma menjadi kupu-kupu yang indah.

Contoh dari metaphorming adalah sebagai berikut:

  • Buah
  • Apel
  • Apel Malang
  • Hijau
  • Asam
  • Jus
  • Sehat
  • Pintar

Dari kedelapan kata di atas, bila digabungkan akan menjadi satu hubungan yang saling terkait antara satu kata dengan kata lainnya. seperti contoh di atas, dimana dari macam-macam buah ada buah apel yang bernama apale malang. warnanya hijau, dan rasanya asam. Apel ini enak untuk dibuat jus, dan manusia akan menjadi sehat kalau sering meminum jus apel. Bukan hanya sehat, manusia pun menjadi pintar karenanya.

Konsep metaphorming sangat bagus diterapkan dalam pembelajaran. Para guru diharapkan mampu membuat connection atau keterkaitan analog, simbol, visualizing, role playing, hypotherizing, analizing, creative, operation standar (COS).

Contoh soal:

1. Pelabuhan – Otak – Perpustakaan

Akan menjadi kata yang bermakna sama, dimana pelabuhan adalah tempat berlabuhnya kapal, Otak adalah tempat menampung berbagai informasi, dan perpustkaan adalh tempat dimana banyak buku-vuku disimpan.

2. Manusia kerdil – manusia raksasa

Akan menjadi bermakna sama bila kita memandangnya sebagai manusia yang memiliki tinggi kurang untuk manusia kerdil dan tinggi lebih untuk manusia raksasa.

Nampaknya akan panjang sekali materi ini saya tuliskan, karena masih ada dua pertemuan lagi, maka akan saya sharingkan kembali setelah mendapatkan materi tambahan itu. Mohon bersabar menunggu.

 

Salam Blogger Persahabatan

Omjay

https://wijayalabs.com

 

 

 

 

by

Teacher, Trainer, Writer, Motivator, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, Simposium, Workshop PTK dan TIK, Edupreneurship, Pendidikan Karakter Bangsa, Konsultan manajemen pendidikan, serta Praktisi ICT. Sering diundang di berbagai Seminar, Simposium, dan Workshop sebagai Pembicara/Narasumber di tingkat Nasional. Dirinya telah berkeliling hampir penjuru nusantara, karena menulis. Semua perjalanan itu ia selalu tuliskan di http://kompasiana.com/wijayalabs. Omjay bersedia membantu para guru dalam Karya Tulis Ilmiah (KTI) online, dan beberapa Karya Tulis Ilmiah Omjay selalu masuk final di tingkat Nasional, dan berbagai prestasi telah diraihnya. Untuk melihat foto kegiatannya dapat dilihat dan dibaca di blog http://wijayalabs.wordpress.com Hubungi via SMS : 0815 915 5515/081285134145 atau kirimkan email ke wijayalabs@gmail.com atau klik hubungi omjay yg disediakan dalam blog ini, bila anda membutuhkan omjay sebagai pembicara atau Narasumber.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.